DuapuluhDua 🍁 ☁☁

61 6 0
                                    

    SEORANG Lelaki tengah mencoba mengerjapkan penglihatanya nya yang sedikit memburam akibat terus menerus terpejam. Dirinya melihat sekeliling dipenuhi dengan cat berwarna putih dan berbagai alat medis rumah sakit. Dirinya melihat pergelangan tanganya yang mendapat infusan dan lengan nya diperban.

Saat ini dirinya sudah dipindahkan ke kamar inap, hingga dekorasi dari ruangan ini nampak berbeda.

Ia melihat tak ada orang sama sekali diruangan ini, dirinya ingin bangkit untuk terduduk namun tidak bisa karena tiba-tiba saja dirinya merasakan lemas.

Kret...

Suara pintu ruanganya terbuka, menampilkan sosok seorang perempuan yang tengah tersenyum manis kearahnya. Sambil membawa nampan berisi makanan.

“Loh dena, lo disini?” Tanya lelaki itu.

“Iya, gue dari tadi disini. Mamah lo lagi keluar buat ngurusin administrasi.”

Riko hanya ber 'oh' ria saja, ia pun duduk dibantu dengan dena sahabatnya. Dena menaruh bantal dibelakang punggung riko sebagai penyanggah.

Setelah selesai dena menyuapi riko untuk makan, tak ada penolakan dari riko. Dena pun tersenyum.

“Eh na, ambilin handphone gue dong dijaket.”

Dena pun mengangguk dan segera meraih handphone riko yang berada dijaket. Riko segera menyalakan handphone nya ternyata tidak ada notif pesan yang masuk. Ia mencari-cari mengapa sheila tak mengabari nya.

Sheila juga tidak menjenguknya. Riko dengan kecepatan tangan mengirim pesan kepada sheila. Namun sheila tak membalas pesan tersebut. Riko bingung, apa yang terjadi dengan sheila. Akhirnya dirinya meletakan handphone nya begitu saja.

“Muka lo kenapa deh? Ditekuk gitu.” Tanya dena, riko menoleh dan hanya membalas dengan gelengan kepala.

“Kalau ada masalah cerita sama gue rik.”

“Iya.” Riko pun mencoba untuk terpejam, dena yang melihat hal itu pun menghela napas kasar. Akhirnya dirinya ikut tertidur juga disamping riko dengan posisi duduk.

Setelah beberapa jam riko tertidur, tiba-tiba saja dirinya terbangun karena mimpi yang sangat aneh menjumpainya. orang yang pernah riko ajak ribut, tiba-tiba datang kepadanya untuk menjaga sheila. Entah apa maksud dari mimpi tersebut, riko merasa bingung.

Dilihat disamping tempat tidurnya ia mendapati dena tengah tertidur dengan pulas, riko memberikan selimut kepada tubuh dena yang mungkin sedang kedinginan.

Riko menatap kearah luar jendela, mungkin ini masih tengah malam. Riko masih saja terus berpikir maksud dari mimpinya tadi. Dengan paksa riko memejamkan matanya untuk membuat tubuhnya supaya lebih baik esok hari.

Silau dari matahari mengganggu riko yang tengah tertidur, dirinya membuka mata perlahan tidak ada orang namun ia melihat kesamping tertera semangkuk bubur dan ada note dibawahnya.

Makan ya. Jangan lupa diminum obat nya juga:)
Sorry, gue harus sekolah nanti gue kesitu lagi oke.

Denna aulia.

Riko lantas tersenyum, dengan pelan-pelan dirinya memakan sedikit-sedikit bubur yang telah denna buatkan. Setelah habis, dirinya meminum obat.

Kembali memikirkan gadisnya yang masih tak memberi balasan apapun perihal pesan kemarin malam ia kirimkan. Hingga ia mengambil handphone untuk sekedar menyapa nya. Tetap sama ia tak membalas.

Riko hanya memaklumi saja mungkin sheila tengah sibuk, karena sebentar lagi mereka akan ujian.

***

SHEILA 🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang