PROLOG

32.8K 825 7
                                    

Avea Viasnika Sanose, seorang gadis berpenampilan sederhana yang berasal dari lingkungan serba berkecukupan.

"Vea!" panggil seorang cowok dari baliknya.

"Ya?" jawabnya singkat dengan menaikkan satu alisnya serta mendekat kepada sumber suara.

"Lo itu nggak usah deket-deket bisa gak sih?!" Pria itu mundur satu langkah, sangat was-was dengan Avea.

"Apa gak denger gue?!" Teriak Avea, ia semakin mengikis jarak diantara keduanya. Tetapi, pria itu malah kabur.

"Dasar aneh!"

Avea? Dia bukan sembarang gadis. Maksudnya bukan soal dia punya kekuatan ajaib, bukan. Dia tak pernah mengetahui siapa orang tuanya, bahkan kerabat lainnya. Dia hidup di rumah mewah dengan tiga orang pembantu, dua orang satpam, seorang tukang kebun, dan seorang sopir yang baik yang sering dia panggil Mang Joko. Tak lupa Chiro, kucing persia kesayangan Avea.

Dia tak pernah mengetahui darimana asal semua harta itu, dia hanya menikmati dan menjalaninya saja. Bukan berarti dia adalah anak yang malas. Dia sungguh rajin bukan main.

"Otak lo udah kayak udang tau gak sih, lo taruh mana coba?" sebal seorang cewek yang diketahui adalah sahabat Vea sendiri. Gladis namanya.

"Ya di dalem tempurung kepala lahya, pake nanya lagi!" balas Vea dengan memegang kepalanya. Gladis mendengar ucapannya itu hanya menghela napas berat.

"Coba aja otak gue di luar, ya tiap hari udah gue cuci, gue kasih makan, gue latih biar pinter kayak Chiro!" lanjut kata Avea

"Ini soal mudah banget masa lo kagak bisa sih Ve?!" sahut Gladis yang menderita karena harus mengajari seorang Vea.

"Gue tahu ini soal, gue juga tau ini soal matematika, tapi ntah kenapa otak gue selalu bilang 'jangan kerjain jangan kerjain'. Kayak ada jin merah sama jin putih di otak Avea. Dan gue sukanya nurut sama jin Merah, soalnya gembul gitu, kan lucuu. Jadi nggak bisa ngerjain deh!" alasan Vea yang terdengar santai itu membuat amarah cewek itu meluap.

"Coba aja otak gue turunan Albert Einstein, pasti gue pinter." Lanjut perkataan Vea

"YANG BENER AJA ASTAGA LO MAH!" Gladis sudah sangat frustasi menghadapi Avea.

Satu hal lagi, Vea udah berusaha mencari guru privat dari penjuru Indonesia bahkan dunia. Namun, tak ada yang berhasil mendidik Vea hingga SEDIKIT lebih pintar. Walau bayaran yang ditawarkan sangat wah, tetap saja mereka mengundurkan diri.

-SAVEA-

Untuk prolog 333 kata dulu ya, Halo! Semoga suka.

'Salam atdrvhxx'

SAVEA - [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon