Episode 24: Klimaks

1.6K 130 6
                                    

BLAR!

Suara ledakan terdengar dari aula sekolah Konoha Gakuen. Namun para pengunjung tidak memedulikannya. Mereka menganggap suara ledakan itu adalah salah satu dari acara festival. Sementara itu di ruang aula, kepulan asap mulai menghilang. Dan memperlihatkan sosok Neji yang terkapar tak jauh dari panggung.

Kursi-kursi hitam sudah berserakan tak tentu. Bersama dengan beberapa pengunjung yang sudah tak sadarkan diri. Neji berdiri dengan deru nafas tidak beraturan. Menumbangkan sekelompok manusia lebih sulit dari pada menjatuhkan puluhan monster.

"Aku harus lebih sering berlatih mengontrol kekuatanku, saat lawanku adalah manusia." Neji menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya kasar. Setelahnya ia memasang posisi untuk kembali bersiap. "Hah! Eight Trigrams Mountain Crusher!"

Neji memutar tubuhnya, dan perlahan gerakannya semakin cepat. Ia menyerang titik-titik saraf di setiap tubuh manusia yang menyerangnya. Membuat mereka terkapar tak sadarkan diri. Sementara itu Naruto mencoba untuk menerobos pasukan manusia di depannya.

Ia mengibaskan ketiga ekornya, menjatuhkan para pengunjung dan mencoba menyerang Sasori. Namun siluman dengan rambut merah itu benar-benar licik. Ia menjadikan Sakura dan Kiba sebagai tameng. Membuat siluman rubah itu sempat ragu untuk menyerang. Dan Sasori mengambil kesempatan itu untuk memukul Naruto dengan boneka kayunya.

DUAK!

"Argh! Sial!" umpatan itu keluar dari bibir Naruto.

Ia menyeka darah yang keluar dari bibirnya yang sobek. Dan menyeringai kesal, dia tidak mungkin membiarkan ini terus terjadi. Mata biru lautnya melirik sosok Hinata yang tertidur tak jauh dari Toneri berdiri.

Gadis rembulannya, entah mimpi seperti apa yang tengah ia lihat. Naruto berharap, itu bukanlah mimpi buruk yang akan membuatnya menangis saat terbangun nanti.

"Apa hanya ini kemampuanmu, rubah?" Toneri mendengus geli, "Setelah ratusan tahun, sepertinya kemampuanmu menumpul."

Naruto berdecak kesal, mata birunya kembali memerah. Dengan aura kemerahan yang muncul dan bergumpal membentuk perisai, mengelilingi tubuhnya. "Kau... Momoshiki, jangan main-main denganku!"

Mata perak itu menyipit tak suka, "Kau tidak berhak memanggilku seperti itu!"

Toneri semakin menyipitkan matanya, membuat kulit di sekitar matanya membuat guratan halus seperti akar. Ia mengibaskan sabitnya dan memanggil para siluman yang berada dalam kendalinya. Kumpulan siluman dengan berbagai rupa muncul, menjadi tentara dibawah kendali Toneri.

"Tidak ada yang boleh memanggilku seperti itu. kecuali, Orochimaru-sama!"

"Uryaaaaa!"

Naruto menggeram pelan, dan melompat saat salah satu siluman menyerangnya. Retakan tanah terjadi akibat pukulan dari siluman berbentuk kerbau dengan satu anting perak di telinganya. tubuhnya yang besar hampir memenuhi ruang aula.

Neji mengeluarkan beberapa kertas shikigami dan memanggil roh pelindungnya. Kertas-kertas itu berubah bentuk menjadi seekor serigala perak. Ketiga serigala itu mengeluarkan cahaya keperakan dengan mata emasnya yang berbinar menakutkan.

"Naruto, jangan diam saja kau!"

Siluman rubah itu, merunduk saat sebuah pedang terayun di atas kepalanya." Siapa yang diam saja?!" Usai memberi tendangan berputar pada siluman cebol dengan kepala gundul. Naruto berseru keras, "Kau tidak lihat aku sedang apa?! Di mana matamu, hah?!"

Setelah melumpuhkan lawannya dan tidak sengaja kedua punggungnya dan punggung Naruto bertemu. Neji mendesah pelan, "Maksudnya jangan diam saja, dan lakukan sesuatu untuk menolong Hinata-sama!"

The Red FoxWhere stories live. Discover now