***

Sementara itu di tempat lain, Yao Zu mendudukkan diri di sebuah kursi yang ada di dalam ruang kerja milik Jenderal Fang. Di belakangnya Nyonya Fang menutup pintu rapat sebelum ikut bergabung bersama suami dan Yao Zu.

"Ada apa, Jenderal Fang?" Pertanyaan Yao Zu memutus keheningan di dalam ruangan itu. Rak-rak penuh dengan gulungan dokumen serta kitab-kitab berdiri di sisi tengah ruangan, tepat di belakang meja kerja milik sang jenderal. "Apa ini berhubungan dengan Yulan?"

Jenderal Fang dan istrinya saling melempar tatapan sebelum ia mengangguk pelan. "Benar. Ini ada hubungannya dengan Yulan." Sang jenderal menjeda untuk menarik napas panjang. Ia pun menggelengkan kepala samar dan kembali bicara, "Bagaimana bisa ada desas-desus mengenai jati diri Yulan?"

Yao Zu tidak menjawab. Pria itu memutuskan untuk mendengarkan sang jenderal.

"Yulan bukan anak haram. Dia tidak pantas dikatakan seperti itu."

Yao Zu tercenung. Ia sama sekali tidak menyangka jika sang jenderal lebih memikirkan perasaan Yulan dibandingkan dengan reputasinya sendiri. Yao Zu menatap istri sang jenderal yang ditangkapnya tengah memegang erat tangan suaminya, seolah memberinya kekuatan.

"Sebenarnya hamba marah besar saat mendengar desas-desus itu," kata Nyonya Fang membuat perhatian Yao Zu terarah padanya. Pria itu menekuk keningnya saat melihat sang nyonya mengulum senyum simpul. "Namun hamba segera diingatkan jika suami hamba tidak setampan Yulan saat muda."

Kalimat itu membuat Yao Zu berdeham pelan. Terlebih setelah ia melihat ekspresi sang jenderal yang sepertinya sedikit tersinggung oleh ucapan istrinya. Yao Zu ingin tertawa, tapi dengan usaha keras ia menahannya. Ia tidak ingin Jenderal Fang semakin tersinggung.

"Kenapa ekspresimu seperti itu?" olok Nyonya Fang pada suaminya. Ia menepuk pelan dada baju suaminya dan kembali bicara dengan nada lembut yang sama, "Kedua orang tua Yulan pasti sangat cantik dan tampan hingga memiliki putra setampan dirinya, dan lagi tubuhnya sangat tinggi." Ia menjeda, berusaha mengingat-ingat, "Seingatku di keluargamu tidak ada yang memiliki postur setinggi Yulan jadi aku yakin jika dia bukan putramu."

Ucapan Nyonya Fang membuat Yao Zu kembali menahan tawa. Wajahnya sedikit membiru karena menahan napas.

"Dulu aku setampan Yulan," kata Jenderal Fang membela diri. "Bukankah karena alasan itu kau memilihku?" sambungnya membuat istrinya memutar kedua bola matanya. Ekspresi sang jenderal kembali serius setelahnya, "Tapi Yulan bukan putraku. Aku tidak mau dia dicap sebagai anak haram. Itu tidak adil untuknya."

Yao Zu mengangguk paham. "Masalahnya kita tidak bisa menghentikan mereka," katanya, menyesal. "Mereka akan terus mengembuskan desas-desus itu untuk mengganggu Anda." Ia menjeda untuk menarik napas. Terkadang ia ingin membunuh para bangsawan dan pejabat yang secara sengaja mengembuskan desas-desus hanya untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya. "Mereka ingin membuat Anda malu dan menyingkirkan Anda."

Jenderal Fang pun mengangguk samar. Dia paham betul akar permasalahannya, tapi tetap saja dia merasa tidak adil untuk Yulan.

"Yulan harus diberitahu mengenai hal ini," kata Yao Zu. Ia balas menatap sang jenderal lekat. "Jangan lupa, tidak lama lagi raja akan memanggilnya dan memberinya pekerjaan di dalam istana sesuai dengan janjinya."

Jenderal Fang dan istrinya mengembuskan napas secara bersamaan. Mereka telihat cemas. Keduanya tahu betul jika raja mereka sangat licik. Raja tidak mungkin memberikan pekerjaan mudah untuk Yulan di dalam istana. "Sebenarnya hamba lebih tenang jika Yulan berada di sini."

Yao Zu tidak menjawab.

"Kecuali?"

"Kecuali?" beo Yao Zu, penasaran.

TAMAT - Magnolia SecretsWhere stories live. Discover now