Bad Jealousy ; fatamorgana

899 49 1
                                    

"Jungkook, menikahlah denganku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Jungkook, menikahlah denganku. Will you marry me?" aku berlutut di depannya, di depan kekasihku yang amat kucintai—Jeon Jungkook. Kugenggam tangannya, lalu kubuka kotak berwarna hitam berisi cincin emas di depan khalayak ramai di taman Gangnam. Semua orang bertepuk-tangan menyorakiku. Aku tersenyum simpul. Aku melihatmu terdiam, syok atas apa yang baru saja ku ucapkan.

Kau menggelengkan kepalamu. "Tapi, Taehyung... Aku selama ini menerimamu menjadi kekasihku hanya karena aku kasihan padamu. Kau bilang kau butuh pendamping dan kau amat kesepian. Lalu saat kau menyatakan cintamu saat itu, tentu saja aku terima. Tapi itu semua karena aku tidak tega padamu. Aku menyayangimu, Kim Taehyung. Amat menyayangimu, namun rasanya sayangku hanya atas dasar persahabatan" petir seakan menggelegar dan menyambarku, badanku terasa lemas. Genggaman tanganku pada tangannya, genggaman tanganku pada kotak cincin—melemah. Lalu semuanya terjatuh begitu saja.

"Maaf, Taehyung... Maaf," kau berkali-kali meminta maaf. Lidahku terasa kelu. Aku tak bisa mengucapkan sepatah katapun. Rasanya begitu sakit. Aku harap ini hanya sekedar mimpi. Orang-orang disekitar kami melihatiku dengan tatapan nanar. Sial! Aku pun pergi lari meninggalkan Jungkook sendirian di taman Gangnam pagi itu.

***

"Yugyeom! Hai, apa kabar?"

"Baik, Jungkook. Kau?"

"Aku pun,"

"Hey, kudengar kau dilamar Taehyung ya tadi pagi?"

"Kau... Bagaimana kau tahu?"

"Aku di taman itu juga, pada saat itu aku hendak jogging. Lalu aku melihatmu dilamar Taehyung, tapi kau menolaknya. Ada apa? Bukankah kau amat mencintainya? Apakah karena sifatnya itu?"

Aku, Taehyung, berada di kamarku. Ku tatapi laptopku dengan cermat. Layar laptopku menampilkan Jungkook yang sedang berada di kamarnya dan berbincang-bincang dengan Yugyeom, temannya. Aku memang meletakkan kamera tersembunyi di mata boneka kelinci yang dulu kuberikan pada Jungkook sebagai hadiah ulang tahun. Dan Jungkook meletakkannya di tempat yang amat strategis, bagus sekali. Aku jadi bisa mengawasinya 24 jam penuh. Ini illegal? Tentu tidak. Aku 'kan hanya ingin tahu apa saja yang ia lakukan sebagai kekasihnya, jadi ini legal. 'Kan?

"Ya. Aku amat mencintainya—" ucap Jungkook. Aku tersenyum miring.

"—Tapi dia terlalu kasar. Jika aku tidak menuruti kemauannya, aku selalu dipukuli." Jungkook menundukkan kepalanya. Ku topang daguku dan mengangguk-anggukkan kepalaku, berpikir. Jika saja dia menjadi kekasih yang baik, aku tidak akan memukulinya kok. Semua ada alasannya.

"Jungkook, apa kau tidak takut? Kau telah menolak lamarannya. Aku takut jika kau nanti dia apa-apakan," Yugyeom mendekat dan mengelus punggung Jungkook.

Apa-apaan ini? Berani-beraninya Yugyeom sialan itu!

Jungkook tersenyum pada Yugyeom, "Sejujurnya aku takut. Tapi itu lebih baik daripada aku terjebak bersama psikopat sepertinya seumur hidupku. Terimakasih, Yugyeom. Kau sahabat terbaikku," Apa? Jungkook mengataiku psikopat? Dan mengapa jarak mereka amat sempit. Setelah itu kedua mataku membelalak melihat dua orang itu berpelukan.

[vkook/kookv] collecionWhere stories live. Discover now