Chapter 75 - What Take You So Long? (Part 2)

3.7K 288 26
                                    

Tristan

Ortygia.

Tempat itu yang aku tuju sekarang.

Artemis.

Ortygia.

Khryselakatos.

Semua itu mengarah padanya. Gadis itu memburuku. Entah dari kapan, namun aku yakin pertemuan pertamaku di bandara Amsterdam sebelumnya bukanlah yang pertama baginya. Dan anehnya aku tidak tahu sama sekali soal keberadaannya. Bahkan sekarang pun aku tidak bisa mendeteksi keberadaanya.

Jika ada yang tidak tahu hubungan antara ketiga kata itu. Biar sedikit kujelaskan. Artemis, salah satu dewi yang sangat cantik dalam mitos yunani. Saudara kembar dari dewa yang paling tampan, Apollo. Dia, Artemis adalah dewi pemburu dengan panah emas sebagai senjatanya. Hal yang menyebabkan dia di sebut Khryselakatos yang berarti pembawa panah emas.

Dan apa hubungannya dengan Ortygia? Tentu saja, Ortygia adalah pulau yang tidak disinari matahari tempat di mana Dia dilahirkan.

Lalu, di mana tempat yang disebut sebagai Ortygia sekarang? Dalam kenyataannya, tempat itu ada di Italy. Namun bukan tempat itu yang aku tuju.

Kenapa?

Karena aku yakin, itu hanyalah sebuah kata bias yang mengacu pada tempat yang tidak terkena sinar matahari.

Ya, dalam mitos yunani, Ortygia adalah pulau yang khusus diciptakan oleh dewa Zeus , ayah Artemis, untuk dewi Letto, ibu Artemis melahirkan bayinya, untuk menyembunyikan mereka dari dewi Hera, istri Zeus, yang dalam mitos adalah dewi matahari.

Tentu saja, jika dihubungkan dengan foto-foto itu juga koordinat yang tersembunyi di dalam foto-foto itu, jelas Black Forest lah yang dimaksud. Tempat yang tidak terkena sinar matahari saat siang.

Aku bisa mengatakan, dia cerdas. Chrystal, gadis cantik itu yang aku maskud. Dan sekarang, aku yakin dia telah menungguku di hutan tanpa matahari itu.

'Apa motifnya?'

Hal itu yang terlintas di benakku sekarang. Dia menyembunyikan sesuatu dari saudaranya sendiri, kakak laki-lakinya, itu tebakan awalku.

'Apa yang kamu inginkan dariku?'

'Apa tujuannya mengejarku hingga ke Munich?'

Apapun itu aku akan mengetahuinya sebentar lagi. Harusnya kurang dari lima belas menit dengan kecepatan mobilku yang masih sama dari awal aku menuju Black Forest.

Baxter, seharusnya dia sudah mendarat di bandara Munich, oh bukan, mungkin dia sudah dalam perjalanan ke hutan sial*n ini. Belum terlihat posisinya di layar ponselku. Seperti yang biasa kami lakukan saat menjalankan misi bersama.

10 minutes to the target

Suara peringatan dari ponselku kembali terdengar. Sedikit berbelok untuk mempercepatnya. Harusnya kurang dari sepuluh menit aku sampai.

5 minutes to the target

DOR

What the h*ll is going on here?

Siapa yang mengluarkan tembakan itu?

DOR DOR

Okay, dia mulai bermain denganku. Itu bukan tembakan yang diarahkan pada suatu object, namun hanya tembakan bebas ke langit, tembakan peringatan lebih tepatnya.

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ