2. Apakah Ini yang Dinamakan Takdir?

254 35 9
                                    

Jangan lupa berikan vote dan komentar.
Selamat membaca.

*****

Sany baru saja sampai di depan rumahnya. Ia pun turun dari motor yang mengantarkannya pulang dan kemudian mengeluarkan uang sebanyak enam ribu untuk diberikan kepada tukang ojek online.

"Enam ribu yah, Bang, ini uangnya pas," ucap Sany.

"Iya, Neng makasih."

"Sama-sama, Bang. Sany doain semoga Abang dapat banyak order-an." Sany menyengir lebar.

"Amin, Neng, amin. Jangan lupa bintang limanya," sahutnya dengan tersenyum lebar.

"Kalau ada bintang sepuluh udah saya kasih sepuluh tuh." Sany tertawa pelan.

"Kalau begitu saya pergi dulu yah, Neng."

"Iya, Bang, hati-hati."

Setelah tukang ojek online itu berlalu dari pandangan Sany, ia segera memasuki rumahnya. Sany kemudian mengeluarkan kunci dari dalam tasnya untuk membuka pintu rumah. Setelah pintu terbuka dan Sany sudah berada di dalam rumah, ia segera kembali mengunci pintu rumahnya dari dalam dan bergegas menuju kamarnya untuk istirahat.

Sany mengembuskan napas lelah ketika tubuhnya sudah terlentang nyaman di atas kasur. AC yang sudah ia nyalakan begitu sejuk mengeluarkan angin membuat Sany nyaman.

"Seger banget...," ucap Sany sambil memejamkan matanya untuk menikmati angin sejuk dari AC.

Tiba-tiba saja perutnya berbunyi spontan membuat mata Sany melebar.

"Duh laper..." ringis Sany sambil memegangi perutnya. " Makan ayam KFC kayaknya enak? Apalagi kenikmatana kulitnya yang menyatu dengan rasa. Apa order aja, yah?" tanya Sany entah kepada siapa. Namun, tiba-tiba saja ia kembali meringis dan menepuk jidatnya. "Duh ... lupa! Tadi pagi bunda udah masak. Terus katanya kalau mau makan tinggal angetin aja makanan yang bunda simpen di lemari. Kasihan, kan, kalau misalnya masakan bunda nggak dimakan," lanjut Sany seraya bangkit dari kasur.

"Ya udah, sekarang gue makan dulu abis itu nonton TV kasihan kan, cacing yang pelihara di dalem perut nggak dikasih makan. Nanti kalau terjadi gizi buruk gimana?"

Sebelum Sany turun ke dapur, ia lebih dulu mengganti seragam sekolahnya dengan baju yang lebih santai. Selepas itu segera turun ke dapur untuk menyiapkan makan.

Sudah satu bulan ini Sany memang selalu di rumah sendirian ketika pulang sekolah. Biasanya, ia tidak perlu repot-repot memanaskan masakan untuk dirinya karena sudah ada asisten rumah tangga yang menyiapkan semuanya. Sayangnya sudah satu bulan ini di rumah Sany tidak ada asisten rumah tangga lagi. Bi Mina sudah berhenti bekerja karena ingin kembali ke kampung dan menikmati masa tuanya bersama keluarganya terlebih beliau sudah lama bekerja dan ingin istirahat. Alhasil sudah satu bulan ini, Sany selalu membawa kunci rumah ke sekolah, karena di rumah tidak ada siapa-siapa sebab orangtuanya sibuk bekerja. Orangtuanya pun belum memperkerjakan lagi asisten rumah tangga yang baru sebab mereka teliti dalam memilih asisten rumah tangga. Mereka terlalu takut dengan asisten rumah tangga yang kerap kali suatu saat melakukan kejahatan seperti berita di TV.

Akan tetapi, meskipun tidak ada asisten rumah tangga ternyata ada manfaat yang bisa Sany rasakan. Ia yang awalnya menerima segala jadi sekarang sedikit-sedikit paham soal pekerjaan rumah dan sedikit lebih mandiri dari sebelumnya yang apapun sudah tinggal nikmati. Sany jadi terbiasa mencuci sepatunya sendiri, terbiasa menyetrika bajunya sendiri, membantu bundanya masak dan Sany sekarang sudah bisa masak nasi goreng, dan Sany mulai membiasakan bangun pagi.

*****

Sebenarnya saat malam Sany tidak berniat untuk makan lagi karena sore ia sudah makan. Akan tetapi, ketika orangtuanya pulang kerja dan membawa sop iga dan sate ayam tentu saja membuat Sany kembali makan bersama orangtuanya.

Hey, I Love You! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang