Chapter 22 - Meet Belut listrik

21.2K 1.5K 73
                                    

ga double update, besok uts :(

***

Seketika, keadaan menjadi canggung sejak kehadiran dua manusia itu. Perubahan atmosfer terasa jelas, bahkan Daniel tidak berani untuk menoleh. Baru sekarang dia menyadari kalau ... mempertemukan Amy dan Margo di satu sempat bukanlah ide yang bagus. Dan bodohnya, semuanya sudah terjadi. Kedua wanita itu sudah bertemu.

Sedangkan Margo malah tidak menyadari perubahan suasana yang drastis. Dia sibuk memperhatikan Lavender dari atas ke bawah, mengagumi tentang dunia yang bisa menjadi begitu sempit. Dengan polosnya, dia berpikir bahwa bertemu dengan Lavender waktu itu hanyalah sebuah kebetulan. Dia sungguh tak menyangka kalau Lavender bisa mengenal Daniel.

"Yo!" Darwin menyapa teman-temannya seraya tersenyum lebar, menampilkan barisan gigi putihnya. Malam ini, laki-laki itu mengenakan tuxedo putih, tampak berkelas dengan wanita yang secantik dewi di sebelahnya. "Aku terlambat karena menunggu Amy ... dia berdandan lama sekali."

"Siapa suruh kau mengajakku?" potong Amy dengan wajah cemberutnya menatap Darwin. "Kau tahu jika bisa aku tidak mau pergi denganmu. Tapi orang yang ingin kuajak pergi ... bahkan tidak mengangkat teleponku belakangan ini."

Margo menganga, terkejut. Dia pikir laki-laki di sebelah Lavender adalah pacarnya, karena mereka tampak serasi. Tapi ternyata, bukan?

Stacy menaikkan alisnya, tertarik dengan kisah Lavender. Meski sesungguhnya dia tidak kenal siapa wanita itu, tapi wajahnya lumayan, dan penampilannya juga oke. Well, lupakan Stacy yang alim karena hubungannya dengan Robert telah kandas. Dia sudah kembali menjadi 'si jalang Stacy'.

"Siapa?" tanya Stacy penasaran. Ya, wanita itu agak terkejut karena dia yang menjawab. Tapi masa bodoh, toh Stacy sudah terlanjur bertanya.

"Seseorang yang pernah kucintai dan mencintaiku ... ah, bukan pernah. Tapi sampai sekarang pun kami masih saling mencintai ...."

Semua orang terdiam mendengar jawaban Lavender. Dari pihak laki-laki, tidak ada yang berani berkomentar karena takut Daniel marah dan membuat pesta ini kacau karenanya. Sedangkan Stacy dan Margo tampak tak tertarik untuk mengetahui kehidupan Amy alias Lavender lebih lanjut karena wanita itu sudah menampilkan ekspresi seram. Seolah mengatakan, jangan banyak Tanya ini privacy-ku.

"Oh, Niel. Kau datang bersama siapa?" Amy tiba-tiba bertanya seraya melirik ke arah Margo. Ekspresi wajahnya tampak terkejut, seolah baru menyadari kehadiran dua pasangan itu. Namun senyumnya melengkung, seakan menunjukan keramahan kepada Margo.

Dan ya, siapa pun yang mengenal bagaimana sosok asli Amy pasti tahu, kalau senyum itu hanya tamengnya. Wanita itu berpura-pura.

Daniel menarik napas. Dia merasa seperti dipergoki selingkuh. Meski sudah terbiasa menyakiti wanita, tapi ... entah kenapa baru kali ini dia secemas ini. Masalahnya, kedua orang ini sama-sama penting baginya, dan Daniel sejujurnya tak mau menyakiti keduanya, baik Amy ataupun Margo.

"Aku datang bersama Margo," ucap Daniel. Dia berusaha untuk bersikap baik-baik saja. Well, dia yang membuat pilihan bodoh ini dengan datang ke pesta. Karena itu, Daniel memutuskan untuk mengambil tanggung jawabnya sendiri. "Dia ... wanita yang mengandung anakku."

Daniel memandangi wajah Amy ketika dia menyebut kata 'mengandung anak'. Masalahnya wanita itu tak pernah tahu kalau Daniel menghamili orang lain. Dan Daniel memutuskan untuk mengatakan hal yang sejujurnya pada Amy, meski risiko yang harus dia tanggung berat.

Ya, karena setelah mendengar berita ini, Amy mungkin saja akan pergi meninggalkan Daniel, bukan?

"Oh." Wajah Amy yang tampak datar dan biasa-biasa saja sukses membuat Daniel tercengang. Dia terkejut sekaligus lega. Tapi di sisi lain, Daniel juga takut. Dia tidak bisa membaca pikiran Amy, jadi dia tidak tahu jalan pikiran wanita itu. 

[#W2] The Bastard That I Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang