Part 8

5.3K 320 6
                                    

Happy Reading.....

Richard Pov

Aku menatap Marie yang sudah mengenakan gaun tidur berwarna putih. "Kemarilah.." pintaku sambil menarik tangannya dengan lembut. Marie tampak gugup dan aku tersenyum gemas melihat Marie. Dia selalu tampak cantik dari pertama aku melihatnya.

Aku menyentuh pundaknya. "Rich..." gumannya. "Kita istirahat, kau tampak kelelahan.." bisikku lalu mengecup bibirnya sekilas dan memeluknya. Entahlah, ada perasaan aneh yang menjalar di hatiku. Aku takut Marie mengetahui bahwa lubang belakangku pernah di masuki. Apa Marie akan menerima aku apa adanya? Aku pernah di perkosa oleh gay!

Aku mengerjapkan mataku, Marie tampak tertidur pulas di pelukanku. Aku termenung, apa aku mencintai Marie? Kenapa aku menikahi Marie? Mungkin ini adalah kesalahan terbesarku, aku menikahi Marie karena aku ingin membuktikan pada Jessey bahwa aku bukan gay.

Apa aku gay? Aku menyelipkan tanganku dan meraba payudara Marie, meremasnya dengan lembut. Membalikan tubuhnya dan mulai mencium payudaranya. Namun apa yang aku rasa? Aku tak merasakan apa apa!

Kejantananku tak berdiri sama sekali, apa aku impoten? Aku harus tahu, apa yang terjadi dengan diriku. Aku mencari ponselku, berselancar untuk mencari film porno. Mungkin aku butuh pemanasan sebelum menyentuh istriku.

Aku melihat film gadis Asia dengan pria Arab, pria Amerika dengan gadis Jepang, oh kenapa aku tak merasa bergairah juga? Aku melihat lelaki berciuman dengan lelaki. Awalnya aku jijik namun setiap gerakan mereka tampak berbeda. Aku mulai merasakan kejantananku berkedut, aku menyentuhnya dan dia berdiri!!

Ya Tuhan, apa aku gay? Aku mematikan ponselku dan menatap Marie yang masih terlelap tidur. "Apa yang harus aku lakukan?" gumanku cemas.

Aku segera pergi  ke kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan air hangat. Apa aku sudah tak waras? Aku jadi teringat dengan kata-kata laknat Jess. Aku adalah gay, aku di takdirkan seperti itu dan aku tetap tak terima. Aku bukan gay, aku lelaki normal!!

Marie Pov

Aku mengerjapkan mataku, aku menatap ke sampingku. Rich sudah tak ada di sampingku, aku duduk dan menyentuh gaunku yang sudah terbuka. Apa Richard menyentuhku semalam? Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Aku tahu Richard memang seorang yang perfeksionis, dia sedang menghabiskan waktunya dengan alat gym. "Kau tak lelah?" tanyaku dan Richard tersenyum lalu menggeleng. "Aku sedang bersemangat Marie.." ucapnya sambil terus memukuli samsak. Aku tersenyum. "Mau sarapan apa?" tanyaku dan Rich menghentikan kegiatannya. "Hmm... Susu saja." ucap Richard dan aku hanya mengangguk.

Aku memberinya segelas besar susu. "Thanks.." ucap Rich  dan aku tersenyum. "Marie, boleh besok aku bekerja kembali?" tanya Rich membuatku terkejut, namun aku menutupinya.. "Aku tak bisa meninggalkan perusahaanku." ucapnya memberi alasan. "Aku mengerti, daddy juga workaholic sepertimu." ucapku sambil tersenyum dan Rich tampak merasa lega.

Rich mengecup keningku. "Kita jalan-jalan, aku ingin membahagiakanmu hari ini.." ucapnya dan aku mengangguk. Kami pun pergi ke suatu tempat dimana hanya ada aku dan Rich. "Kau aneh.." ucapku sambil melihat ke bawah gedung. "Aku suka sesuatu yang privasi seperti ini Marie.." ucapnya. "Hmm... Just you and me?" tanyaku dan Rich mengangguk.

Ya, Richard menggajakku ke atap restoran Turner yang bernama Magdalena. Aku tak tahu jika atap ini merupakan ruang privasi keluarga Turner. Richard benar-benar memanjakanku dan mencoba membuatku bahagia.

Sebenarnya aku bahagia, namun aku merasa ada sesuatu yang ganjil dalam diri Richard. Dia seperti menutupi sesuatu dariku dan semakin hari aku semakin merasakannya. Ada apa  dengan Richard? Aku seperti tak mengenal lagi pria di hadapanku ini.

Aku mendekatkan tubuhku padanya lalu mengecup pipinya dengam lembut  Richard tampak terkejut namun segera menutupinya dengan senyumab dan membalas menciumku dengan lembut. "Apa kau mencintaiku Rich?" tanyaku untuk memastikan. "Tentu.. Tentu saja aku mencintaimu Marie.." ucap Richard lembut sambil menyentuh rambutku lalu mengecup keningku. "Kenapa kau tanya itu?" tanya Richard.

Aku menggelengkan kepalaku, ah mungkin ini hanya perasaaku saja. Richard tak mungkin menutupi sesuatu dariku, Richard pria normal yang sempurna dan aku yakin Richard mencintaiku  Jadi apa lagi yang kau ragukan? Dia sudah resmi menjadi suamiku berarti dia normal dan itu bukan masalah buatku. Aku menghela nafas, kenapa pikiranku menjadi kacau seperti ini?




Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now