[vkook/kookv] collecion

Him & I

Cuaca begitu mendung. Langit berwarna abu-abu, seperti sedang berkabung. Angin berhembus dengan dinginnya. Sepertinya akan turun hujan. Seorang laki-laki duduk menikmati sup kuahnya di kantin sekolah. Ia sesekali mengeratkan jaketnya. Ia juga mengusap-usap telapak tangannya sampai terasa hangat lalu menempelkan di pipinya, mencari kehangatan.

"Jungkook! Aku ingin curhat padamu tentang sesuatu!" seorang gadis berambut panjang berwarna coklat berteriak dari kejauhan sambil berlari-lari kecil menghampiri seorang pemuda yang tadi sedang duduk di kantin menikmati makannya. Gadis itu bernama Bae Irene, dan pemuda yang ia hampiri adalah Jeon Jungkook. Mereka sahabat sejak berumur 7 tahun, hingga saat ini mereka sudah berumur 16 tahun.

Jungkook menoleh ke depan, mendapati Irene yang duduk di depannya sambil tersenyum ceria menatap balik. Jungkook sedikit menyeruput teh hangat yang tadi ia pesan. Kemudian ia mencondongkan tubuhnya ke Irene, ia jadi turut bahagia jika sahabat yang ia sayangi itu bahagia. Senyum Jungkook turut mengembang, ia tertawa kecil.

"Hm... Tidak biasanya kau bahagia seperti ini? Maksudku, seharusnya tanggal ini tamu bulananmu datang, bukan? Harusnya hari ini prediksiku kau akan memarahiku, menjewerku, atau bahkan meneriakiku." Jungkook berbicara sekenanya, tanpa diolah terlebih dahulu. Membuat wajah Irene berubah kesal kemudian menjitak kepala Jungkook. Jungkook tertawa karena ia berhasil menjahili sahabatnya. "Ck! Aku sedang serius, dasar tak berperi-keperempuanan!" balas Irene.

Namun kemudian wajah Irene yang sedang kesal berubah. Bibirnya tersungging manis. Matanya membentuk bulan sabit terbalik yang cantik. "Kemarin Taehyung mengajakku ke Lotte World! Kami main banyak permainan di sana! Aku sungguh senang! Kami menaiki biang lala yang super tinggi, lalu kami mencoba es krim rasa coklat. Kemudian—blablabla" Irene menjelaskan dengan nada kelewat gembira. Senyum lebar Jungkook luntur seketika, tergantikan oleh ekspresi dingin dan sorot mata tajam. Irene tidak menyadarinya karena ia sibuk melanjutkan ceritanya. Jungkook geram. Kilatan terlihat jelas dari kedua matanya yang seolah ingin membunuh seseorang, tapi ia tetap diam. Ia menahan ambisinya yang tak mungkin akan ia lakukan.

"...Kook? Apa kau mendengarkanku?" akhirnya Irene menyadari Jungkook yang seolah sedang melamun. Jungkook terperanjat, ia kembali ke alam sadarnya. Jungkook menganggukkan kepalanya, "Ya, aku mendengarkanmu" kemudian ia kembali senyum sambil mendengarkan Irene yang lanjut bercerita. Namun kali ini, senyum Jungkook adalah senyum palsu. Dan sedikit licik karena hanya sudut kanan bibirnya yang terangkat. Ia merencanakan sesuatu, entah apa.

"Jungkook! Irene!" dari kejauhan ada yang memanggil nama mereka berdua, suara baritone yang berat. Sontak mereka berdua menoleh ke sumber suara, hampir bersamaan. Mereka melihat laki-laki berambut hitam legam, kulit putih, tinggi semampai, dan walau suaranya berat, wajah laki-laki itu bisa termasuk ke dalam kategori imut. Namanya Taehyung, orang yang sedari tadi Irene bicarakan. Laki-laki itu pun duduk di samping Irene, kemudian Taehyung merangkul bahu Irene. Irene tersenyum malu-malu, ia menunduk ke bawah menyembunyikan pipinya yang muncul semburat merah. Taehyung menatap Jungkook, sebuah tatapan menantang. Alis kiri Taehyung terangkat dan ia tersenyum miring. Jungkook memutar bola matanya, ia sedikit mendongakkan kepalanya. Jungkook membalas senyum Taehyung dengan sinis.

"Bagaimana kencan kalian? Berjalan lancar? Irene baru saja bercerita padaku bahwa kemarin kalian ke Lotte World." Jungkook memulai pembicaraan dengan Taehyung dengan senyum, bersikap manis. Taehyung kaget. Namun kagetnya Taehyung hanyalah dibuat-buat, dan Jungkook menyadari itu. "Iyakah? Irene kau seharusnya menyimpan rahasia itu di antara kita berdua saja," ucap Taehyung. Irene memandang Taehyung dengan bersalah, "Maaf. Ku kira itu bukan rahasia,".