Bab 15

9.8K 1.1K 64
                                    

Author playlist : Painting Heart Expert Theme Song

***

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Source pics : Pinterest

Enjoy!

***


Bab 15

Enjoy!

Jian Yong sudah menutup kedua kelopak matanya saat suara pedang beradu itu mengusik indra pendengarannya. Dalam satu gerakan dia terbangun. Rasa kantuk yang tadi datang menyerang hilang tanpa bekas. Dia menyambar pedang yang masih tersarung di sisinya, lalu menyampirkan sarung busur di punggungnya.

Tangan kanannya menggenggam busur, kedua matanya bergerak waspada. Dalam kegelapan dia berjalan, memasang indra pendengarannya untuk mencari tahu asal suara pertarungan itu berasal.

Yong menyipitkan kedua mata. Di kejauhan nampak pertempuran hebat. Perampok? Pikirnya.

Awalnya Yong tidak tertarik untuk membantu. Persetan, pikirnya saat melihat bendera Kerajaan Air dan Kerajaan Lang tergeletak begitu menyedihkan di atas tanah tidak jauh dari tempatnya bersembunyi saat ini. Namun, pendiriannya berubah saat dia menangkap sosok yang dikenalnya dengan baik; Jian Qiang.

Punggungnya menegak. Dada Yong bergemuruh. Dia mengucek kedua matanya, memastikan tidak ada yang salah dengan indra penglihatannya, dan ternyata tidak. Walau minim cahaya dia masih bisa mengenali sosok saudara ketiganya itu. Ya, itu Jian Qiang, kakak ketiganya.

Yong mengangkat kepala, mencari tempat paling strategis untuk menyerang musuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yong mengangkat kepala, mencari tempat paling strategis untuk menyerang musuh. Dia menekan pertanyaan yang menyelinap dalam kepalanya. Dia bisa bertanya pada Qiang nanti. Bertanya kenapa kakak ketiganya itu bisa berada dalam rombongan Kerajaan Air dan Kerajaan Lang.

Dengan gerakan gesit dia naik ke atas sebuah pohon. Tempatnya cukup tersembunyi. Namun, dari tempat setinggi ini Yong bisa membidik targetnya dengan leluasa.

Dia mengangkat busurnya, lalu melepas anak-anak panahnya.

Satu.

Dua.

Tiga.

Serangan tiba-tiba itu mengagetkan Kelompok Hitam. Untuk sekejap Qiu Heng yang kaget menjadi lengah hingga tidak bisa menghindar serangan cepat yang dilancarkan oleh Qiang. Pria itu mendesis, marah saat ujung pedang Qiang berhasil melukai lengan atas kanannya.

Napas Qiu Heng memburu, kedua matanya berkilat penuh kebencian. Anak panah itu menancap tengkorak kepala beberapa anak buahnya. Mereka bahkan tidak sempat menjerit. Mayat-mayat itu tergeletak di atas tanah dengan mata terbelalak, seolah menjeritkan kesakitan mereka.

TAMAT - Magnolia SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang