THE HISTORY: 06

2.4K 4 0
                                    

     Suara gelak tawa dari orang-orang disekitar sana membuat suasana gema disana semakin berisik. Mereka semua sedang berkumpul didalam basment yang sudah tidak terpakai lagi. Rai dan kelompoknya sedang berkumpul bersama setelah beberapa minggu tidak bertemu. Setelah misi terakhir mereka, mereka menjadi tinggal dirumah yang terpisah-pisah. Walau begitu, mereka membuat alasan libur mereka sebagai persiapan untuk menghadapi perang yang akan datang nanti.

      Suara dari botol minuman yang terbentur menggema dibasment itu. Tawa mereka tak ada hentinya. Ada beberapa dari mereka yang mabuk dan ada beberapa yang masih sadar. Rai? seperti biasa, melakukan seksnya dengan wanita lain. Namun kali ini dia melakukannya di dalam mobilnya dikarenakan tak ada ruangan yang cukup mendominasi untuk melakukan seks secara tertutup. Dhruv sedang mengobrol dengan sebotol minuman ditangannya. Bisa dikatakan, tawa keras  itu berasal dari dia. Belum juga dari salah satu temannya.

     Disaat mereka sedang sibuk melakukan aktivitas bersama kelompok mereka, sebuah suara derungan keras dari sebuah mesin mobil membuat mereka menghentikan aktivitas mereka. Mobil-mobil yang keren dan mengilap masuk kedalam basment itu dan berhenti tepat dihadapan mereka. Perhatian mereka hanya tertuju pada mobil berwarna merah mengilap itu. Karena sekilas, mereka bisa melihat seorang wanita didalam mobil itu. Satu-persatu orang-orang keluar dari mobil mereka termasuk pengendara mobil berwarna merah mengilap itu.  Seorang wanita dengan rok hitam, kemeja putih, jaket kulit hitam, dan sepatu bot hitam menghiasi pemandangan mereka. Rai dengan cepat keluar dengan keadaan yang sudah berpakaian dan menatap siapa yang keluar dari mobil itu dan siapa yang membuat suara bising itu.

     Rai memperhatikan wanita dengan tatapan menyipit. Dia tidak asing lagi dengan wanita itu. Dia lalu membulatkan matanya saat mendapatkan pemandangan dari seorang perempuan yang dia temui. Itu adalah Anushka. Percaya atau tidak itu adalah Anushka. Wanita pendiam dan gadis yang sesungguhnya. Gayanya yang terlihat sangat berbeda dari yang ada disekolah. Rai membulatkan matanya tak percaya. Apa yang dia lihat kali ini bukan main-main. Jika dia bermimpi sekarang maka dia minta dibangunkan sekarang juga.

   "Hahaha, lihat siapa yang berani datang?!" Seru Ali Khan menyambut kedatangan mereka.

   "Kita tidak memiliki maksud untuk bertemu kalian. Maksudku, untuk apa kita bertemu dengan sampah-sampah yang ada disini?" Jawaban dari Anushka sukses membawa gelak tawa dari mulut orang banyak.

     Ini bukan Anushka! ini hanya jelmaan dari dirinya. Dia berharap agar Anushka yang sudah dia kenal cukup lama tidak akan berubah menjadi begini. Tidak boleh sama sekali!

   "AKAN AKU HAJAR KAU!" Jawab Ali Khan yang kemudian ditahan oleh teman-temannya.

   "Kasihan.... temannya takut dia terluka. Lebih baik aku lepas tangan." Balas Anushka sambil mengangkat tangannya keudara. Ali Khan terus merontak-rontak namun teman-temannya jauh lebih kuat.

   "Ayah, mereka siapa?" Tanya Rai berbisik kepada ayahnya yang sedang sibuk menahan Ali.

   "Mereka masih bagian dari musuh kita. Mereka yang berasa dari London." Jawab Dhruv ikut berbisik.

     Setelah mendengar itu, Rai hanya dapat mematung dengan menatap Anushka. Mungkin gaya Anushka sudah berubah namun tatapannya tidak. Tatapan sendu yang ada dimatanya masih ia tampilkan. Perdebatan itu berakhir saat dia melihat Rai yang menatapnya dengan dalam. Dia kembali menatap Rai dengan tatapan yang berbeda. Tatapannya kini bertanda sedih, dan tak suka. Jika dia bisa, dia ingin berlari dan pergi dari situ sekarang juga untuk menghindari Rai yang ternyata juga bagian dari musuhnya. Kenapa cinta harus serumit ini? apa tidak bisa jika kita mencintai seseorang, kita tinggal mendapatkannya saja. Kenapa? kenapa cinta selalu menyisahkan kisah pahit untuk dipersembahkan kepada kita. Ini berasa seperti takdir melemparkan kertas realita kehadapan kita. Bahkan kertas itu sampai menampar wajahmu. Ini semua buruk. Apa Rai akan menjauhinya? atau mereka tidak akan bisa seperti dulu lagi? baru-baru ini mereka menjadi dekat dan apa Realita harus menamparnya dengan keras?

   "Ada apa hah?! apa kau takut?!" Ali Khan masih tidak surut dengan amarahnya yang memuncak.

     Di khayalan Anushka kini berputar-putar seperti dia dan Rai  hanya bertemu biasa. Mereka berlari dan berpelukan bagai biasanya. Tapi sayang, semua itu hanya khayalan. Dunia ini memang penuh dengan khayalan. Lama-kelamaan air matanya menumpuk dipelupuknya dan bahkan sampai terjatuh. Ali Khan yang sedari tadi meronta-ronta dan mengolok-oloknya menjadi terdiam melihat Anushka yang meneteskan air matanya. Bahkan mereka sampai melihat kemana arah mata Anushka melihat. Dan tepat saat itu, mereka hanya melihat Rai sebagai korban. Anushka langsung memasuki mobilnya sambil menghapus air matanya. Seketika itu, geng Anushka pergi. Walau hanyalah sebuah pertemuan, pertemuan itu cukup romantis kan? walau hanya sekedar pertemuan, dunia seakan menamparnya dengan sangat sakit hingga membekas.

   "Maaf Anushka." gumam Rai sedikit lirih.

///

    Bel istirahat berbunyi. Rai dan Zoey datang ke kelas Anushka untuk mengajaknya ke kantin bersama. Setelah kejadian itu, Rai harus bisa menjelaskan bagaimana perasaannya setelah bertemu Anushka dengan keadaan begitu.

   "Maaf. Tadi aku harus mencatatat beberapa soal dipapan tulis terlebih dahulu." Jawab Anushka yang tiba-tiba ada dihadapan pintu.

   "Tidak apa. Ayo!" Ajak Zoey.

     Mereka bertigapun berjalan berdampingan menuju kantin dan memilih makanan yang mereka mau. Anushka dan Rai hanya saling mencuri-curi pandang dan sama-sama memusatkan perhatian mereka hanya kepada Zoey yang sedang asik bercerita.

   "Ekhem... aku terlalu haus untuk melanjutkan ceritanya. Tunggu sebentar, aku akan mengambil minum." Jawab Zoey yang dibalas anggukan oleh keduanya.

     Setelah melihat Zoey pergi, Rai rasa itu waktu yang tepat untuk mengatakannya kepada Anushka.

   "Anushka, maaf soal kemarin. Aku ingin sekali memelukmu namun aku ketakutan. Aku takut kau akan dibunuh saat itu juga. Aku rasa akan lebih baik jika aku diam. Aku sama sekali tidak terkejut tentang hal itu. Mungkin sedikit, tapi aku menganggapmu sahabat terbaikku." Jawab Rai buru-buru menjelaskan.

   "Tidak apa-apa. Aku mengerti. Aku sangat mengerti soal itu. Tapi ayahku memastikan bahwa kita tidak akan bertemu."

###

AddictedWhere stories live. Discover now