Chapter 16 - Do I Lose My Mind?

8.1K 401 5
                                    

Chloe

Gosh.

Mereka pasti sudah berhenti, dan sekarang sudah menodongkan pistolnya tepat di kepalaku. Tanpa aku sadari, aku menghela napasku. Perlahan aku mengangkat tanganku dan membalikkan badanku.

Dalam hitungan detik tangan besar itu menarikku dengan kasar hingga aku berdiri dan berjalan dengan kaki yang agak terseret.

Aku kesusahan berjalan apalagi dengan high heel yang aku pakai sekarang. Lagi-lagi aku memakai high heel, mungkin aku harus berhenti memakai high heel jika hal seperti ini terus terjadi padaku.

Tanpa mengatakan apapun, laki-laki bertubuh besar itu mendorongku, hingga jalanku terhuyung, hampir terjatuh jika aku tidak menahannya.

"Apa yang kamu inginkan?" ucapku menahan emosi yang sudah meledak-ledak di dalam diriku.

Lagi, dia masih terdiam. Kini dia kembali mendorongku hingga aku terduduk di jalanan.

Plaaaaak.

Gosh, tamparan itu begitu keras, terasa begitu sakit, kurasakan darah keluar di sudut bibirku. Ya, Tuhan, apa yang diinginkan laki-laki kasar ini?

"Apa yang kamu inginkan?" nada suaraku mulai tinggi sekarang.

Entah apa yang dilakukan laki-laki ini, sekarang tangannya terlihat sibuk mencari sesuatu di dalam saku jaketnya. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan aku begitu kaget dengan apa yang diperlihatkannya padaku. Itu hanya di otakku, kenyataanya aku memasang muka datar, tidak ingin menimbulkan kecurigaan. Foto Tristan, terlihat begitu jelas di layar ponsel itu.

"Dia," akhirnya aku mendengar suara laki-laki kasar ini, penuh dengan kemarahan, "aku menginginkan dia."

Tawa kecilku mulai terdengar. Sesaat, wajah bingung laki-laki kasar yang kini berjongkok di depanku terlihat begitu jelas.

"Apa yang kamu tertawakan, Nona? Apapun itu, nikmatilah sebelum ajal menjemputmu."

"Kamu pasti bercanda," ucapku di sela-sela tawa kecilku, "jika ingin mencarinya, kenapa menangkapku? Apa kamu tidak melihat kami begitu berbeda. Aku seorang gadis dan dia seorang laki-laki. Apa begitu susah untuk membedakan kami?"

"Kamu terlalu banyak bicara, Nona. Aku menangkapmu hanya untuk memudahkanku untuk menangkapnya, juga membunuhnya."

Satu kata, calm!

"Sepertinya kamu sangat membenci laki-laki itu. Apa yang telah dia lakukan padamu, Tuan?"

"Mungkin aku harus membungkam mulutmu, jika kamu terus berbicara. Bagaimana?"

Lagi, aku kembali mendengar tawa kecilku, "Whatever. Hanya satu yang kamu perlu tahu, siapapun laki-laki itu, aku tidak peduli, Tuan." Sesaat aku menghela napasku. "Aku tidak ada hubungannya dengan dia. Pastikan kamu tidak salah menangkap orang. Apalagi kamu baru saja membunuh bodyguard-ku."

Plaaaaak.

Lagi, laki-laki kasar ini kembali menamparku. Darah kembali keluar di sudut bibirku. Reflek aku mendorong juga menendangnya. Tidak ada gerakan dari laki-laki itu. Tentu saja apa yang aku lakukan seperti cubitan kecil baginya. Tubuh besarnya itu benar-benar tidak bergeming sama sekali. Fine.

Mataku mulai bergerak cepat, mencoba mencari dimana dia menyimpan pistolnya. Kini tangannya mencengkeram kuat kedua tanganku. Terasa begitu sakit, semakin lama semakin sakit, juga perih.

7.30 AM

Sepintas aku melihat jam tanganku. Gosh, aku akan terlambat jika laki-laki kasar ini terus menyanderaku.

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Where stories live. Discover now