Episode 2: Mereka yang berada dalam kegelapan.

2.9K 277 12
                                    

Senyum dan tawa, serta tatapan dari mata biru itu selalu ia kenang. Sejak saat itu, ada hal yang selalu Hinata sesali setiap langit biru mulai mencair senja.

'Andai aku menanyakan namanya saat itu...'

Pemuda misterius yang memiliki wajah serupa dengan anak kecil dalam mimpinya. Sudah seminggu Hinata tidak bisa tidur dibuatnya. Setiap ia memejamkan mata, rambut pirang dengan mata biru itu senantiasa hadir dalam benaknya. Ada segelintir perasaan aneh setiap kali ia mengingat pemuda itu. Di dalam hatinya ada perasaan rindu yang tertahan.

"Hinata, bagaimana menurutmu?"

Suara Tenten membuyarkan lamunannya seketika, membuat Hinata sedikit terlonjak. "Ma-maaf Tenten-chan, bisa kau ulangi?" Hinata tersenyum gugup, dia benar-benar lupa bahwa dia sedang bersama dengan Tenten dan Sakura.

Gadis dengan rambut coklat itu mengeryit sebentar sebelum mengulangi pertanyaannya. "Sakura mengajak kita untuk makan donat di Kono kafe, kau mau ikut?"

Tanpa pikir panjang Hinata segera mengangguk setuju.

Sakura, gadis dengan rambut merah muda dengan sweater merah marun mengerling jahil pada Hinata. "Neh~ Hinata-chan, apa kau sedang kasmaran?"

Wajah Hinata berubah merah begitu mendengar pertanyaan Sakura. Gadis dengan marga Hyuuga itu menggeleng kuat, "Ti-tidak! aku tidak sedang jatuh cinta, Sakura-chan!"

Tenten yang berada di samping Hinata tersenyum penuh arti, sementara Sakura tertawa kecil. Gadis merah muda itu mencubit pipi Hinata gemas sebelum kembali berjalan.

"Kau itu seperti buku yang terbuka, Hinata-chan!" Ujarnya sambil tertawa renyah, sementara Hinata menunduk malu.

"Wajahmu tampak pucat dan kau sering melamun akhir-akhir ini. Terlebih wajahmu langsung memerah saat aku menanyakan hal tadi."

Sakura memutar tubuhnya dan menunjuk Hinata tepat di hidungnya, "Kau positif terkena penyakit cinta!" Tudingnya yang membuat Tenten tak kuasa menahan tawanya lagi.

"Penyakit cinta? Apa itu? Norak sekali hahaha!"

Sakura memajukan bibirnya dan mendelik kesal pada Tenten. "Memang menurutmu apa lagi jika bukan penyakit cinta? Sudah seminggu ini Hinata-chan melamun terus. Untuk anak seumuran kita, masalah apa lagi kalau bukan masalah cinta?" Sakura memberikan pelototannya dan bersikeras pada pendapatnya.

"Hei itu menurutmu, setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Dan hal itu tidak harus tentang percintaan."

"Hm... apa itu pernyataan untuk gadis tomboi sepertimu, Tenten?" Tanya Sakura sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Kini giliran Tenten menurunkan alisnya, "Apa kau tidak sadar dengan dirimu sendiri Haruno Sakura, si gadis tinju?"

Pelipis kanan sakura berkedut dan tanpa peringatan keduanya saling meleparkan tatapan maut. Hinata yang berada di tengah-tengah mereka tertawa gugup dan berusaha untuk menghentikan keduanya. Begitu mereka bertiga sampai di depan sebuah kafe kecil dengan nuansa coklat dan hitam, Hinata segera mendorong punggung kedua temannya untuk masuk ke dalam.

"Oh? Hinata, Tenten dan Sakura?"

Sebuah suara yang menyebut nama ketiga gadis itu terdengar, membuat mereka menolehkan kepala mereka. Di sudut ruangan terdapat tiga orang remaja laki-laki, salah satu dari mereka melambaikan tangannya.

"Sa-Sasuke-kun?" Wajah gadis merah muda yang semula cemberut itu, kini berubah dengan senyum manis di wajahnya. Sakura segera berlari menghampiri tiga remaja laki-laki itu dan meninggalkan Tenten dan Hinata.

"Tunggu, jadi karena Sasuke dia mengajak kita kemari?" Tenten menatap Sakura kesal sementara Hinata tertawa kecil.

"Sudahlah, lebih baik kita menghampiri mereka." Hinata segera menarik tangan Tenten untuk menyusul Sakura yang sudah terlebih dahulu bergabung.

The Red FoxWhere stories live. Discover now