Chapter 21 - So, Virginity Over Life?

13.4K 429 14
                                    

Chloe

BOOOOOM

Lost your virginity?

Apa pendengaranku tidak salah kali ini? Tristan mengatakan kata itu begitu pelan, namun suara itu bagaikan nuclear bomb di telingaku.

NO

NO

NO

It's a big NO.

Kurasakan napasku yang tersengal-sengal, tidak teratur. Sesak napas, mungkin, aku yakin otakku tidak bekerja dengan baik sekarang. Sesaat aku ingin berteriak keras, walau yang ada aku hanya terdiam tidak mengatakan apapun.

Pandanganku tidak ke depan, tidak juga ke arah laki-laki tampan di sebelahku, pandanganku kini mengarah pada kaca jendela di sampingku, hingga aku dapat melihat bayangan dari wajahku sendiri, hingga aku menemukan warna mataku tidak lagi jernih, namun memerah, begitu jelas terlihat walau tidak ada air mata yang mengalir membasahi pipiku.

"Is that right, you don't have boyfriend?" suara Tristan kembali terdengar.

Hanya anggukan yang aku berikan tanpa menatap Tristan. No, aku tidak ingin menatapnya dengan mata merahku.

"Mungkin, hmm, seseorang yang dekat denganmu. Ya, aku bisa membawamu padanya."

Lagi, aku tidak menatap Tristan dan hanya menggeleng pelan, "tidak ada," ucapku lirih.

Hening. Tidak ada suara sama sekali baik dariku juga dari Tristan. Sesaat aku kembali teringat waktu itu, waktu yang masih aku miliki.

One hour thirty minutes to the location

Okay, dua jam lagi, jika memang red lotus tattoo di dada kiriku akan berubah menjadi black lotus, seperti yang dikatakan Tristan.

Masih, mataku masih begitu merah. Sesaat aku melihat tattoo bodoh itu, memperhatikannya dengan seksama. Mataku terbelalak, tattoo itu tidak lagi merah, namun sedikit memudar, terlihat seperti pink, hmm, ya pink.

"Warnanya berubah," ucapku lirih, hampir tidak terdengar.

Tatapanku masih fokus pada tattoo bodoh itu entah untuk berapa lama. Kurasakan tubuhku yang sedikit bergetar. Oh God, ini seperti mimpi buruk walau aku tahu ini adalah nyata, dan dua jam lagi, waktuku untuk bisa bernapas bebas di dunia fana ini. Tanpa sadar pipiku basah. Dengan cepat aku menghapus air mata bodohku itu.

Masih menunduk, kini, kurasakan tangan besar itu menyentuh tanganku, terasa begitu hangat. Aku masih terdiam, tidak bergerak sama sekali.

Entah sejak kapan Tristan melepas sabuk pengamanku dan entah dari kapan dia mengangkat tubuhku, aku tidak terlalu menyadarinya, yang pasti aku sudah berada dalam pangkuannya sekarang. Mungkin aku terlalu terlarut dengan pikiranku sendiri, pikiran yang semakin lama semakin membuatku ketakutan.

Lagi, aku merasakan kenyamanan itu lagi, saat tangan besar itu mendekap tubuhku yang masih sedikit bergetar. Wajahku kini terbenam sempurna di dada bidangnya. Kakiku tidak lagi lurus, namun terlipat, bersila lebih tepatnya, dia atas pahanya. Chest to chest, kini aku mulai memeluk tubuh sempurnanya itu.

"Chloe," suara dalam juga sexy itu mulai terdengar. Dengan cepat aku mengusap kembali air mataku yang aku sudah membasahi kaos yang dia pakai sekarang, hmm, di bagian dadanya itu.

"Ya," ucapku pelan tanpa melihatnya, hmm, ya aku masih membenamkan wajahku di dada bidangnya. 

"Hmm, boleh aku bertanya satu hal?"

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Where stories live. Discover now