Bab 23

7K 1.1K 84
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Enjoy!

***

Bab 23

Tubuh Mei Xia seketika membeku saat melihat sosok yang saat ini tidak ingin dilihatnya. Tian, kenapa Jian Renshu berada di tempat ini? Mei Xia menahan napas, dadanya terasa sesak oleh puluhan emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Apa ia memang sepengecut ini? Bahkan untuk melihat wajah Renshu pun rasanya ia tidak mampu.

"Ada apa?" tanya Yong dari belakang punggung Mei Xia. Ia hampir saja menubruk punggung wanita di hadapannya yang tanpa aba-aba berhenti berjalan dan berdiri tegak seperti patung. Tatapan Yong mengikuti arah pandangan Mei Xia. Seketika ia terbelalak. Yong berlari, senyumnya terkembang, dengan perasaan bahagia yang membuncah ia memeluk erat Renshu yang membalas pelukannya tidak kalah erat.

"Kau datang," bisik Yong pada Renshu. Dengan enggan ia melepas pelukan itu. Senyumnnya masih terkembang saat Renshu mengacak sayang rambutnya. "Kau terlihat lebih kurus, Kak," sambungnya. Ada nada khawatir yang terselip dalam suara Yong saat mengatakannya.

Renshu tidak langsung menjawab. Ia merangkul pundak adik keenamnya, dan berkata, "Yang penting aku baik-baik saja," ujarnya, menenangkan. Untuk sesaat tatapannya beralih pada Mei Xia yang masih berdiri di halaman depan rumah. Wanita itu meremat gaunnya erat, kepalanya menunduk, menatap ujung sepatunya yang berdebu.

"Kau datang sendiri?" Yong kembali bertanya, memutus keheningan yang sempat tercipta. Ia menepuk dada Renshu pelan, lalu menoleh lewat bahunya. Yong berharap Ying ikut datang bersama Renshu. Sayangnya jawaban kakaknya membuat harapannya pupus.

"Ya, aku datang sendiri," jawab Renshu. Ia menjeda untuk mengambil napas. "Ying ada di kediaman Bangsawan Huan. Aku datang untuk membicarakan sesuatu denganmu dan Kakak Qiang," ujarnya, setengah berbisik. "Mana kakak ketiga? Bukankah dia bersamamu?"

"Namanya Yulan," balas Yong, mengingatkan dengan mata menyipit. Renshu menepuk keningnya pelan, meminta maaf tanpa kata atas kekhilafannya. "Sebentar lagi dia dan kakak ipar pasti pulang."

Renshu menekuk keningnya dalam. "Kakak ipar?" beonya, tidak mengerti. Sejak kapan mereka punya kakak ipar? Tanyanya dalam hati.

Yong mengangguk dengan semangat. Ia menunjuk Mei Xia saat menjawab, "Aku, Mei Xia dan Chao Xing sedang berusaha menjadikan Kakak Niu menjadi kakak ipar kita," terangnya. Yong melambaikan tangan untuk memanggil Mei Xia. "Kenapa kau terus berdiri di sana? Sapa Kakak Renshu."

Mei Xia bergeming. Ia menggigit bibir bawahnya. Saat ini Mei Xia tidak ingin bertegur sapa dengan Renshu. Bahkan untuk melihatnya saja ia tidak memiliki keberanian.

"Renshu?" Panggilan Qiang menyelamatkan Mei Xia dari kewajiban untuk menyapa Renshu. Dia melepas napas yang sedari tadi ditahannya. Mei Xia menoleh, melirik lewat bahunya. di belakangnya Qiang dan Niu berjalan. Qiang berjalan semakin cepat. Perasaannya campur aduk saat Renshu memberikan pelukan erat padanya.

Tanpa kata keduanya saling melepas rindu. Mereka saling memeluk dan tersenyum penuh syukur karena Tian masih memberi mereka waktu untuk kembali berkumpul seperti ini.

"Aku akan menyiapkan makan malam," kata Mei Xia tanpa ekspresi. Ia memberi hormat pada Renshu sebelum berjalan masuk ke dalam rumah tanpa menoleh ke belakang.

"Ada apa dengannya?" tanya Yong. Ia merasa aneh dengan perubahan sikap Mei Xia saat ini. Sikap wanita itu terkesan sangat dingin pada kakak keempatnya. Yong memiringkan kepala ke satu sisi. Kedua alisnya bertaut. Apa mungkin hanya perasaannya saja?

TAMAT - Magnolia SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang