4. Kebahagian Pertama Caca

183K 20.8K 1.3K
                                    

Kabar yang Amora kejutkan kepada Caca membuat Caca langsung pergi ke Cafe tanpa pulang dan berganti seragam terlebih dahulu. Hatinya yang tidak sabar untuk bertemu sang pujaan hati, langsung bergejolak penuh semangat.

"Bang Ed!" Caca berteriak setelah berhasil membuka pintu Cafe.

Beberapa pengunjung yang ada di dalam sana melirik ke arah Caca dengan kerutan bingung juga heran.

"Ca, kamu ini dateng-dateng teriak, ada apa sih?" Naya yang baru saja menyelesaikan tugasnya memberikan pesanan pelanggan bertanya heran.

Tentu saja Naya masih bingung dengan sifat Caca yang memiliki hobi berteriak setiap kali masuk ke dalam Cafe.

Caca menoleh, lalu terkekeh malu. "Maaf, Mbak, refleks."

Naya mendesah sambil menggelengkan kepalanya "Bukan refleks, itu udah kebiasaan kamu. Ah, baru pulang sekolah?" Naya tersadar saat melihat Caca yang masih menggunakan seragam sekolah.

Caca mengangguk. "Hm, Bang Ed mana, Mbak?"

"Ada di belakang, kenapa gak ganti baju dulu? Kamu belum pulang ke rumah?" tanya Naya lagi.

Caca cengengesan. "Belum, Mbak, karena itu gak penting. Ada yang lebih penting dari pulang dan ganti baju," serunya, antusias.

Naya memicingkan matanya, heran melihat semangat Caca. "Emang ada apaan?"

Dengan senyum mengembang, Caca mendekati Naya dan berbisik, "Bang Ed putus sama Alisa."

Naya langsung menoleh ke arah Caca. "Serius kamu!?"

Caca mengangguk semangat, membiarkan Naya terdiam dengan pikirannya. Naya kembali mengingat sikap Edgar yang baru masuk Cafe, wajahnya terlihat kusut entah karena apa. Naya tidak percaya, jika itu karena adiknya putus dengan perempuan yang setengah tahun ini mengisi hidup adiknya.

"Mbak, kok ngelamun," sahut Caca, melambaikan tangannya di depan wajah Naya.

Naya mengerjap dan tersadar. "Ah, maaf. Cuma Mbak syok aja, pantes aja tadi wajah Edgar kelihatan kusut banget."

Bukan iba, Caca justru memberikan binar bahagia dan berteriak, "Yes!"

Naya melirik. "Kok yes?"

Caca cengengesan. "Kan Mbak tahu, aku lagi ngejar Bang Ed. Setelah ini kan kesempatan aku buat deket dan dapetin hati Bang Edgar."

Naya menggelengkan kepalanya. "Bahagia di atas penderitaan orang lain itu namanya."

"Cuma sebentar, karena setelah itu Caca akan bikin Bang Ed bahagia," lanjutnya, yakin.

Naya memutarkan kedua bola matanya malas. "Bukan bahagia, yang ada Edgar gegar otak karena kelakuan kamu."

Caca mencebik mendengar jawaban Naya. "Mbak Naya jahat, ih!"

Naya terkekeh, lalu menepuk-nepuk bahu Caca. "Bercanda, udah sana ke belakang. Hari ini Edgar kayaknya gak mood jadi barista."

Kedua matanya Caca berbinar. "Boleh?"

Naya mengangguk."Iya, dengan syarat."

Caca menatap Naya serius. "Apa?"

"Jangan buat keributan."

Caca tersenyum dan mengangguk. Dengan langkah seribu, Caca langsung berlari ke tempat di mana Edgar berada.

Dengan perasaan bahagia yang tidak bisa dibendung, Caca hampir saja mendobrak pintu jika tidak ingat pesan Naya. Untung dia masih bisa tahan, menghela napas untuk mengontrol debar di jantungnya.

Bukan Stalker [TAMAT]Where stories live. Discover now