Ch. 14

8.3K 986 62
                                    

Sehun menolehkan wajahnya kearah kiri, dimana si kecil masih bergelung nyaman dalam balutan selimut hangatnya. Bahkan kaki kanan Haowen sudah mendarat sempurna di perut kotak-kotak Sehun, membuat Sehun hanya bisa tersenyum kecil.

Dengan gerakan pelan, Sehun beranjak dari ranjang untuk memasuki kamar mandi. Bagaimanapun ia masih memiliki tangggung jawab di perusahaannya.

Cup.

Menyempatkan diri untuk mengecup dahi Haowen sebelum benar-benar beranjak dari tempat tidur.

**

"Hyung, tolong piring." Pinta Jinyoung dengan tangan kanan yang menengadah menanti piringnya.

"Thank you brother." Ujar Jinyoung, mengangkat sedikit piringnya sebelum memindahkan omeletnya kedalam sana.

"Tak masalah." Jesper masih fokus pada wajan penggorengannya. Mengaduk isinya hingga ia rasa sudah waktunya untuk menambah bumbu-bumbu ajaib kedalam sana. "Jinyoung, garam tolong." Tangan kiri Jesper menengadah meminta garam pesanannya.

"Thank's."

"Okey."

Bukan hal yang aneh sebenarnya, mengingat dua saudara Haowen itu memang menyukai makanan, maka mereka tidak akan masalah jika di suruh memasak di dapur.

"Hyung hyung, tolong supnya." Pinta Jinyoung dengan jemari tangannya yang menunjuk pada wajan sup besar tak jauh darinya.

"Ck, tanganku hanya dua Jinyoung-ah." Kesal Jesper. Ia juga sibuk dengan nasi goreng kimchinya, itu pekerjaan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya tengah sibuk menggoreng sosis untuk si kecil Haowen.

"Aaargh hangus sudah omeletku. Oh my god! Steeeeeeaaak!" Jinyoung memekik nyaring. Oh konsumsi perutnya hancur sudah.

"Ya! Jangan berteriak!" Geram Jesper. Kenapa adiknya ini berisik sekali? Lain kali mungkin Jesper akan melakban dulu mulut Haowen sebelum bocah ini memasak.

"Calm down hyung, prince panik." Bisik Jinyoung dengan sebelah matanya yang mengedip. Menggelikan.

"Cih, prince? Heol!" Ini dia, si mulut pedas Jesper. Sudah kembali pada tabiat aslinya ternyata.

"Santaaaiiiiii." Dengus Jinyoung dengan sebelah kaki yang menginjak keras ujung kaki Jesper. Membuat yang lebih tua menjerit sakit.

"Oooish shit." Tanpa sengaja mulutnya mengumpat begitu saja. Mempelototi Jesper yang sedang mendelik kesal padanya.

"Daddyyyyyy, hyung baru saja mengucapkan kata-kata kotor." Adu Jinyoung dengan suaranya yang membahana badai. Tertawa terpingkal-pingkal saat melihat raut wajah yang sedikit panik dari Jesper.

"Hyung tidak ingat apa yang daddy katakan? 'Tidak ada kata-kata kotor.' Tamat sudah riwayatmu hyung." Kekeh Jinyoung bahagia. Meloncat-loncat tak tentu arah saat ia rasa sebentar lagi Sehun akan datang dan akan menceramahi Jesper.

"Jesper."

"Yes.!!" Pekik Jinyoung tertahan. Sehun sudah bersuara.

"I am so sorry dad." Ujar Jesper, mengangkat kedua tangannya ke udara sebagai tanda bahwa ia menyerah.

"Kkkkk." Jinyoung terkikik bahagia. Jesper yang menyerah sungguh suatu kejadian langka. Oh, Jinyoung benar-benar bahagia sekarang.

My Teacher My Husband : Perfect DaddyWhere stories live. Discover now