❄Part 7: Takdir ❄

Start from the beginning
                                    

      Langkahnya berhenti tepat di sebuah kursi di tengah, masih berdiri dengan tegasnya memperlihatkan kekuasaannya yang arogant. Tentu saja, sosok Ezra memang terkenal dengan sifat arogant dan dinginnya tak akan ada yang berani bermain-main dengannya, jika mereka masih sayang nyawa.

  Tapi, tampaknya ada yang sudah berani mencobanya.

     "Selamat datang kembali, Presdir. Kami sangat senang Anda bisa kembali lagi ke sini," sapa Aron salah seorang di baris bagian kanan, tersenyum hangat membungkuk hormat.

     Ezra menanggapinya dengan mengangguk, Pria berumur tersebut salah satu pemegang saham yang memang sangat dekat dengan orang tuanya dan selalu bisa di percaya. Bahkan, saat ia tak ada pun pria itu tetap setia padanya.

    "Terima kasih sudah memegang kepercayaan dariku, Mr.Aron dan ... sebagai Pemilik utama dan pemegang saham terbesar di Diamond EC Corp, Saya harap orang-orang yang berada di ruangan ini juga masih setia pada Saya. Dan tidak sedang mencoba melakukan penghianatan ... kedua kalinya," ucapnya dengan suara baritonnya yang dingin.

     Sebagian tubuh mereka tersentak mendengar ucapan dingin pemilik perusahan tersebut, wajah mereka mulai diliputi cemas sambil saling melirik satu sama lain. Dan Ezra tentu saja sudah tau itu, ia memang sudah mengantongi nama-nama pemegang saham yang melakukan kejahatan, dalam menyingkirkannya demi kedudukan dan keserakahan.

     "Apa ada yang ingin kau katakan, Mr. Morley Smith? Ah, saya dengar anda sangat membantu di perusahaan saat saya tak ada, sepertinya saya harus memberi anda bonus, bukan begirtu?" tanya Ezra menatap dingin pada pria paruh baya yang berada duduk di barisan ke tiga sebelah kiri, ia melihat jelas ketakutan di wajah pria tersebut.

   Jika tidak berada dihadapan banyak orang, Ezra pasti akan membuat beberapa tulang pria itu patah. Tapi tidak sekarang ia harus terlihat berwibawa dan disegani di hadapan semua orang.

     "A, tidak ada Mr. Chevailer. Saya hanya sangat senang Anda sudah kembali, anda terlalu berlebihan saya hanya berusaha sedikit." ucap Mr.Morley tergagap, ia berusaha tersenyum menyembunyikan ketakutannya.

  Otak Morley sudah menyusun rencana setelah ini ia akan langsung melarikan diri ke luar Negri, sial sekali ia tidak memastikan seorang Ezra apa benar-benar sudah tersingkir. Dan sekarang nyawanya diujung tanduk.

   Ezra masih menatap dengan intimidasinya, kemudian bibirnya menyeringai samar, "Oh, begitukah. Kalau begitu Anda tidak keberatan bukan, kalau setelah ini kita minum kopi bersama."

    "I, iya. Tentu saja Mr.Chevailer." angguknya sambil melirik rekannya yang di samping. Rekannya bahkan sudah memucat dengan keringat dingimn, tentu saja para rekannya tak menduga kalau rencana mereka gagal total.

     Ezra mengangguk-angguk entah apa yang ia benarkan, matanya menatap semua orang di ruangan tersebut, wajah-wajah pemegang saham di perusahan miliknya. Mereka yang masih setia menunggunya, dan mereka yang telah mencoba menyingkirkannya.

    "Sebelum Saya meminta tentang data-data kemajuan perusahan, Saya ingin memberi tahukan sesuatu yang penting pada kalian, yang bertanya-tanya kemana Saya selama ini. Pengacara dan Dokter Saya yang akan menjelaskannya pada kalian." ucap Ezra menoleh ke arah dua orang tersebut, mempersilahkan mereka bicara.

                           ****

    Sudah ke sepuluh kalinya ia memasuki berbagai tempat yang mungkin bisa memberinya pekerjaan, dari warung makan sampai toko bahkan sampai perusahan dari pemerintah. Semuanya menolak lamaran kerjanya, kalau sudah begini tentu saja rasanya sedih sekali.

    Sudah sebulan ia tinggal di kos-kosan, sambil tiap hari mencari pekerjaan tapi sampai hari ini tidak ada satu pun didapatnya. Semuanya selalu bilang 'tidak ada lowongan'. Mungkin ia harus masuk trowongan baru ada lowongan, secara sama-sama 'wongan'.

The Heart HunterWhere stories live. Discover now