"Emangnya lo keliatan? Enggak kan? Udah ikut aja." Ucap Saskia dan langsung menarik tangan Juni menerobos keramaian.

"Misi-misi," ucap Saskia dan Juni bersamaan seraya menerobos keramaian.

Saat sudah paling depan pada keramaian, saskia seketika diam seribu bahas saat melihat satu orang lelaki yang langsung menarik perhatiannya. Mulut Saskia terngaga kaget dan terpesona seketika. Sedangkan Juni masih belum menyadari dan melihat apa yang saskia lihat.

"Kia, ada ap--,"

Bukk

Bola basket tepat mendarat dikepala Juni hingga membuat pandangan Juni berputar hebat dan akhirnya penglihatannya menggelap. Juni pingsan ditempat dan semua orang langsung mengelilinginya.

"Juni.. Bangun.. Juni.. Juni bangun dong," panik Saskia sedangkan Juni sudah pingsan ditempat dengan tubuh yang terkapar disisi lapangan.

"Minggir minggir!" ucap seorang lelaki yang langsung memecah kerumunan dan menghampiri Saskia dan Juni.

"Kak bantuin kak," pinta Saskia yang sudah hampir menangis.

'Adik kelas cantik?!" batin Senio yang terkaget.

"Biar gua bawa ke UKS," ucap Senio dan langsung membopong Juni.

Semua orang menatap ke arah Senio yang menggendong Juni menuju UKS dengan berlari kecil, diikuti Saskia dibelakangnya.

Sesampainya di UKS ia lekas membaringkan Juni di brankar yang sudah disediakan di UKS. Dibantu oleh beberapa anggota PMR dan seorang dokter sekolah. Dokter sekolah pun langsung memeriksa Juni.

Saskia yang sedang berdiri disamping Senio panik, ia khawatir dengan Juni yang sedari tadi belum sadar.

Senio meraih sebotol Minyak kayu putih dan membalurinya ditelapak tangan, kemudian ia mendekatkan telapak tangannya kehidung Juni untuk menghirup hangat bekas Minyak kayu putih agar Juni sadar dari pingsan.

Sayangnya yang dilakukan Senio tak membuahkan hasil, Juni masih belum sadar dan dokter sekolah menyarankan untuk menunggu karna Juni pasti nanti akan siuman.

"Udah kak tunggu aja, dia pasti siuman kok." Ujar Saskia yang melihat Senio sangat khawatir.

"Adik kelas cantik, bangun dong," pinta seni terhadap Juni yang masih belum sadar.

Tak lama Juni mulai sedikit demi sedikit membuka matanya, pandangannya sedikit memburam tetapi tak berangsur lama pandangannya menjelas dan ia melihat yang bersamanya kini.

"Hay adik kelas cantik." Sapa Senio yang tersenyum melihat Juni sudah kembali sadar.

"Lo udah sadar?" tanya Saskia yang ikut senang karna Juni sudah siuman.

"Senio, Saskia?" ucap Juni seraya memegang pelipisnya yang masih terasa sakit.

"Syukur deh kalo lo udah sadar," ucap syukur Saskia.

"Ternyata adik kelas cantik bisa pingsan juga yahh," ujar Senio yang justru membuat kesal Juni.

"Paan sih lo, orang sakit juga," kesal Juni dan berusaha bangkit untuk duduk dari brankarnya.

My Senior (Senior Series 1)Where stories live. Discover now