Bab 2

9.7K 1.1K 34
                                    

Author playlist : Painting Heart Expert Theme Song

***

Enjoy!

***

Jian Gui menatap langit gelap di kejauhan. Sebentar lagi hujan pasti akan turun. Lihat saja; awan hitam kini telah menutup langit biru seutuhnya. Petir menyambar-nyambar disusul oleh suara gelegar guruh beberapa saat kemudian.

Tatapan Putra Mahkota Kerajaan Angin itu terlihat kosong. Entah apa yang dipikirkannya saat ini, Yao Zu masih terlalu sungkan untuk bertanya walau ia sudah beberapa lama menemani Jian Gui dalam perjalanan ini.

"Hujan akhirnya akan turun."

Ucapan Jian Gui mengembalikan Yao Zu dari lamunan pendeknya. Keduanya masih duduk di atas punggung kuda mereka masing-masing saat ini. Yao Zu akhirnya tahu, Jian Gui bukan hanya menatap langit di kejauhan, tapi dia menatap langit yang menaungi wilayah Kerajaan Angin.

Sebuah helaan napas berat meluncur dari mulut Jian Gui. "Setidaknya aku bisa merasa sedikit tenang karena rakyat Kerajaan Angin akhirnya mendapatkan hujan yang sudah lama mereka tunggu," sambungnya membuat perasaan Yao Zu tersentuh.

Bagaimana tidak? Kehidupan Jian Gui sudah sangat sulit. Dia menjadi buronan tiga kerajaan, dia juga terus berusaha membebaskan prajurit-prajurit Kerajaan Angin yang ditangkap oleh kaum pemberontak dan selama pelarian itu dia tidak pernah sekali pun melupakan rakyatnya.

"Paceklik berkepanjangan bisa membunuh rakyat Kerajaan Angin secara perlahan," kata Jian Gui. Dadanya terasa sesak meningat besarnya pajak yang dibebankan oleh penguasa yang baru terhadap rakyatnya. Rasa bersalah menyelimuti dirinya. Andai saja dia memiliki kemampuan tentu rakyat Kerajaan Angin tidak perlu menderita dibawah kepemimpinan Bangsawan Liang yang tamak. "Setidaknya sekarang mereka bisa bernapas lega untuk beberapa saat."

Jian Gui menjeda. Untuk sesaat dia menoleh ke arah Yao Zu sebelum kembali menatap langit mendung di kejauhan. "Tanaman pangan bisa mereka tanam setelah tanah diguyur hujan," sambungnya dengan suara tercekat.

Yao Zu tidak mengatakan apa pun. Namun, Jian Gui cukup puas karena mata-mata kepercayaan Kaisar Long Wei itu selalu bisa menjadi pendengar yang baik.

"Untuk sekarang aku masih tidak yakin bisa menang melawan mereka," lanjut Jian Gui. Ekspresinya berubah menjadi gelap. Kemarahan menari-nari dengan jelas dikedua matanya yang bersorot tajam. "Karena itu kita akan bertahan."

"Hamba mengerti," sahut Yao Zu. Jujur saja, Jian Gui berhasil membuatnya kagum. Dalam kesulitan panjang sang putra mahkota mampu belajar dengan sangat cepat. "Saat ini pasukan Anda tidak dalam kondisi yang bisa mengalahkan musuh."

Jian Gui mengangguk, setuju. "Karena itu kita akan bertahan sembari mengumpulkan kekuatan," katanya.

"Kita juga harus hati-hati dan waspada," timpal Yao Zu, "Kaisar Long Wei pernah mengatakan jika pasukannya harus berhati-hati andai musuh menyerang di saat pasukan kita tengah berjuang untuk bertahan."

"Kaisarmu benar." Jian Gui tersenyum samar. Kekagumannya pada kaisar muda dari Kekaisaran Api semakin membumbung tinggi. Keputusan Jian Yong untuk menitipkan Chao Xing pada Kaisar Long Wei memang keputusan tepat walau hingga detik ini Jian Gui masih tidak menyangka jika Kaisar Api memiliki perasaan romantis pada Chao Xing. "Pantas saja dia berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya," sambungnya penuh kekaguman. "Kaisarmu bukan hanya pemberani, dia juga sangat pintar."

Yao Zu tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lebar. Ada rasa bangga membuncah dalam dirinya saat Jian Gui memuji orang yang paling dihormatinya di dunia selain kedua orang tuanya. "Dan beliau akan segera menjadi adik ipar Anda, Pangeran Jian Gui."

TAMAT - Magnolia SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang