friendshit

58.4K 5.4K 559
                                    

Sebelumnya aku mau tanya. Definisi teman versi kamu itu apa?

Jawab ya!!

Kalau versi Siska, teman adalah dia yang menguntungkan buat lo.

Jangan lupa vote dan komen ya!!!

***
Tepat ketika bel istirahat berbunyi.

"DASAR PELACUR!!!"

Wait! Gladis buru-buru menoleh ke arah pintu kelas tempat di mana umpatan itu berasal. Di ambang pintu, Dria, mantan ketua cheerleader memasuki kelasnya dengan wajah murka dan cewek itu berjalan ke arah... Gladis.

"MANA TUH SI PEREK?!" tanya Dria tak santai.

"Eng... Enggak... Enggak tau saya, Kak." Gladis menunduk. Tangannya terus memilin ujung roknya dengan gestur takut. Aduh... Perek siapa lagi yang ini orang maksud.

Melihat Gladis hanya tertunduk, Dria merasa di atas angin, cewek itu lantas menaikan suaranya satu oktaf lebih tinggi.  Dan itu sukses membuat Gladis hampir menangis.

"JANGAN BOHONG LO!!!" Kali ini Dria menarik kuncir Gladis, membuat cewek itu akhirnya terdongak.

"Kak... Be-beneran saya nggak tau siapa yang kakak cari."

"GUE CARI TEMEN SEBANGKU LO! UDAH JELEK, BEGO LAGI!"

"Seenggaknya Gladis masih punya malu untuk nggak teriak-teriak di depan umum dan jatuhin harga dirinya sendiri," ujar suara tenang yang tiba-tiba muncul di tengah ketegangan ini.

Gladis dan Dria menoleh.

Dan mendapati Siska berjalan masuk ke dalam kelas dengan senyum mengejek yang ia arahkan ke Dria.

"Ngelihat kelakuan lo yang kekanak-kanakan bikin gue males manggil lo dengan sebutan 'kak', terlalu bagus," cibir Siska penuh penekanan. Dia berhenti sebentar, menikmati wajah Dria yang memerah menahan emosi.

"Gara-gara lo Dimas mutusin gue!" Dria menghampiri Siska dan langsung mendorong bahu Siska kuat-kuat. Tapi seperti tahu apa yang akan Dria lakukan padanya, Siska sudah lebih dulu memasang tameng pertahanan.

Dari tempatnya duduk, Gladis terkesima menonton adegan berantem cewek-cewek yang biasanya cuma dia lihat pada sinetron kejar tayang di televisi. Dia melemparkan tatapannya mengeliling. Ruang kelasnya mendadak senyap. Seluruh siswa yang ada di ruangan itu terdiam, hanya terdengar suara bentakan Kak Dria dan balasan sindiran Siska pada cewek itu.

"Lho? Terus salah gue gitu kalau Dimas mutusin lo dan nembak gue? Hellooww..." Siska memutar bola matanya jengkel. "Dimas punya mata kali buat nilai mana yang lebih bagus. Kalau lo tanya apa alasannya, kayaknya lo harus ngaca, lo sendiri pasti langsung tau alasannya sampai Dimas mutusin lo."

Wajah Dria menggelap menahan amarah. "Siala--"

"Eh iya, lupa." Siska tiba-tiba saja memotong ucapan Dria. Cewek itu lalu tersenyum penuh kemenangan. "Dimas kayaknya udah nungguin gue di kantin dan gue nggak mau ngehabisin waktu berharga gue buat ngeladenin MANTAN KAPTEN CHEERS ga penting kayak lo," cibirnya yang sukses membuat Dria melotot.

"Denger ya Siska, Dimas juga gak bakalan mau sama lo kalau lo--"

"Gladis," potong Siska cepat, kali ini nadanya melembut. "Ikut gue ke kantin yuk. Gue kenalin sama temennya Dimas."

***

Gladis merasa risih dipandangi banyak orang begitu kakinya melangkah memasuki kantin sekolah. Semua mata menatapnya aneh, seolah hari ini ia mengenakan seragam yang salah, seolah ada noda besar di wajahnya, seolah Gladis tidak pernah mereka lihat. Dan mungkin  saja alasan paling terakhir itu ada benarnya, tapi yang jelas alasan sebenarnya adalah cewek yang kini berjalan di sebelahnya, yang terus melemparkan senyum manis ke segala arah, bahkan ke orang-orang yang menatapnya dengan tatapan tak suka yang kentara.

BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang