1. Lagi-lagi Nggak Berhasil

382 34 11
                                    

Jangan lupa vote dan komentar.
Happy reading 💙

******

Daru baru saja memasuki kelasnya dan baru saja duduk di bangkunya seketika langsung dibuat kesal setengah mati pagi-pagi ini karena mendapatkan secarik kertas dan kotak makan berwarna kuning di laci mejanya. Ia sudah tahu siapa pelakunya tanpa harus mencari tahu pun Daru sudah tahu. Siapa lagi kalau bukan Sany. Bocah menyebalkan pecinta warna kuning yang selalu menggangunya—yang selalu Daru ingin subsidikan ke planet Mars.

Hai, Kak Daru Calon Pacar Aku Walaupun Nanti Jadiannya Pas Lebaran Monyet! Selamat pagi Kak!

Daru membaca kalimat pertama surat tersebut. Lantas ia pun bergumam, "Nyadar juga lo kembarannya tai."

Ini gue buatin nasi goreng spesial. Semoga suka yah! Tenang pokoknya nasi goreng kali ini pake telor ceplok seperti yang Kakak bilang minggu lalu. Dan tenang juga, gue gak pernah tambahin pelet kok seperti yang Kak Daru bilang. Jangan suka fitnah ah, Sayang. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan tau. Gue kasih tahu takutnya Kak Daru nggak tahu. Tapi masa sih nggak tahu? Kak Daru yang pernah juara tiga olimpiade Biologi pasti taulah. Nah kan jadi curcol. Dimakan yah! Pokoknya harus!

Dari Sany Paramita Prabawa dengan perasaan cinta yang sudah melebihi 100%.

Daru langsung meremas kertas itu dan membuka tutup kotak makannya untuk memastikan bahwa nasi gorengnya kini ada telur mata sapinya. Ketika Daru melihat isi kotak makan itu, rahang pipinya langsung mengeras kuat karena telur mata sapi lengkap dengan gambar dua mata dan senyuman dari saus kini disajikan dengan nasi goreng tersebut. Sial! Lagi-lagi Daru diserang cewek pendek yang tidak mempunyai urat malu.

Sudah satu tahun lebih ini Sany selalu mendekatinya. Terhitung dari Daru masih kelas 11 dan Sany kelas 10 sampai sekarang Daru sudah kelas 12 dan Sany kelas 11 cewek itu pantang menyerah untuk membuatnya jatuh cinta. Sany gencar banget buat menarik perhatiannya. Segala kelakuan aneh yang malah bikin illfeel pun sering banget dilakukan. Termasuk memberikan Daru bekal setiap satu minggu sekali. Daru, sih, tidak masalah sama makanannya. Ia cuman bermasalah sama orang yang memberikannya—yang sudah membuat kehidupan SMA-nya suram.

Sany yang menyukai Daru dan selalu melakukan tingkah konyol itu sudah diketahui seluruh murid di sekolahnya. Sany tidak ada rasa malu—atau dari awal memang sudah tidak mempunyai urat malu-ketika mendapatkan julukan 'Ratu Haus Perhatian'. Berbeda dengan Daru sendiri yang merasa kesal karena mendapat julukan 'Pangerannya Sany'. Dan semenjak hari itu—ketika kejadian di lapangan sekolah—nama Daru dan Sany seketika melejit.

Salah satu contoh keberanian Sany yang sudah menghilangkan gengsinya adalah kejadian minggu lalu tepat di kantin sekolah saat istirahat pertama. Hari itu Sany memberikan bekal nasi goreng kepada Daru. Berhubung Daru malu dilihatin banyak orang dan sudah membenci Sany, maka ketika ia membuka tutup kotak makan pemberian Sany, cowok itu spontan bilang kalau dia tidak mau menerima bekal itu dan nasi gorengnya tidak ada telur ceplok kesukaan Daru. Tidak lupa juga Daru berkata seperti ini: "Ah nasi goreng ini pasti udah lo kasih guna-guna kan biar gue suka sama lo?" Perkataan pedas yang selalu keluar dari mulut Daru bukan hanya sekali atau dua kali saja. Namun, sudah sering Sany terima dan bodohnya cewek itu masih mengejar-ngejar Daru.

Walaupun Daru sudah menolak bekalnya, Sany tetap memberikan bekal tersebut dan berlalu dari kantin. Ia tetap tersenyum lebar meskipun Sharen—sahabatnya—sudah mengatainya 'bodoh' pun tidak ia gubris. Sany tidak peduli Daru mau makan bekalnya atau tidak, yang terpenting ia sudah melakukan apa yang seharusnya ia lakukan untuk menarik perhatian Daru—dan itu sebenarnya malah membuat Daru semakin ogah sama cewek itu.

"Wih! Bekal lagi!" seru Erik, sahabat Daru yang baru saja datang bersama Ozra berhubung rumah mereka satu komplek.

"Sekarang pakai telur ceplok tuh, Dar. Nggak lo makan juga?" tanya Ozra seraya menaruh tas gendongnya di bangku.

Hey, I Love You! (Completed)Where stories live. Discover now