Lead To You | 18

5.1K 322 7
                                    

#267 (6/2/18) - 3.05 PM

Edited 10/3/18 #138

Repost 22/3/19

******

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA

******

Jangan pernah mencintai orang yang tidak mencintai Allah. Jika Allah saja ia tinggalkan, apalagi engkau?" - Imam Syafi'i

 Jika Allah saja ia tinggalkan, apalagi engkau?" - Imam Syafi'i

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

LEAD TO YOU – PART 18

*****

Aku membuka mata ketika samar-samar mendengar suara orang mengaji di kejauhan. Tidak seperti biasanya aku merasa kedinginan kali ini. Ternyata aku tidak menemukan Alghaz di samping tempat tidurku. Pantas saja aku merasa kedinginan, karena biasanya aku tertidur dan terbangun dalam pelukannya. Aku melihat Alghaz bergerak di sofa dengan selimutnya. Dahiku berkerut heran melihat Alghaz tertidur di sofa.

Aku berjalan menghampirinya dan bersimpuh di depan wajahnya, mengamatinya sesaat dan memberanikan diri memberi kecupan sayang seorang istri pada suaminya. Mata Alghaz membuka tepat saat bibirku menyentuh hidungnya. Matanya melebar syok dan berkilat dengan ekspresi marah. "Apa-apaan sih!" hardiknya, "jangan lakukan itu lagi!" ujarnya sambil bangkit dari sofa dan menyingkirkan selimutnya dengan kasar.

Aku menelan ludah merasa sangat bersalah, apa aku salah menciumnya? Atau dia marah karena kaget melihatku saat membuka matanya? Atau dia tidak suka aku mencium hidungnya? Ya Allah kenapa tatapan Alghaz begitu menusuk hatiku? Dia kelihatan marah sekali. "Maaf, Al" ujarku. Aku pikir dia akan menyukai tindakanku tadi.

Ia membaringkan dirinya di atas tempat tidur dengan gestur kesal dan kembali memejamkan matanya. Aku memilih membiarkannya dan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah shalat subuh, aku melihat Alghaz sudah tidak di tempat tidur lagi, tidak juga di kamar mandi.

Kemana dia?

Tidak lama kemudian Alghaz kembali masuk kamar sudah dengan jubah handuknya, apa dia mandi di luar kamar? Dia melewatiku begitu saja dengan tatapan dinginnya. Ada apa sebenarnya? Kesalahan apa yang kubuat sehingga membuatnya begitu marah padaku? Aku mengikutinya masuk ke kamar pakaian, dan aku memang terbiasa menyiapkan pakaian untuk Alghaz pada malam hari sebelum tidur, aku juga sudah menyusun pakaiannya pada tempat biasanya. Tapi ia memilih mengambil baju yang lain dari lemari bajunya. Memilih dasinya sendiri dan juga kaos kaki. Yang aneh lagi, di luar masih gelap, tapi Alghaz sudah rapi berpakaian untuk ke kantor. Aku masih belum berani menegurnya sebelum ia selesai berpakaian.

Aku mendekatinya dan berniat membantunya memakaikan dasinya, namun gestur tubuhnya memutar dan menjauhiku, "Aku bisa sendiri..." katanya. Dadaku seketika seperti ditusuk sembilu.

LEAD TO YOU (Sudah Terbit-Repost-Completed)😍Where stories live. Discover now