Mobil gua tancap dengan pelan di jalan raya kemang yang masih padat ini. Sedangkan kondisi di dalam mobil sangat sunyi, hanya terdengar deru mesin mobil. Sedari tadi kami berdua terus terdiam, asik dengan pikiran masing-masing. Gua terus memperhatikan kondisi jalan raya yang padat, sedangkan Viola membuang pandangannya ke luar jendela dengan air mata yang berlinangan.
Gua sama sekali tidak minat bertanya kenapa terjadi cek-cok antara Viola dan mantannya itu. Sebab diri gua sendiri sedang kesal karena jidat gua yang lebar ini benjol dan nyut-nyutan. Jadi malas untuk membahas masalah yang tadi.
"Gue gak mau pulang..." Tiba-tiba Viola angkat bicara dengan suara pelan yang terdengar serak.
Tangis anak itu sudah mulai mereda, namun matanya masih tampak berkaca-kaca.
"Maksudnya?" tanya gua yang agak kurang paham.
"Gue gak mau pulang ke kostan!" lanjut gadis itu yang emosinya kembali memuncak sehingga air matanya kembali tumpah.
Aduh nangis lagi..
Cengeng bener nih anak!
"Terus mau kemana?" Tanya gua dengan halus.
Viola tidak menjawab, gadis itu masih membuang pandangannya keluar jendela.
Untuk beberapa saat suasana mulai sunyi kembali.
Merasakan keadaan yang sepi ini gua langsung menyalahkan radio. Membiarkan penyiar membuat ramai suasana di dalam mobil yang tampak seperti kuburan.
"Gue jadi mau lari aja deh.." gumam gadis itu dengan suara yang lemas.
"Lari?" Balas gua jadi bingung.
Aneh banget cewek kalo lagi sedih malah minta lari. Apa gua bawa aja ya ke lapangan bola Senayan? Biar dia bisa puas lari sampe dengkul melocot!
"Gue butuh pelarian, Mija...." lanjutnya masih dengan suara lemas.
Sehabis itu bisa di pastikan untuk beberapa saat lamanya hanya terdengar tangis Viola yang menggelegar di dalam mobil ini. Kalau di pikir-pikir dulu pernah juga gua mengalami kejadian seperti ini.
"Yaudah-yaudah..Gak usah nangis lagi, sekarang tinggal bilang elu mau kemana pasti gua anterin kok..." gua berusaha meredakan tangisnya.
"Terserah lo mau bawa gue kemana.." suara gadis itu terdengar tanpa tenaga.
Sekarang jadi gua yang bingung.
Mau gua bawa kemana nih cewek ya?
Ahaaa..apa ke Hotel!
Ah, tapi gak mungkin. Malam ini nginep di hotel, besok-besok gua nginep di penjara. Bareng sama penyamun-penyamun sakit jiwa yang udah bertahun-tahun gak ngeliat matahari terbit. Bisa tambah kurus gua nanti.
"Kalo ke taman suropati mau?" Tanya gua.
"Terserah.." jawabnya tanpa semangat.
Akhirnya gua meluncurkan mobil ini ke taman Suropati. Sepanjang perjalanan kami berdua hanya bungkam. Cuma radio mobil yang terdengar hingga menghanyutkan suasana kesunyian ini.
Setelah berkutat dengan padatnya lalu lintas ibu kota. Akhirnya kami sampai juga di taman Suropati.
Viola turun dari mobil masih dengan mata yang sembab dan wajah yang cemberut. Entah kenapa gua sangat suka melihat wajahnya yang cemberut itu. Terlihat lucu dan kecantikan gadis itu seolah jadi bertambah. Untuk sesaat gua malahan berfikir kalau lebih baik dia memasang mimik muka yang seperti itu saja. Hehehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...
