Bukan lantaran gua sirik karena muka gua yang masih dalam tahap penggantengan. Tapi karena gua udah jenuh dengan semua dominasi media yang di isi oleh cowok ganteng!

       Seperti yang sering terlihat di layar kaca, pemeran utamanya harus cowok ganteng, boy band juga cowok ganteng, model majalah tentu cowok ganteng, anak band pasti cowok ganteng! Terkecuali andhika kangen band, kalo doi sih super...

       Pada intinya semua yang berwajah ganteng itu mendapat tempat! Semua di dominasi dengan sosok wajah ganteng mempesona yang bisa bikin para kaum hawa terpesona sampai menjerit-jerit kala melihat senyum dan sorotan matanya!

       What the hell!!

       Jadi dimanakah peran cowok jelek sekarang??? Atau hanya jadi pemeran figuran, penjahat kelas teri, robot gedek, banci kaleng, atau bahkan menjadi tukang sekoteng??  Apakah tampang seperti kampret tidak cukup menjual di masyarakat??

       Sebenernya di pelem-pelem atau di sinetron memang ada sih cowok jelak, tapi ya gitu perannya paling jadi puhun sawo di depan rumah pemeran utama, paling tinggian jadi preman atau satpam yang dialognya kaya orang lagi kena sakit tenggorokan. Gak bakalan deh orang jelek dapet pemeran utama, bisa-bisa filmnya gak laku, paling yang nonton cuma keluarganya sendiri, dan itu juga sambil nahan eneg kali!

      Aaaahhhkkkkkk..sungguh dunia tidak adil! Makanya gua sangat benci dengan cowok ganteng!

       Tapi untuk alasan yang semakin memantapkan gua membenci cowok ganteng adalah, "Emang gua gak suka aja sama cowok kaleee!" suatu alasan simple yang gak mutu dan langsung memutuskan alur perdebatan.

       Dan satu lagi dari ciri-ciri gua!

       Gua mempunyai Tattoo di dada! Yoi gua itu Tattooan, Man! Padahal gua bukan pecinta seni atau bercita-cita menjadi seorang preman yang mulia! Sama sekali bukan!

       Entah gua kesampet setan gitting mana, sampai-sampai terinspirasi bikin tattoo ketika lulus STM!

       Yang jelas kala itu gua sedang mengalami kondisi paling berat dalam hidup gua. Rasa sedih dan rasa bersalah selalu menyelimuti hari-hari gua, akhirnya keseharian gua di penuhi dengan minuman keras, nongkrong di halte, terminal, pasar-pasar dan di pinggir jalan. Semua itu gua lakukan hanya untuk pelarian saja.

       Sampai pada suatu hari, gua dan kelima kawan gua yang punya gelar preman Terminal Blok-M, mabuk-mabukan di daerah Bulungan. Kesadaran kami sudah menipis, karena telah terlarut oleh berbotol-botol miras yang kami tenggak.

       Di saat titik kesadaran gua menurun dan puncak halusinasi meningkat, gua kembali teringat dengan seorang sahabat sejati yang telah pergi jauh...yang selama ini menjadi dilema besar dalam hidup gua. Maka untuk mengenangnya, gua memutuskan membuat tattoo mawar merah yang sedang merekah di dada sebelah kiri. Karena sang sahabat suka sekali dengan bunga mawar merah. Dengan maksud, tattoo di dada itu dekat dengan hati, maka dia akan selalu dekat di hati gua...

       Kebetulan salah satu dari kelima teman gua yang nongkrong adalah tukang tattoo yang buka lapak seni tattoo di daerah terminal blok-m. Lapaknya lumayan ramai, yang berkunjung bukan orang sekitar saja, namun sudah mencakup orang luar kota. Kita panggil saja di dengan julukan Pidding, dia orang padang yang telah lama merantau di Jakarta. Makanya gua mempercayakan dada bidang kekar gua untuk di hiasi tattoo oleh beliau yang profesional.

       Pidding memulai aksinya berkarya di dada gua bak seorang pembuat tattoo kelas dunia dengan mesin tattoo yang berbunyi nyaring, jarum-jarum bertinta menari-nari di atas dada gua, hingga membuat ngilu telinga, badan keringat dingin bercampur gemetaran, dengan sesekali rintihan di mulut yang menjerit-jerit layaknya seorang perawan yang di perkosa..

KOST SEGREKKde žijí příběhy. Začni objevovat