THE HISTORY: 08

16 4 0
                                    

      Bel istirahat berbunyi. Rai yang sedang merapikan buku pun harus terganggu oleh Zoey yang tiba-tiba menghampirinya sambil membicarakan tentang guru fisika yang tadi menilai tugas-tugas mereka. Dia sedikit marah karena tidak ada koma (,) di dalam hitung-hitungannya dan alhasil, salah satu nomor disalahkan oleh guru itu.

   "Oh ya ampun demi apapun hentikan Zoey!" Teriak Rai sambil menutup telinganya. Hal itu malah membuat Zoey terkekeh.

   "Jangan tertawa!" Pintah Rai. Hal itu langsung membuat Zoey menaikkan satu alisnya dan menatapnya.

   "Memangnya kenapa?" Tanya Zoey keheranan.

   "Karena tawamu cukup manis untuk didengar oleh orang lain." Jawab Rai yang bermaksud menggoda Zoey. Zoey kembali terkekeh dengan pipi yang bersemu merah.

   "Keterlaluan kau!" Jawab Zoey.

     Mereka semua tertawa dengan sangat bahagia. Jadi inilah konsekuensi yang harus Anushka hadapi jika tidak bertemu dengan Rai dan Zoey. Semakin banyak waktu bagi mereka maka semakin banyak pula kesempatan untuk Zoey mendapatkan Rai. Dia tidak mau jika suatu saat nanti Rai menjauh darinya hanya karena Zoey. Bagaimanapun juga dia mencintai Rai. Dia sudah merelakan segalanya untuk Zoey dan kali ini dia tidak akan merelakan orang yang dia cintai kepada sahabatnya sekalipun. Anushka bisa melihat pemandangan itu, karena dia mengintip didepan ruang kelas mereka. Tepat sebelum salah seorang guru mengagetkannya.

   "Apa yang kau lakukan?" Tanya seorang guru,

   "Tidak ada bu. Maksudku, aku tadi memanggil temanku dan dia sedang bersiap-siap keluar." Jawab Anushka berbohog.

   "Baiklah kalau begitu. Oh iya, tolong kau masukkan buku ibu kedalam kelas ini ya? selanjutnya adalah pelajaranku." Jawab wanita paruh baya itu.

   "Baiklah." Jawab Anushka antusias. Setidaknya, dia bisa mengingatkan Rai bahwa Anushka juga ada diantara mereka.

     Anushka memasuki kelas itu dengan mencuri-curi pandangan kepada Rai dan Zoey. Banyak orang yang melihatnya tetapi karena lebih banyak yang membencinya, salah satu kaki dari seorang anak peremuan dengan sengaja menyandungnya sehingga dia nyaris terjatuh. Tawa dari semua orang menggema. Tidak Anushka sangka rencana ini tidak akan berhasil. Dia fikir hal itu akan berhasil tetapi malah menjerumuskannya kembali kedalam kasus pembullyan. Wajah Rai dan Zoey khawatir. Anushka dengan cepat menaruh peralatan guru itu dengan cepat lalu berencana untuk berlari tetapi salah seorang murid laki-laki menabraknya hingga dia terjatuh kelantai. Tawa-tawa orang semakin keras. Tak beberapa lama, sebuah bulir-bulir air mata menumpuk di pelupuk matanya dan perlahan-lahan terjatuh. Dia berusaha bangkit dan berlari sekencang tenaga keluar dari kelas itu.

     Dia tidak kesal dia terjatuh. Dia tidak kesal kalau dibully. Tetapi dia kesal dan sedih karena Rai dan Zoey bahkan tidak bisa melakukan apa-apa. Wajah khawatir mereka tidak bisa mengubah apa-apa. Anushka berlari kehalaman belakang dan duduk disalah satu kursi disana. Dia menangis sekencang-kencangnya karena keadaan halaman belakang sedang sepi. Bahkan tidak ada orang sama sekali. Hanya isaknya yang bisa menenangkan dirinya sendiri. Bagaimanapun, jika seseorang sedang sedih, maka tugas kita hanyalah membuatnya menangis seingga dia merasa lebi baik dan tidak memiliki niatan kembali untuk menangis.

///

     Anushka berjalan acuh tak acuh dikoridor. Dia bahkan tidak memperdulikan suara Rai yang menggema memenuhi koridor yang kosong itu. Dia tetap berjalan dengan langkah penuh kekesalan. Dia membenci Rai pada saat dia tidak ingin menolongnya.

   "Anushka, dengarkan aku!" Kini Rai pastikan Anushka tidak bisa kemana-mana. Rai sudah memegang tangnnya. "Aku tidak ikut menertawakanmu atau apa, tapi kenapa kau marah padaku?" Tanya Rai seakan-akan tidak tau dimana letak kesalahannya.

AddictedWhere stories live. Discover now