THE HISTORY: 03

2.9K 5 0
                                    

Dubai, 3 Januari 2015

   "Baiklah, kita akan mulai. Jangan lupa dengan tugas kalian. Ben, Kau yang mengatur acara. Aku sudah menculik MC nya dan sisanya kau yang tangani. Ali, kau retas pintu 4 dimana tujuan kita berada dan awasi seluruh pergerakan kamera CCTV. Akshay, kau ikut denganku. Kita akan ikut berpesta."

     Dhruv selaku ketua kelompok itu sudah mengatur semuanya dengan baik. Semua rencananya sampai sekarang tidak pernah gagal. Sebuah rencana yang hampir sama setiap kalinya tergantung situasi. Dan disanalah mereka semua ikut beraksi.

   "Baiklah, mari kita menari!" Ben mulai berbicara lewat Mic seolah-olah dialah pembawa acaranya. DIa mengajak semua orang untuk menari hingga lelah. Dan disitulah dia akan mengadakan acara minum alcohol bersama yang sudah diberi obat tidur untuk semua tamu. Untung saja, semua penjaga ada dilantai atas sedangkan pestanya diadakan dilantai dasar.

     Ali pergi ke ruang sistem dan memukul kepala pengawas dari belakang hingga pingsan dan mulai menyambungkan sistem-sistem untuk meretas semua pintu. Akshay dan Dhruv menaiki lift untuk menuju lantai 21. Selama ini semua berjalan lancar. Mungkin saat ini mereka belum menemukan masalah.Hingga saat masalah datang. Mereka tidak pernah mengira bahwa ada pengawas disana. Seorang wanita cantik dengan pisau ditangannya. Tapi ekspresi Dhruv sangat menjatuhkannya.

   "Tidak pernah ada pengunjung yang berani kesini. Kecuali seorang pencuri."

   "Kita tidak mencuri nona. Hanya melanjutkan pesta disini."

   "Kau mau pesta disini?"

     Dhruv dan wanita itu pun memulai posisi untuk bertarung. Akshay yang lebih pintar memilih untuk mencari dimana pintunya berada. Wanita itu cukup hebat. dalam bertarung, Sepertinya, Dhruv tidak bisa meremehkannya karena yang Dhruv lakukan dari tadi hanyalah menghindar. Dhruv tak pernah kalah dari setiap pertarungan jadi, dia harus yakin bahwa pasti dia bisa mengatasinya. Apalagi jika lawannya adalah seorang wanita licik yang membawa pisau.

   "Yang mana pintunya?!" Teriak Akshay.

     Teriakan Akshay membuat Dhruv lalai dan satu pukulan mendarat di pipinya. Wanita itu mulai menyodorkan pisau ke leher Dhruv tetapi Dhruv berusaha menahan tangannya. Kekuatan wanita itu kuat juga. Wanita itu bahkan tidak ingin melepaskan pisaunya walau harusnya tenaga dan otot Dhruv lebih kuat.

   "Diciptakan yang namanya 'RECCE' dan kau tidak melakukannya!" Akshay mulai berteriak sambil mengintip satu persatu pintu dan melihat isinya. Sedangkan Dhruv masih sibuk menahan tangan wanita itu.

   "Akshay, lebih baik kau bantu aku! wanita ini adalah jalang liar." Teriak Dhruv. Mendengar hal itu, Akshay langsung membantu Dhruv menarik tangan wanita itu. Wanita itu cukup kuat dia belum melepaskan pisaunya. Bahkan Dhruv tampaknya sudah mulai kehabisan nafas.

     Dhruv memiliki kesempatan ini dan dia memanfaatkannya sebisa mungkin. Dia menendang perut wanita itu dan akhirnya wanita itu mengerang kesakitan. Dhruv akhirnya terlepas dari wanita penjaga itu dan meninggalkannya.

   "Di bagian belakang pintu ke dua." Ucap Dhruv kepada Akshay.

     Mereka berjalan mengitari koridor dan akhirnya mereka menemukan pintu yang mereka cari. Semua masih terlihat baik. Semua masih menjalankan rencananya dengan baik dan semua masih berjalan lancar. Dengan hati-hati, Dhruv memakai sarung tangan dan Ali membuka pintu tersebut menggunakan hasil retasannya.  Pintu tersebut mengeluarkan sedikit bunyi menandakan bahwa password tersebut benar. Dhruv membuka pintu dan mereka memulai aksi mereka. Petualangan yang cukup menegangkan dan cukup menantang, tetapi, semua itu cukup menyenangkan. Setidaknya untuk Dhruv dan kawan-kawannya. Mereka Ular Cobra dan mereka bisa membunuh siapa saja hanya dengan sekali gigit.

     Semua momen tersebut tidak akan mereka lupakan termasuk mobil mewah berwarna merang mengilap yang sudah terpampang didepan mata mereka. Mobil berkecepatan 140Mil/jam itu benar-benar ada didepan mata mereka. Sayangnya, saat itu juga, mereka harus melepaskan binatang liar itu.

   "Kosongkan posisi. Kita akan keluar." Ucap Dhruv.

     Dhruv dan Akshay masuk kedalam mobil yang tidak dikunci itu kemudian menyalakan mesin mobil itu. Tentu saja, Akshay yang melakukannya. Dhruv yang berada di belakang kemudi, langsung menancap gas dan langsung menjatuhkan mobil mulus itu keluar dari jendela. Dari gedung yang cukup tinggi, terlihat pemandangan mobil termahal di Dubai baru saja jatuh dari tempat tinggalnya. Akshay yang duduk di bangku penumpang hanya berteriak. Tepat pada saat itu juga, sebuah helikopter mengait mobil itu dan mereka selamat. Mereka langsung dibawa pulang. Ke Inida.

#  #  #

   "Wow... jadi ayah berhasil lepas dari tangan seorang wanita jalang yang mencekik ayah? itu cukup keren." Puji Rai kepada ayahnya. Kedaan saat itu, mereka sedang ada dirumah mereka. Sebuah mansion besar yang hanya ditinggali oleh Rai dan ayahnya. Mereka sedang mengobrol di balkon sambil meminum secangkir kopi.

   "Oh iya, ngomong-ngomong, bagaimana sekolahmu?" Tanya ayahnya kepada RAi.

   "Ya, cukup bagus. Semua orang mengelilingiku hanya karena aku kaya. Aku membencinya. Tetapi aku mengenal seorang gadis. Dia berkulit putih dan bermata biru. Dia dari India tetapi menghabiskan masa kecilnya di Turki. Namanya Zoey. Dia teman pertamaku."

   "Boleh ayah katakan? kau sangat mudah bergaul dengan wanita tetapi ini kali pertamanya kau berteman dengan wanita. Biasanya hubungan kalian hanya sekedar hubungan sex atau apapun itu."

   "Ya, dan apa ayah tidak mencoba mencari teman hidup ayah? maksudku, aku tidak bisa melihat ayah hanya sendiri menghadapi semuanya."

   "Siapa bilang? aku memilikimu nak, denganmu, aku akan menjadi yang terbaik. Kekuatanku ada padamu. Dalam darahmu, mengalirlah darah ibumu. Kenapa aku harus memiliki istri baru jika semuanya ada padamu?" Suara Dhruv mulai serak. Tentu percakapan itu cukup menyedihkan. Apalagi, untuk membicarakan orang tersayang yang sudah tiada.

   "Tapi ayah, aku tidak akan ada selamanya untuk ayah, bagaimana jika aku tertembak lalu..." Ucapan Rai berhenti seiring jari Dhruv yang diletakan dihadapan bibir Rai yang membuatnya menunda kalimat terakhirnya.

   "Jangan bilang begitu, ayah tidak bisa mendengarnya. Kau akan selalu ada untukku. Selamanya. Bahkan sampai ayah tidak ada lagi. Walau pekerjaan kita tidak memastikan kita untuk hidup selamanya, setidaknya kita masih aman. Selama kita berhasil, kita tidak mungkin kalah atau tumbang. Mungkin kau sudah bukan anak kecil lagi yang akan aku ajak bermain bola, aku jaga 24 jam, atau menenangkanmu yang menangis kalau terjatuh.Tapi setidaknya aku bisa ada disaat sebuah peluru akan tertancap didadamu. Jika itu tidak berhasil. Maka aku gagal. Aku gagal menjadi pahlawanmu sayang. Aku akan selalu melindungimu."  Kalimat Dhruv membuat air mata Rai mengalir. Dia pun bangkit dan memeluk orangtua satu-satunya. Seseorang yang bisa memberinya cinta. Sesuatu yang jarang diberi orang lain juga kepadanya. Dan kalimat 'sayang' yang menekankan segalanya. Rai tidak akan pernah melupakan kalimat itu. DImana ayahnya mengucapkan sebuah kalimat keputus asaan yang menjadi kenyataan.

#  #  #


AddictedWhere stories live. Discover now