Eps 42. Lupa Dunia

3.1K 150 0
                                    

Semenjak hari dimana Vero akan lomba bersama Leona. Mereka nampak sering bersama, bahkan banyak rumor dikalangan adik kelas bahwa Leona adalah pacar Vero. Tetapi bagi Vero hanya Avea yang ada dihatinya.

"Persiapan lo udah berapa persen? Ini udah kurang dua hari lagi lo."

"Udah 95% Kak, aku akan lakuin yang terbaik buat Kakak... eh maksudnya buat sekolah ini." Leona sedikit gugup.

"Baguslah." Vero kembali fokus pada buku tebal di depannya.

"Gue capek, gue mau ke kantin. Lo ikut nggak?" Vero beranjak dari tempat duduknya.

"Ikut Kak." Leona berjalan mendahului Vero, sebab ia ingin ke kelasnya yang kebetulan dekat dengan perpus untuk mengambil uang saku.

"Lena!" Tiba-tiba Vero memeluk Leona dari belakang. Jantung Leona berdegup kencang.

"Jangan salah paham, lo bocor." Bisik Vero, lagi-lagi mereka tak menyadari sedari tadi ada yang sedang merekam tindakan mereka dari sudut yang jauh tetapi tetap jelas.

Dengan cepat Vero melepas jaketnya lalu mengikatkan di pinggang Leona sehingga bagian rok belakangnya tertutup.

"Lo ngapain buru-buru?" tanya Vero setelah selesai melakukan kegiatannya.

"Aku mau am.. ambil uang dulu Kak." Leona sangat malu serta gugup.

"Gue bayarin. Ayok!" setelah itu Vero mendahului Leona yang masih berusaha mengontrol detak jantungnya.

Ditengah perjalanan menuju kantin, Vero berpapasan dengan gadis yang mahir membuatnya rindu.

"Savero!" sapa Avea dengan ceria.

"Lusa lalu kamu nganterin Sandyo kok gak bilang-bilang hm?"

"Habisnya Abang ndadak banget mau kembali kesananya, jadinya aku fokus sama Abang aja deh."

"Trus kemarin kemana aja? Kok aku nggak ketemu kamu? Pulang naik apa?" tanya Vero dengan nada khawatir.

"Gue sedih banget ya, padahal gue sering ke perpus ngembaliin buku, tapi lo nya sibuk terus sama buku lo dan ngajarin Leona." batin Avea, ia melamun tak menjawab pertanyaan Vero.

"Avea!" Vero mengusap lembut pipi Avea agar tidak melamun lagi.

"Ah iya, kemarin aku di kelas aja males keluar, semangat ya buat lomba-lombanya. I love you." ujar Avea dengan semangat lalu ia berlari meninggalkan Vero, yang tersenyum manis kepadanya.

Selang beberapa detik, Avea bertemu dengan Leona.

"Hai Kak!"

"Oh, Hallo Leona!" Avea tersenyum manis.

"Kakak mau kemana?"

"Mau ke kelas. Itu ngapain pakai jaket?" Avea memperhatikan jaket tersebut, ia seperti pernah melihatnya.

"Aku lagi waktunya Kak, trus tembus. Malu banget aku Kak."

"Gak usah malu gak apa, itu udah wajah bagi anak SMA. Yaudah balik dulu ya." Avea melambaikan tangannya.

"Daa Kak!"

"Kayak pernah tau jaket itu, mirip sih sama jaket Vero, tapi bodo deh! Kan Leona juga holkay pasti dia beli jaket-jaket mahal juga." batin Avea.

Disisi lain, Vero dan Leona sedang makan di kantin berdua. Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan penuh selidik.

"Kak, kenal sama Kak Avea nggak?"

Tiba-tiba Vero tersedak bakso yang ia makan dengan nikmat.

"Kak pelan-pelan ini minumnya." Leona memberinya sebotol air mineral.

SAVEA - [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum