Bab 6

10K 1K 45
                                    

Author playlist : OST Chinese Paladin 3

*** 

Enjoy!

***

"Apa kalian tidak bisa melakukan sesuatu untuknya?!" pertanyaan itu dilontarkan dengan nada tinggi dan mendesak. Seorang pria berperawakan sedang berjalan cepat dari sebrang ruangan menuju ranjang dimana Jian Lei terbaring tak sadarkan diri.

"Memangnya kenapa jika dia mati?" tanya seorang pria yang jauh lebih tua darinya. Pria itu mendengkus. "Dia hanya orang asing."

Yun Ru tidak setuju. Pria itu menggertakkan gigi, tangannya sudah menggenggam gagang pedangnya erat. "Hati-hati dengan bicaramu! Aku sudah mendapatkan izin ayah untuk merawatnya di sini."

Qiu Heng berdecak. Ekspresinya tidak terbaca. "Membawanya tidak akan membuat adik kita kembali hidup," ujarnya menohok Yun Ru, dan ia pun berbalik pergi setelahnya.

Keheningan pun menggantung di dalam ruangan itu.

Kemarahan Yun Ru membuat suasana menjadi menegangkan dan udara pun terasa sangat berat. Empat orang tabib berusia lanjut segera menepi saat tuan muda mereka berdiri di samping ranjang giok. Raut wajah mereka memperlihatkan rasa bersalah.

Keempatnya sudah mengeluarkan semua kemampuan mereka untuk menolong pemuda yang diselamatkan oleh salah satu putra pemimpin kelompok mereka, tapi hasilnya nihil. Pemuda yang diselamatkan dari amukan badai laut itu masih tak sadarkan diri hingga berbulan-bulan lamanya. Jika bukan karena ranjang giok putih yang dipercaya memiliki kekuatan dewa untuk memperpanjang umur, keempatnya yakin pemuda itu sudah lama mati.

Seorang tabib yang paling tua akhirnya angkat bicara, "Tidak ada yang bisa kami lakukan lagi Tuan Muda," katanya, penuh penyesalan. Sekilas ia melirik ke arah Jiang Lei yang terlihat begitu pucat. Tabib tua itu menjeda, terlihat ragu.

"Apa yang kau pikirkan, Tabib Ma?" Qiu Yun Ru menyempitkan mata. Tatapannya terarah lurus pada sang tabib. Dari gerak-gerik pria tua itu ia bisa menebak jika sang tabib memiliki pemikiran lain saat ini.

Tabib Ma tidak langsung menjawab. Ia masih terlihat ragu. "Bunga teratai emas."

Yun Ru terbelalak. Dia sering mendengar nama bunga itu. Bunga teratai emas merupakan tanaman langka yang dilindungi keberadaannya oleh kelompoknya, dan selama ratusan tahun tidak ada satu orang pun yang berani menggunakannya untuk bahan pengobatan karena legenda mengatakan jika bunga teratai emas meminta imbalan.

"Aku akan memintanya pada ayah," kata Yun Ru tenang.

Sang tabib mengangguk samar, tapi dengan cepat ia mengulurkan satu tangannya, meminta Yun Ru yang sudah setengah jalan untuk berhenti. "Tuan Muda, Anda tidak lupa konsekuensi dari tanaman itu, kan?"

Kedua tangan Yun Ru terkepal dan dengan cepat dia menjawab, "Yang paling penting bocah itu selamat," jawabnya sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

Sementara itu di tempat lain, sesuai perintah suaminya, Nyonya Fang segera mengirim dua orang abdinya untuk memanggil seorang tabib termasyhur di Kerajaan Lang ke kediamannya. Lebih dari tiga puluh menit ia dan putrinya menunggu dengan gelisah di ruang tamu, tapi sang tabib dan dua orang abdinya masih juga belum datang.

"Bu, mungkin kita perlu mengirim seorang pelayan lagi." Chunhua mengusulkan.

"Kita tunggu beberapa saat lagi," kata Nyonya Fang menyembunyikan nada cemas dalam suaranya. Melihat reaksi putrinya yang begitu panik membuatnya semakin tidak tenang di tempat duduknya.

Sesekali ia menyesap tehnya yang sudah dingin. Ia berharap dengan itu pikirannya bisa sedikit tenang. Namun kegelisahannya kembali menguasai saat seorang pelayan pria berteriak dari luar kediamannya, memberitahukan kedatangan tuannya.

TAMAT - Magnolia SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang