Chapter 7 - Is He Real? (Part 2)

9.3K 533 12
                                    

Chloe

Tiga puluh menit berlalu begitu saja. Satu store, dua store, entah berapa store yang telah aku masuki, aku tidak menghitungnya.

Kini, hanya coklat panas yang ingin aku rasakan. Aku kembali berjalan menuju tempat itu. Cafe yang menjual coklat panas yang begitu hmm, nikmat. Terkadang tiga cup yang aku teguk saat duduk diam di cafe itu.

"Chloe, sayang, hati-hati."

APA?

Sayub-sayub aku mendengar kalimat itu. Kalimat yang berasal dari arah belakangku.

Chloe, ya, Chloe. Aku baru saja mendengar seseorang menyebut namaku. Jelas tidak ada orang yang mengenalku di sini. Apalagi kata yang dia ucapkan setelah menyebut kata Chloe, hmm, sayang, aku yakin kata itu yang aku dengar, dan aku semakin penasaran dengan apa yang baru saja aku dengar.

Langkahku mulai pelan, walau sedari tadi langkahku memang tidak cepat, namun sekarang semakin pelan. Mencoba konsentrasi, mungkin kalimat lain akan kembali terdengar dari suara dalam laki-laki itu.

Laki-laki yang mungkin aku mengenalnya, hmm, mungkin bukan mengenal namun, hmm, aku tidak bisa menyebutnya dengan tepat. Yang pasti dia laki-laki yang seminggu ini telah mengganggu pikiranku. Laki-laki yang beberapa hari ini membuatku malas untuk membuka mataku hingga aku bangun begitu siang, dan hari ini yang paling parah.

Bodoh, sungguh bodoh, beberapa kali aku berharap dia datang dalam mimpiku, selama mungkin, walau setiap kali dia muncul dalam mimpiku, tidak ada satupun kalimat yang diucapkannya dan hanya ekspresi yang aku tidak dapat mengartikannya yang terlihat, hingga aku kembali terbangun dari mimpiku, selalu begitu.

Aku masih mengingat dengan baik suara dalamnya, hmm, sedikit serak, begitu sexy. Aku bahkan menyukai suaranya saat kali pertama mendengarnya.

Is this heaven?

Kalimat pertamanya yang aku dengar saat dia sadar dari pingsannya, hingga tidak ada lagi kalimat yang aku dengar, hmm, ya, beberapa menit kemudian dia kembali tidak sadarkan diri.

Gosh, aku bahkan masih ingat dengan begitu jelas setiap kalimat yang dia ucapkan, walau dia mengucapkannya dengan begitu datar, hmm, dengan tatapan yang begitu dingin.

"Chloe, sayang, berhenti, sayang."

For God Shake, itu suaranya ya, aku yakin itu dia. Suara yang sekarang aku bisa mendengarnya dengan begitu jelas.

Is he real?

Kurasakan jantungku yang mulai berdetak lebih cepat dari biasanya. Jika dia memang nyata, satu pertanyaan besar yang ada di benakku, kenapa dia mengucapkan kata sayang?

Masih teringat dengan jelas di benakku, tatapan dinginnya siang itu, saat kami berhasil mencapai daratan setelah perjalanan yang entah berapa lama itu. Perjalanan yang membuatku nyaman walau bukan tempat tidur ataupun sofa empuk tempat dudukku, melainkan motor boat.

Posisi dudukku, yang membuatku sangat nyaman, mungkin. Posisi duduk terbalik hingga dada kami hampir bersentuhan, begitu dekat, begitu nyaman, apalagi saat dia mendekapku, hmm, walau dia jelas melakukannya hanya untuk memastikan aku tidak terjatuh. Jujur, itu pertama kalinya aku menaiki motor boat dan aku takut terjatuh hingga pelukanku padanya begitu erat juga kuat.

Is he real?

Pertanyaan yang sama dalam benakku. Penasaran, aku menghentikan langkahku dan segera membalikkan badanku.

Oh my god. Ini bukan mimpi. Ini nyata, sangat nyata. Dia, ya, dia laki-laki yang aku tolong, hmm, yang menolongku pada akhirnya. Jantungku berdetak semakin cepat hingga aku yakin, aku sekarang hanya bisa berdiri mematung menatapnya yang semakin lama semakin dekat. Dua kata, tampan dan, hmm sexy.

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Where stories live. Discover now