Episode 1: Pertemuan.

6.7K 393 11
                                    

Matahari mulai turun, mengubah biru menjadi senja. Cahaya temaram yang berbaris teratur menuju bukit tempat kuil berada. Gemuruh ramai para penduduk dengan tarian dan musik.

Nuansa penuh magis yang mendatangkan mimpi dan harapan. Pertemuan di bawah sinar rembulan dengan kunang-kunang mengitari seakan menari.

" Oi, siapa kamu?"

Dia adalah anak laki-laki dengan rambut serupa kelopak bunga matahari. Datang menghampiri dengan yukata putih polos menutupi badan kecilnya.

" Apa kau tersesat?"

Anak laki-laki itu menaruh kedua tangannya di belakang kepala. Raut wajahnya tampak sedang berpikir sebelum akhirnya dia tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya.

" Ayo, akan ku tunjukkan jalannya padamu."

Senyuman lebar dengan tiga garis halus di kedua pipinya. Anak laki-laki itu begitu hangat dan terang di langit malam yang dingin ini. Langkah demi langkah menusuri jalan setapak dengan tangan yang saling berpegangan.

Rasa hangat dari genggaman tangan itu menjalar menuju ke dada hingga ke wajah, menimbulkan rona merah pada gadis kecil bermata serupa lavender.

" Jangan sampai tersesat lagi, Jaa neh~"

.

.

.

"-Uga..."

"Hyuuga-san... Hyuuga-san!"

" Ha-ha'i! "

Sepasang lavender itu mengerjap beberapa kali saat suara tawa menggema dalam kelas. Laki-laki yang berdiri di samping gadis itu menghela nafas pendek sebelum tersenyum tipis.

"Apa kau sakit Hyuuga-san? Tidak biasanya kamu tertidur saat jam pelajaran berlangsung."

Gadis dengan rambut biru gelap yang ia biarkan tergerai sampai punggung itu menggeleng pelan.

Wajahnya merona merah karena malu," Go-gomenasai Iruka-sensei, tapi saya baik-baik saja."

"Ya sudah kalau kau baik-baik saja, kita lanjutkan pelajarannya. Kiba-kun jawab pertanyaan nomor dua!"

"Eeh? Kenapa aku?!"

Hyuuga Hinata, nama gadis yang kini kembali duduk dan membuka buku pelajarannya. Kedua mata lavendernya menusuri setiap kata dalam buku tulisnya. Saat ingatan tentang mimpi tadi menghampiri, Hinata menolehkan kepalanya menatap jendela.

'Apa kau tersesat?'

Rambut serupa kelopak bunga matahari, sepasang mata sebiru lautan luas. Rasa hangat dari genggaman tangan yang saling terpaut.

"Hinata-chan, kau benar baik-baik saja?"

"Eh?" Hinata menoleh menatap teman sebangkunya.

Raut wajah Haruno Sakura, gadis dengan rambut merah muda itu terlihat khawatir. "Wajahmu merah loh..."

Gadis lavender itu menggeleng kuat, "A-aku baik-baik saja kok, Sakura-chan!"

Hinata segera menunduk malu, baru ia sadari jantungnya berdegup kencang. 'Ke-kenapa aku bisa seperti ini hanya karena anak kecil dalam mimpi?' Hinata mulai memainkan dua jemari telunjuknya. Kebiasaan sejak dulu setiap dia gugup dan panik.

'Jangan sampai tersesat lagi, Jaa neh~'

Hinata kembali mengedarkan netranya menatap langit biru.

"Itu tadi mimpi atau apa...?"

...

"Anak laki-laki dengan rambut pirang dan mata biru?"

The Red FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang