Bab 2: Men In Black

52.9K 2.3K 145
                                    

Sekitar pukul delapan malam, gua lagi main game di kamar kostan. Sebenernya sih jurusan kami ada tugas dari panitia ospek untuk membuat makalah tentang apa arti "Mahasiswa" yang wajib di kumpulin besok. Tugas itu terbengkalai dan sama sekali tidak sentuh. Ospek fakultas yang sudah berjalan enam hari ini, gua sama sekali tidak mengikutinya sekalipun. Hal-hal konyol seperti membawa kompor, berpakaian aneh atau menggunduli rambut juga tidak gua turuti, gua hanya nongkrong bermain judi di parkiran fakultas teknik dengan dua kawan baru satu jurusan yang sama-sama memberontak dari Ospek.

Sebenarnya dari hari pertama ospek kami sudah sering di tegur oleh beberapa senior karena tidak kunjung datang mengikuti ospek fakultas. Walau ancaman-ancaman serta intimidasi terus berdatangan setiap harinya. Tapi kami tetap tidak peduli dan menganggap itu sebagai angin lalu yang lewat begitu saja.

Kriiing! Kriiing! Kriiing!

Gak lama ponsel nokia canggih gua berdering, tanda ada telepon masuk. Langsung gua ambil dan liat di layar ponsel yang udah gak bisa di terawang dengan kasat mata.

Ternyata kawan nongkrong gua yang bernama Buluk Gonzales menelfon. Nama aslinya sih Andri, tapi anak-anak tongkrongan lebih senang menyebut dia dengan julukan Bulux. Umurnya satu tahun di atas gua. Ini orang penampakan nya gendut, kekar, hitam plus jelek dengan rambut Mohawk yang di skinhead abis! Dalam berpenampilan suka sekali memakai baju berwarna hitam. Gak ada warna lain selain hitam di lemari pakaiannya. Jelas itu sangat imbang dengan kulitnya yang berwarna hitam. Jadi Buluk agak susah juga di temukan kala berada di tempat remang-remang.

Dia mahluk paling terhina di tongkrongan gua. Wajahnya yang sangar mengesankan dia itu seorang preman kelas banting yang sudah berpengalaman di jalanan selama bertahun-tahun. Kalo lagi punya duit sombongnya minta ampun, ngalah-ngalahin pejabat negara yang gajinya udah selangit.

Tapi memang anaknya gak pelit, sering mentraktir teman-temannya buat makan-makan enak. Apalagi kalau ada cewek yang ikut nimbrung, Buluk langsung berubah jadi seorang don juan yang punya kapal pesiar mewah di Singapore. Padahal itu cewek niatnya cuma mau ngeretin duitnya doang!

Buluk bekerja sebagai PU sinetron kejar tayang. Selalu berburu pemain figuran yang tentunya dari golongan perempuan, terkenal dengan berbagai macam teori Bullshit untuk mendapatkan cewek! Tapi gak pernah sukses! Secara gak di dukung tampang kali ya? Dia punya julukan yang terkenal di tongkrongan yaitu "Men In Black".

Sesaat gua termenung sambil melihat layar ponsel yang tertera nama Buluk di sana. Perasaan gua rada bimbang untuk mengangkat telefonnya. Ada apa nih si Buluk telfon gua? Jangan-jangan mau ngajakin mabok lagi?

Akhirnya gua memutuskan untuk mengangkat telefonnya.

"Halo.."

"Oi Tox! Gimana kabar lu?" Tanya Buluk dari seberang dengan suara yang ramah.

"Baek. Ada apa lu telfon? Tumben amat,"

"Ya kangen lah cuy! Udah lama lu gak nongol di tongkrongan. Eh, gua denger-denger lu sekarang nge-kost ye?"

"Denger dari siapa lu?" Tanya gua curiga.

"Gua ketempat lu ya?" tanpa menjawab pertanyaan gua dia langsung bertanya dengan nada suara datar.

Dan gua mulai mempunyai firasat buruk disini. Ngapain sih Kebo Ireng mau main kesini? Gua sebenarnya rada males kalau doi dateng ke tempat gua, karena pasti ujung-ujungnya ngajakin minum. Buluk dan teman-teman tongkrongan gua di Warchild memang terkenal pemabuk berat.

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang