Prolog.

435K 21.7K 342
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Happy Reading, buat pembaca baru. Pembaca lama vote, komen, dan baca lagi yak.. 😁wkwkwk..

_____________________________

Sebelum mengenalmu, dunia seperti kehilangan mentari semenjak kepergian dia yang aku cintai.

Dunia serasa begitu kejam, dunia seakan tidak adil merenggutnya dariku. Mata dan hatiku di butakan obsesi yang berwujud cinta kala itu. Seringkali aku menuntut takdir untuk mengembalikan sesuatu yang sejatinya memang bukan milikku.

Hingga pada akhirnya engkau datang dengan setitik cahaya bak lentera. Cahaya kecilmu menerangi setiap langkah kelamku yang mulai tertatih sebab bertahan di masalalu. Bertahan dengan luka yang kubiarkan menganga, tak kunjung kuobati.

Dengan segala kesabaran kau buatku beranjak perlahan dari keterpurukan. Mengajariku cara merelakan dan mengikhlaskan untuk menerima takdir-Nya. Namun dengan bodohnya aku membuangmu sebelum menyadari bahwa kau telah mencuri hatiku.

Arman Ar Rasyid

"Bagaimana Humaira?"

Suara sedikit serak itu milik Maya, seorang wanita paruh baya yang sudah hampir sebulan memaksa Humaira untuk menikahi anak sulungnya sekaligus menjadi ibu pengganti dari bayi yang baru saja di tinggal ibu kandungnya usai melahirkan.

Gadis bernama Humaira Nuril Izzah serta akrab di panggil Maira ini ingin sekali menjelaskan perihal betapa tidak sukanya lelaki yang dimaksud wanita itu padanya. Maira mengenal betul lelaki tersebut. Ya, dia mantan suami almarhumah sahabatnya yang bernama Fanya. Namun Tante ini seakan tidak mau tahu alasan di balik penolakan Maira dan bahkan jarak tempuh satu jam lebih dari Jakarta ke Bogor tidak menjadi kendala untuk memastikan jawaban Maira setiap hari.

"Maaf, Tante. Sepertinya anak Tante tidak menginginkan itu."

Maira terus menunduk seakan tidak berani menatap mata wanita yang sudah beberapa hari memohon padanya, sang Bunda 'pun hanya bisa duduk seraya mengusap pundaknya dengan lembut, menanti keputusan yang Maira yakin ingin mendengar hal yang sama dengan Maya--wanita asing yang tidak lain sahabat Bundanya sedari SMA.

"Bagaimana mungkin? Dia tidak akan menolak amanah istrinya, sahabat kamu, Fanya. Dia ingin kamu menjadi ibu dari anaknya."

Maira memegang dadanya, sesak. Seperti ada hantaman besar tepat di jantungnya. Dia begitu menyayangi Fanya, tapi dia tidak bisa hidup dengan lelaki yang tidak mencintainya, Maira paham betul bagaimana lelaki itu begitu mencintai almarhumah. Dan bagaimana tatapan tak suka lelaki itu padanya. Tatapan yang sangat berbeda.

"M-maaf. Bagaimana jika Mas Arman tidak mau menerima saya?"

Maya yang sejak tadi duduk di sofa panjang meraih tangan Maira yang duduk di sebelahnya. "Dia mungkin bisa menolak, tapi Tante begitu yakin kamu bisa membuatnya cinta sama kamu, dan kamu tidak mungkin begitu tega mengabaikan amanah sahabatmu, kan?"

Kini Maira berada di titik tidak berdaya, karena tidak adanya pilihan kecuali menerima perjodohan tanpa cinta itu.

"Maa fi qolbi ghairullah ...." bisik hati Maira. "Tiada di hatiku kecuali Engkau Ya Allah .... jika memang ini takdir-Mu maka bantu hamba menjalaninya dengan ikhlas."

Dan dengan menyebut nama Allah, dengan keyakinan penuh atas kuasa-Nya, Maira menerima takdir-Nya.

Namanya Arman Ar Rasyid, lelaki tampan pemilik netra tajam yang sejak awal Maira kagumi itu akan segera menjadi suaminya. Jika memang akan seperti ini, kenapa dulu takdir memilih Fanya untuk di sandingkan dengan lelaki itu? Bisa apa Maira selain melangkah mundur dan menyerah. Di balik usahanya melupakan, justru takdir mengombang ambingkan perasaan yang dia miliki. Fanya meninggal setelah melahirkan sesosok bayi perempuan mungil yang kini diamanahkan padanya. Sungguh, takdir Allah memiliki kejutan yang tak terduga.

Perlahan Maira mulai paham hal apa yang akhirnya membuat Arman menyetujui pernikahan tersebut. Kontrak, satu hari setelah pernikahan terlaksana Arman memintanya menandatangani surat perjanjian. Sejak saat itu Maira mulai paham jika posisinya di mata pria itu hanya sebatas pengasuh. Tidak lebih. Sebab tercipta batasan antara dirinya dengan sang suami.

Mampukah dia bertahan menghadapi sikap dingin suami yang hanya menganggapnya pengasuh? Seberapa kuat dia bertahan?

Bersambung ....

Jangan lupa vote dan komen. Masukin library juga, oke. 👌😉

Syukron
Jazakumullahu khairan katsir..

Wassalamu'alakum..

Lentera Humaira ✔Where stories live. Discover now