Bab 29: Dilema Sang Gadis

22.1K 1.3K 151
                                    

Motor yang gua kendarai berjalan pelan menelusuri sepanjang jalan gelap Fly Over depok. Satu atau dua kendaraan melintasi jalanan ini. Suara knalpot terdengar menggerung memenuhi sepanjang jalanan yang agak sepi. Angin berdesir kencang menerpa pepohonan yang bergoyang-goyang. Suara binatang malam ikut meramaikan malam penuh kegelapan ini.

Dari kejauhan terlihat mobil sedan berhenti dengan posisi agak ke tengah jalan. Jelas mobil yang mogok itu adalah milik Viola Sagita. Pintu depan mobil itu langsung dibuka ketika cahaya dari lampu motor ini mulai menerangi sedannya.

Keluarlah gadis cantik dengan tampang sangat cemas menatap ke arah motor yang mendekati posisinya. Wajahnya langsung berubah menjadi lebih tenang ketika mendapati gua datang.

"Mijaaaa!!!" Teriaknya memanggil nama gua.

"Jangan teriak-teriak! Malu di dengerin orang!" Balas gua ketus.

Gua menghentikan motor tepat di samping mobilnya. Lalu gua turun sambil mencabut kunci motor.

"Elo lama banget sih...ih, Jahat banget! Gue takut tauu..sendirian di tempat kaya gini!!"

"Model kaya elu bisa takut juga ye? Heran gua.." Tanya gua sedikit heran.

"Yaiyalah..gue kan cewek!" Katanya sambil menepuk pundak gua dengan kesal. "Coba lo bayangin gimana kondisi gue sendirian di tempat kaya gini?? Coba bayangiiin!!!"

"Iya sebentar..kasih gua waktu untuk ngebayangin dulu ya..."

Gua pun mulai membayangkan dengan tampang sok serius.

"MIJAAAAA!!!" Teriak anak itu keras-keras di telinga gua. "Jahat amat sih lo masih becandain gue terus!!"

"Ha..ha..ha..ha..katanya suruh ngebayangin.."

"Tapi gak gitu juga kali!!" Protesnya kesal.

"Yaudah sekarang pinggirin dulu deh mobil lu.."

"Gimana minggirinnya? Kan mogok?" Tanya anak itu bingung.

"Ya di doronglah..masa di doain.."

"Tapi elo yang dorong ya?" Kata Ola memastikan.

"Kalo mau elo yang dorong dan gua yang nyupir sih gua malah senang,"

"Ih! Resek! Masak nyuruh cewek yang dorongin sih? Gak gentle banget lo!"

"Ya makanya mulut lu diem aja gak usah banyak omong..udah tahu yang bakal dorong itu gua, elu pake sok-sokan nanyain siapa yang dorong lagi!"

"He..he..he..he..Namanya juga memastikan, Ja. Tapi emang elo kuat dorong sendirian?" Wajah Viola agak ragu melihat gua.

"Bah..meremehkan kekuatan otot gua lu. Jangankan mobil, kalo perlu dari sini sampai kostan elu bakal gua gendong. Mau lu gua gendong??"

"Ogah..rugi di gue.."

Akhirnya gadis itu masuk ke dalam mobil, sedangkan gua kebelakang mobil guna mendorongnya. Ternyata mobil sialan ini lumayan cukup berat, sampai-sampai gua harus mengerahkan seluruh tenaga dalam untuk mendorongnya.

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang