Chapter 50 - Will I Have Another Night?

5.8K 376 15
                                    

Tristan

Oh God.     

Entah apa yang telah aku lakukan. Semakin lama aku tidak ingin dia pergi dariku. Semakin lama aku ingin dia selalu berada di sisiku.

Oh God.

Apa aku telah melanggar janjiku sendiri, untuk tidak terlibat terlalu jauh dengan seorang gadis? Dan apa yang telah aku lakukan pada makhluk cantik itu? Bahkan aku terkesan memberikan harapan yang besar padanya. Tanpa sadar aku mengacak rambutku, frustasi, mungkin itu yang aku rasakan sekarang.

Aku masih membawa mobilku dengan kecepatan tinggi. Si brengs*k itu sudah bergerak, tidak lagi berada di mansion Chloe. Aku masih melacaknya melalui ponselku. Jarakku terlalu jauh darinya, tiga puluh menit mungkin. Seperti diriku, dia juga sedang bergerak, tidak diam di tempat. Dari jalan yang dilalui, mungkin kota itu yang dia tuju, Fussen town. Apa yang dia cari di sana? Atau siapa yang akan dia temui di sana lebih tepatnya.

Ludwigs Hotel.

Dia berhenti di sana, di area hotel itu. Aku mempercepat laju mobilku, tidak ingin kehilangan dia lagi, tidak ingin membiarkannya lolos kali ini. Dia salah satu petunjukku nanti. Mungkin dia mengetahui soal Black Monkey, salah satu bos mafia Beowulf yang berhasil lolos dari kejaranku sebelumnya.

Walau kemungkinan itu kecil, namun aku masih tetap berharap. Kurang dari satu jam, sekitar lima puluh lima menit, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh Fussen dari Munich. Beberapa menit lagi aku akan mencapai Fussen.

Aku kembali memperhatikan layar ponselku. Dia, masih belum bergerak, masih berada di Ludwigs Hotel. Belum samapai aku di hotel itu, mafia brengs*k itu kembali bergerak. Tidak seperti sebelumnya, pergerakannya hanya sedikit dan kemudian berhenti lagi.

Mobilku mengikuti posisinya berada dan dalam hitungan menit aku melihatnya. Dia, sedang duduk santai di sebuah cafe. Bukan di tempat duduk dalam namun tempat duduk luar. Mungkin karena dia sedang merokok sekarang.

Masih belum ada pergerakan dariku. Aku masih mengawasinya dari jarak beberapa meter darinya, di seberang jalan, masih di dalam mobilku yang sudah berhenti melaju. Dari gerak-geriknya, dia terlihat sedang menunggu kedatangan seseorang, atau beberapa orang mungkin.

Satu menit..

Lima menit..

Waktu berlalu begitu saja. Seperti tidak kehilangan kesabaran, dia masih begitu santai menuggu.

Sepuluh menit..

Lima belas menit..

Mungkin dia termasuk golongan orang yang sabar. Ini sudah keterlaluan, dia sudah membuang waktu lima belas menitku untuk menunggu hal bodoh yang dilakukannya. Segera kuambil pistol .45 caliber di dasboard mobil. 

Aku mulai melangkah, mendekat dengan mafia brengs*k itu. Kuambil duduk yang tidak jauh dengannya.Thank God. Dia berhenti merokok, setidaknya aku tidak mencium aroma nicotin saat ini. Ruangan yang terbuka dengan cepat menghilangkan aroma itu.

"Di cafe yang sama."

"Lima menit? OK."

"Ya."

Beberapa kalimat yang terdengar dari mafia brengs*k itu. Dia sedang berbicara di telepon. Aku yakin itu adalah orang yang sedang ditunggunya. Lima menit lagi, tidaklah buruk. 

"Aman."

"No stalker."

"Yakin."

"Dia belum kembali."

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon