Duapuluhempat🌷 🌈

Start from the beginning
                                    

"Lo, aish… Bisa gak sih mi jangan bawel gitu."

"Sorry, abis gue kaget banget. Kok kalian gak cerita ke gue sih."

"Mood gue tadi malem lagi parah banget, yakali gue chat lu yang ada nanti malah darah tinggi gue."

"Iya deh iya,"

Mia langsung terdiam untuk kedua kalinya. Tak terasa bel masuk berbunyi para murid segera memasuki kelas masing-masing untuk belajar.

"Selamat pagi anak-anak?"

"Pagi bu…"

"Pagi ini kita kedatangan guru baru yang akan mengajar kalian matematika, karena bu rina sudah pensiun."

"Yah, kok pensiun sih bu? Padahal bu rina baik banget loh pas mengajar."

Itu sahutan dari anak murid kelas sheila, tentu saja dirinya berbohong. Kalau kata anak muda jaman sekarang itu pencitraan.

Bu rina memang baik, namun sekali memberi tugas tidak kira-kira. Bisa sampai 10 bab dan harus dikumpulkan keesokan harinya, kalau tidak dikumpulkan dihukum jalan jongkok dari lantai bawah hingga lantai 3.

"Huh, rendi pencitraan tuh bu. Padahal mah seneng bu rina udah gak ngajar lagi."

"Hush, sudah-sudah. Silahkan pak daniel masuk bisa memperkenalkan diri,"

"Selamat siang anak-anak nama saya Daniel pamungkas, saya guru matematika untuk tingkat 11 maupun 12."

Suara gemuruh mulai terdengar dari dalam kelas, terlebih lagi anak-anak cewe yang langsung menjadi centil seketika.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan untuk pak daniel, namun pak daniel hanya membalas dengan tersenyum.

Bagaimana tidak, pertanyaan yang dilontarkan para murid tidak penting sekali.

"Pak, udah punya anak belum?"

"Eh, elis jangan godain pak daniel dong urusin tuh gigi lu yang dipager,"

"Apa hubungan nya sih, dasar lu anaknya miper."

"Plis deh lis, jangan sebut-sebut mamah dong."

Seketika kelas penuh dengan tawa akibat lawakan yang terjadi antara elis dan rendy. Teman sekelas sheila.

Sheila and the genk sedari tadi hanya menyimak, tanpa niat ninbrung untuk membuat keributan dikelas. Sheila hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Sudah jangan berisik, yaudah karena hari ini baru perkenalan saja dengan pak daniel. Jadi hari ini tidak ada guru untuk mtk tetapi nanti ibu akan kasih tugas,"

"Yah bu, kirain free. Masih aja dikasih tugas bu."

"Kamu kesekolah untuk belajar bukan bermalas-malasan mia,"

"Iya deh bu,"

"Yaudah nanti ibu kesini lagi, ibu mau lanjut ke kelas sebelah"

Semua murid kelas sheila serempak mengangguk, sambil menjawab 'iya'.

**

"Shel, siomay nya udah habis?"

"Yah, padahal lagi pengen banget."

"Kita beli seblak yuk, di warung yang baru,"

"Yuk"

Sheila and the genk, berjalan menuju warung baru yang beberapa hari ini lumayan ramai. Walaupun terbilang baru namun seblak buatan mak yati memang enak adanya.

"Weh, rik. Sheila tuh?"

Riko menoleh melihat sheila dengan kedua temanya berjalan kearah warung yang berada disamping mereka. Riko tersenyum melihat sheila, namun tidak dengan sheila ia hanya membalas dengan muka yang susah ditebak.

"Lah, si sheila muka nya gitu banget rik liat lo?"

"Ngga tahu."

"Lo lagi berantem sama pacar?"

"Pacar? Siapa…"

"Sheila pacar lo kan,"

Riko tersedak minuman nya, ia melihat kearah sheila. Sheila juga tengah menatap dirinya. Mungkin dirinya mendengar ocehan yang dilontarkan bily.

"Apa sih lo, gak mungkin lah sheila suka sama gue."

Tiba-tiba riko berbicara seperti itu, ada perasaan tak rela dari diri sheila. Ingin rasanya sheila berteriak saat ini juga, kalau sebenarnya dirinya juga suka terhadap riko.

"Bisa aja kan rik, eh sheila lo suka gak sama riko?"

Demi apapun, rasanya riko ingin melempar bily ke planet manapun. Ingin sekali dirinya mencaci maki mulut lemes bily saat ini, tapi niat itu diurungkan.

Riko menatap sheila.

"Gue gak suka sama riko!"

Ucapan sheila sedikit menohok hati riko, saat itu juga riko bangun dari duduknya dan meninggalkan kedua sahabatnya,

"Shel, lo apaan sih? Kesian riko. Kalau lo gak suka dia kenapa lo cemburu?"

Sheila menatap tia, sheila juga bingung seperti refleks mengatakan itu, padahal dirinya ingin berbicara namun bukan seperti itu.

"Nggak tahu ah,"

Sheila berjalan keluar kantin, mood nya kembali memburuk. Ia termenung di tempat duduknya.

Apa sheila telah melukai hati riko, apa sheila terlalu jahat mengatakan itu. Argh sheila merasa pusing memikirkan semua ini.

***

Jangan lupa voment,

Sheila bakal gue tamatin secepatnya.

Soalnya ini cerita udah lebih dr 1tahun,

Okeeee
Jangan lupa follow ig gue

@aina_1707
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

SHEILA 🌷Where stories live. Discover now