Bab 7

10.3K 1.2K 132
                                    

Author playlist : The Majesty of Wolf OST

***


Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini. ^^

Source pics : pinterest

***

Enjoy!

***

Zian sudah seperti kehilangan kata-kata. Pria itu masih mengenakan pakaian kebesarannya saat ini. Dia berdiri beberapa langkah di depan Chao Xing yang duduk di sisi ranjang dengan ekspresi murung. Sungguh, Zian tidak suka melihat istrinya berekspresi seperti itu. Chao Xing dunianya. Dia akan bahagia saat wanita itu bahagia, dan dia akan merasa dunianya runtuh saat istrinya bersedih.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Zian bertanya dengan nada selembut mungkin. Ekspresinya berubah panik saat Chao Xing meneteskan air mata sambil menatapnya lurus. Dewa Langit, sungguh dia tidak tahu apa kesalahannya kali ini hingga membuat wanita yang dicintainya itu menangis.

Zian berjalan cepat ke arah ranjang. Dengan gugup ia mendudukkan diri di sisi ranjang tepat di samping kiri Chao Xing tapi dengan cepat istrinya itu mengangkat kedua tangannya, meminta tanpa kata padanya untuk menjauh darinya.

Keheningan menguasai kamar peraduan yang didominasi warna merah itu. Zian membatu untuk beberapa saat. Ada perasaan terluka saat Chao Xing menolaknya, tapi dengan cepat ia mengingatkan dirinya sendiri jika suasana hati istrinya tengah tidak stabil saat ini.

"Aku tidak tahu apa yang kuinginkan," kata ChaoXing sambil menggelengkan kepala cepat. Air matanya turun semakin hebat hingga kedua bahunya bergetar karenanya. "Seharusnya kau tahu kenapa aku seperti ini," sambungnya membuat Zian semakin kehilangan kata-kata.

Ayolah, jika Chao Xing sendiri tidak tahu penyebab yang membuat emosinya tidak stabil, bagaimana Zian bisa tahu?

"Zian?" panggil Chao Xing ditengah isakannya. Keduanya memang hanya memanggil nama panggilan saat berdua. Mereka berpikir hal itu akan membuat hubungan semakin erat. "Kenapa aku seperti ini?"

Zian tidak langsung menjawab. "Aku tidak tahu."

"Kenapa kau tidak tahu?" Chao Xing terlihat begitu kesal. "Kenapa kau mengerutkan keningmu?" tanyanya lagi semakin kesal. Tangis Chao Xing kembali pecah. Wanita itu bahkan memberikan punggung pada Zian sebelum akhirnya berbaring di atas ranjangnya, mengubah posisinya hingga tengkurap dan menangis keras. "Kau seorang kaisar, seharusnya kau tahu kenapa aku jadi seperti ini."

Kalimat terakhir Chao Xing terdengar begitu lirih. Namun Zian masih bisa menangkapnya karena jarak keduanya memang tidak terlalu jauh. Zian memaki dirinya sendiri di dalam hati. Ia merasa tidak berguna.

"Zian?!" panggil Chao Xing tiba-tiba. Wanita itu menghapus air mata di kedua pipinya dnegan lengan bajunya. Zian tersentak dari lamunannya. Kedua matanya kini menatap lurus istrinya yang sudah duduk di atas ranjang dengan kedua kaki bersila. "Aku mau tao zi," katanya.

Siang ini untuk kesekian kalinya lidah Zian terasa kelu. Demi segala sesuatu yang suci, kenapa istrinya meminta buah itu padanya?

"Zian?!" panggil Chao Xing lagi merajuk.

Zian menghela napas panjang sebelum menjawab dengan nada tenang dipaksakan. "Bisakah kau meminta buah yang lain?" tanyanya, sedikit memohon. Tubuhnya dicondongkan sedikit saat kembali bicara, "Buah jeruk misalnya?"

Chao Xing menggelengkan kepala. "Aku mau tao zi," jawabnya mutlak. "Apa kau tidak bisa membawakannya untukku?"

Zian berekspresi bingung. Susah payah ia menelan air liurnya. Pria itu pun mengulum senyum dipaksakan, berharap Chao Xing berwelas asih padanya untuk kali ini. Ia lalu menjawab gugup, "Buah itu hanya ada di musim gugur Chao—" senyumnya hilang, "ah, baiklah aku akan mencarikannya untukmu," katanya cepat saat melihat Chao Xing kembali menangis. "Aku pasti akan membawakannya untukmu," sambungnya. Zian berbalik, mempercepat langkah, meninggalkan Chao Xing yang tersenyum bahagia di belakangnya.

TAMAT - Magnolia SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang