Episode 21: Babak Baru.

918 120 2
                                    


Tiga hari semenjak meninggalnya Hyuuga Hiashi, kepala utama klan Hyuuga. Klan tertua yang masih berdiri di zaman yang semakin canggih ini, masih dalam suasana berkabung. Tidak hanya itu, desakan dari para anggota Hyuuga untuk mengangkat pewaris juga semakin memanas.

Hizashi menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Dengan yukata hitam serta dupa di tangannya, manik rembulannya menatap foto pada altar di depannya. Wajah Hiashi yang tenang dan berwibawa tercetak jelas di sana, membuat Hizashi masih merasa tengah bermimpi.

"kepergianmu terlalu mendadak, Nii-sama..."

Jika biasanya Hizashi menikmati keheningan, kali ini tidak. keheningan ini membuatnya cukup tersiksa. Mereka adalah anak kembar, satu jiwa, dan kadang saling berbagi perasaan. Semenjak Hiashi wafat, Hizashi selalu merasa ada separuh jiwanya yang hilang. Lenyap, dan terasa hampa.

"Tou-sama," panggilan itu membuyarkan lamunannya. Hizashi berbalik untuk bertemu muka dengan anak tunggalnya. "Toneri-san ingin berbicara denganmu."

Manik lavender yang terlihat letih itu beralih, menatap sosok laki-laki muda yang berdiri di belakang puteranya. Otsutsuki Toneri, anak dari kerabat jauh yang berada di Kyoto. Pemuda yang selalu disanjung dan disebut-sebut sebagai pasangan yang cocok untuk penerus Hyuuga.

"Selamat sore, Jii-sama."

Jika biasanya Hizashi selalu menyambut senyum pemuda itu, untuk saat ini hatinya menolak.

...

Setelah mereka bertiga berpindah tempat, duduk di salah satu ruangan keluarga Hyuuga. Hizashi barulah membuka suara sambil menatap Toneri yang duduk di seberang dengan tatapan tenangnya.

"Aku dengar, kau ada di tempat kejadian. Bisa kau ceritakan apa yang terjadi Toneri-kun?"

Pemuda dengan rambut putih keabu-abuan itu mengangguk pelan. "Siang itu, aku diundang alrmarhum untuk makan siang bersama. Sekaligus untuk membicarakan perihal pertunanganku dengan Hinata-sama."

Manik rembulan Neji melebar, dia sama sekali tidak mendengar hal ini sebelumnya. Kakak sepupu Hinata menatap Toneri dan ayahnya bergantian sebelum berujar, "Sejak kapan? Kenapa aku baru mendengar hal ini—"

"—Neji!"

Nada tegas ayahnya, berhasil membungkam Neji. Memaksanya untuk menahan rasa ingin tahunya. Dan fokus pada masalah di depan mereka saat ini, yaitu penyebab kematian Hyuuga Hiashi.

Toneri menghela nafas pendek, sebelum ia mulai bersuara.

"Alasan kenapa kami melakukan pertemuan siang itu, adalah karena Hiashi-sama ingin membatalkan pertunangan kami."

"Eh?" Neji mengerjapkan kedua matanya. Melongo.

Sekarang ini perasaannya terasa campur aduk. Semula ia terkejut, marah, tidak terima adiknya di tunangkan tanpa sepengetahuan dirinya. lalu sekarang, ia merasa lega karena Hiashi ingin membatalkan pertunangan. Tapi... kenapa?

Toneri tersenyum tipis, manik lavender yang lebih pucat itu terlihat menerawang. Mengingat kembali apa yang Hiashi katakan padanya, siang itu.

"Sebagai seorang Ayah, aku ingin memberikan yang terbaik bagi putri-ku. Terutama Hinata, gadis itu sudah memikul beban berat sejak ia lahir." Hiashi menyesap teh hijaunya dan fokus terhadap daun teh yang mengapung di permukaan. "Karena itu dengan menjodohkan kalian berdua, adalah keputusan yang terbaik menurutku."

"Tapi, semakin lama aku merasa..." Manik lavender itu naik, dan menatap lurus ke arah Toneri. "Lebih baik aku tidak melakukannya."

The Red FoxWhere stories live. Discover now