Part 9

5.9K 336 8
                                    

Happy Reading....



Richard Pov

Aku menatap wajah cantiknya, ya Marie memang cantik dan aku suka. Hanya suka dan tak lebih. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Aku berusaha mendekatkan diri dengan Marie, lelaki normal mana pun pasti kejantanannya akan berdiri jika berdekatan dengan gadis cantik bukan?

Kami berjalan jalan mengelilingi kota dan sore hari kami pulang. Aku berpura-pura letih dan memejamkan mataku. "Rich.. Kau sudah tidur?" bisik Marie dan aku membiarkannya. Tak lama dia pergi keluar kamar, aku mengusap kejantananku dan memikirkan Jessey. Kejantananku kembali berdiri. Ya Tuhan apa ini kutukan? Apa Jessey memberiku sugesti yang begitu mempengaruhiku? Besok aku harus menemui Jessey, aku akan meminta penjelasan padanya. Apa yang dia lakukan padaku??!!

Aku menatap Jessey yang aku pindahkan ke divisi kearsipan, dia tak menyadari kehadiranku. Aku mendekatinya dan dia menoleh, mata birunya menatapku. "Mr Turner.." ucapnya dan entahlah, aku menarik tubuhnya, mendorongnya ke rak buku dan melumat bibirnya. Aku ingin merasakan ciumannya, benarkah aku gay? Benarkan kejantananku akan berdiri jika mencium lelaki lagi. "Oh sabar Richie.." erang Jess dan aneh, aku tak merasa jijik dengan erangannya.

Aku melepaskan pagutanku dan menyentuh kejantananku yang sudah menegang sempurna. "Apa yang kau lakukan padaku Jess?" tanyaku dan pria itu malah menatapku dengan tatapan tak terbaca.

Aku memukul meja hingga tanganku berdarah. "Itu takkan merubah apapun." ucap Jess. "Kau apakan aku Jess!" teriakku dan dia malah tertawa menyebalkan. "Aku tahu, you will come to me, baby.." ucap Jess lalu mendorongku sehingga tubuhku menempel di dinding, Jess melepaskan sabuk dan menarik celanaku hingga paha dan sesuatu yang hangat dan basah menetes di belahan  bokongku. "Kau akan menyukainya.." bisik Jess membuatku meremang dan benda lembut, panjang, keras dan tumpul melesak masuk kedalam sana. "Jess..." desahku pasrah.



Marie Pov

Usia pernikahanku sudah menginjak tiga bulan dan Richard tak pernah menyentuhku. Readers bukannya aku jalang, wanita yang haus sentuhan. Tapi memang wajar bukan jika sepasang suamu istri melakukan hal yang lebih intim?

Aku tak mendapatkan malam pertamaku dan sentuhan pertama dari suamiku. Aku menghela nafas lelah, aku lebih baik menyibukan diriku dengan bekerja. Aku tak mau otakku berubah mesum dan aneh. "Marie.." sapa Andre dan aku melihat ke arahnya. "Hai.." sapaku dan dia tersenyum lembut. "Bagaimana?" tanya Andre menanyakan pekerjaanku waktu itu. "Sudah beres dong!" ucapku bangga dan Andre tertawa. "Baguslah, aku ingin lihat!" ucapnya dan kami pun pergi ke ruanganku.

Kami membahas proyek kami dengan lancar. Entahlah Andre begitu supel dan enak di ajak bertukar pikiran. "Apa serius kau sudah menikah?" tanya Andre membuatku terkejut. "Kenapa kau tanyakan itu?" tanyaku penasaran. Andre tersenyum nakal. "Aku tahu mana yang perawan dan  tak perawan" ucap Andre vulgar membuat wajahku terasa panas. "Kau jangan asal tebak!" ucapku sinis dan Andre tertawa keras. "Berarti benar kau masih perawan!" ucap Andre. "Apa buktinya?" tanyaku asal dan Andre menatapku dengan tajam, tangan besarnya mengusap pipiku. "Kau menginginkanku Marie?" tanya Andre membuat jantungku berdegup kencang.

Aku menepis tangannya. "Jangan kurang ajar kau Sullivan!" desisku dan Andre terkekeh. "Aku cuma becanda!" ucap Andre cepat lalu kembali fokus pada berkasku. Aku terus menatapnya sambil berfikir, kenapa Richard tidak mau menyentuhku?

Andre menatapku lagi  dan memelukku. Aku pun menangis di pelukannya. "Kau jangan sedih, banyak alasan kenapa pria tak menyentuh wanitanya..." ucap Andre membuatku penasaran. "Apa?" isakku sambil menhirup aroma tubuhnya yang lembut. "Pertama mungkin dia gay, yang kedua dia gay dan yang ketiga ya dia gay!"ucapnya menyebalkan  dan aku pun langsung menonjok dadanya.

Andre tertawa senang dan aku benar-benar marah. "Kau menyebalkan sekali Andre!" jeritku. Andre terjatuh ke sofa secara terlentang lalu menarik tubuhku hingga aku meniduri tubuhnya. Kami berpandangan satu sama lain, aku menatap mata indah Andre yang lembut.

Andre mengusap pipiku dan tak terasa air mataku terjatuh kembali. Andre mendekapku. "Mungkin Ricard sibuk, dia sedang ada masalah, kedua Richard tak mau menyakitimu karena malam pertama bagi seorang perawan akan sangat menyakitkan.. Yakinlah, perasaan Richard begitu lembut dan mencintaimu.." bisik Andre lembut  Aku mengangguk pelan dan Andre mengecup pucuk kepalaku. "Thanks Andre.." bisikku dan dia hanya mengguman.

Mungkin Andre benar, aku terlalu sensitif karena sikapku. Mungkin Richard melihatku kelelahan sehingga dia kasihan dan tak mau membuatku kelelahan dan sakit drngan emenyentuhku. Aku bangkit dari tubuh Andre karena aku merasa sesuatu mengganjal di perutku dan aku merasa tidak nyaman. "Kenapa?" tanyaku aneh melihat tatapan Andre yang penuh gairah. "Milikku berdiri Marie.." bisiknya sambil mengelus celananya dan aku pun melempar Andre dengan bantal kursi. Oh menyebalkan kau Sullivan!!


Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now