Chapter 3 - Deathly Or Juicy Kiss?

24.7K 826 8
                                    

Tristan

"Who are you?"

Suara lembut juga sexy yang diucapkan oleh bibir yang bergerak pelan, hmm, begitu sexy apa lagi dia tepat berada di depanku dengan wajah kami yang hanya berjarak kurang dari lima sentimeter, terdengar begitu pelan di telingaku sekarang.

Lagi, itu kalimat yang aku dengar sebelumnya, saat dia mengira aku masih tidak sadarkan diri. Sekarang, aku begitu penasaran dengan apa yang ada di pikirannya, saat dia mabuk seperti ini lebih tepatnya.

Belum ada kalimat yang keluar dari mulutku. Aku masih terdiam, hmm, matung juga membisu. Beberapa kali mata indahnya terlihat mengerjab-ngerjab, seperti menunggu kalimat dariku.

Sekali, dua kali kurasakan jari-jari lentiknya mengelus bibirku dari ujung kiri hingga ujung kanan. Okay, apa lagi?

"North star?"

Aku mulai tidak mengerti dengan ucapannya. Apa dia menganggapku seorang bintang utara? Tidak ada senyum kali ini di wajah cantiknya. Dia terlihat begitu serius, hingga sesekali dia menahan napasnya.

"Katakan sesuatu."

Kini bibirnya kembali menyentuh bibirku. Tangannya tidak lagi di wajahku, dia bergerak pelan hingga leherku. Perlahan dia memilin kerah kaos yang aku pakai, semakin lama semakin kuat.

Dalam detik yang sama, bibirnya mulai melumat bibirku. Sekali, dua kali, hmm, terasa manis. Sesaat dia berhenti menciumku dan kembali menantapku.

"Kamu, apa aku per.."

Kalimatnya terputus, entah apa yang akan diucapkannya. Tatapannya kini begitu sayu. Tangannya semakin erat juga kuat memilin kaosku, bukan di bagian leher tetapi di bagian dadaku dan ya, dia kembli melumat bibirku.

Ciuman yang lembut, awalnya dan bibirku masih belum bergerak apalagi membalas ciuman itu, walau aku sangat tergoda untuk membalasnya, hingga dia mulai menggigit kecil bibir bawahku, hingga bibirku dengan reflek sedikit terbuka. Sh*t, lidahnya dengan cepat masuk, hmm dengan sempurna ke mulutku.

Okay, cukup. Perlahan aku menangkup wajahnya, mencoba membuatnya berhenti menciumku, walau kurasakan dia semakin dalam mencium bibirku. She drunk, really drunk dan alkohol masih terasa di bibir manisnya.

Tiga detik..

Lima detik..

Dia belum mengehentikan ciumannya, walau aku belum membalas sedikitpun ciuman itu.

Tujuh detik..

Sebelas detik..

Aku semakin mempererat tangkupan tanganku ke wajahnya hingga dia berhenti dan melepaskan bibirnya dari bibirku. Sesaat dia mendongak, menatapku masih dengan tatapan sayunya.

"Woody musk" ucapnya lirih.

WHAT?

Sepertinya dia benar-benar mabuk. Aku tahu dengan pasti apa yang diucapkannya itu. Salah satu scent yang aku suka. Oh no, apa maksudnya? Dia mencium aroma itu sekarang? Weird, aku bahkan tidak memakai perfume apapun, sekarang, itu jelas.

Tanpa aku sadari, tangan lembut itu memegang ujung kaosku. Dalam detik yang sama dia berusaha menariknya. Sh*t, dia semakin hmm, tidak terkendali. Dengan cepat aku menahan tangannya.

Bukannya menyerah, dia mulai mengeser tubuhnya, posisinya tidak lagi di sampingku. God, dia menindihku. Oh my my my, apa yang akan dia lakukan dengan berada di atasku seperti ini?

Belum ada gerakan darinya, dia masih terdiam di atasku. Sekali lagi dia menatapku dengan pandangan sayunya itu. Entah berapa lama dia menatapku aku tidak menghitungnya, mungkin dua menit. Dan dalam beberapa detik kemudian, dia menyandarkan wajahnya dia di dadaku. Tangan lembut itu mulai memeluk, begitu erat, terlihat begitu nyaman dengan posisinya itu.

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Where stories live. Discover now