Sembilanbelas 🍁 Cemburu.

54 5 0
                                    

MALAM hari riko berjalan-jalan sambil membawa motor kesayangan nya sih 'jago' ia sesekali mengecek rambutnya yang berterbangan sesuka hati. Ia tak mau terlihat jelek didepan anak-anak cewe. Ibarat kata riko tengah tebar pesona kepada para cewek-cewek.

Riko memparkirkan kendaraan nya didepan Minimarket, untuk membeli snack dan minuman dingin. Ia hampir terkejut saat dirinya menabrak seorang perempuan berambut pendek. Perempuan itu mendongakan pandanganya menatap riko.

Yang ditatap hanya senyum-senyum tidak jelas.

“Mas kalau jalan pakai mata dong.”

Perempuan itu melototi riko yang sedari tadi terus-terusan saja tersenyum kearahnya. Perempuan itu merasa mual seketika.

“Mba dimana-mana mah, jalan pakai kaki. Masa pakai mata nanti matanya berdebu mba?” canda riko kepada perempuan itu, namun perempuan itu malah berdecih dan memasuki minimarket itu. Riko menaikan bahunya bertanda tak perduli.

“Cewek memang selalu benar deh! Hidup cewek!” Teriak riko, untung saja didepan minimarket keadaan tengah sepi. Coba kalau ramai pasti riko tengah disangka orang gila ganteng. Ups.

Setelah riko memasuki minimarket tersebut. Ia mencari-cari snack yang akan dibelinya saat melihat snack yang akan dibelinya sisa satu akhirnya riko terburu-buru mengambilnya namun ada tangan lain yang juga mengambil snack tersebut. Firasat riko merasa tak enak. Ia menengok dan benar saja.

“Eh, Mba gue duluan yang ngambil lo beli yang lain sana.” Usir riko kepada perempuan itu, bukanya mengalah perempuan itu malah menarik-narik snack yang berada ditangan riko. Riko merasa kesal.

“Sama cewek ngalah kenapa!”

“Enggak apaan! Orang gue duluan yang ambil,”

Mereka terus saja merebutkan snack tersebut, hingga suara aneh menghentikan mereka seketika.

Sreet!

Mereka bengong ditempat sambil melihat snack yang terbuka dan mulai mengeluarkan semua isinya. Riko menatap tajam perempuan itu, begitupun sebaliknya perempuan itu pun memberikan tatapan yang mematikan.

“Nah jatoh kan, udah bayar sana! Lo yang sobekin.”

“APAAN LO! UDAH TAU LO YANG SOBEK, COBA AJA TADI LO KASIH KE GUE!” Teriak riko tak terima dengan tuduhan perempuan itu.

Hingga datang sang penjaga minimarket tersebut dan menyuruh riko dan juga perempuan itu untuk bayar. Setelah selesai mereka langsung ditendang dari minimarket tersebut.

Riko sudah merasa sangat kesal, dirinya hanya membeli minuman dingin saja yang bermerk 'ulat didaun' ia menyalahkan motornya. Saat ingin meninggalkan parkiran itu, tiba-tiba saja ia mendengar orang meminta tolong.

Riko mencari sumber suara tersebut, Ia melihat ada dua preman yang tengah menodongkan pisau kearah perempuan. Tunggu perempuan itu lagi, riko ingin tidak peduli. Namun karena riko baik hati dengan nekat tempe nya ia mendatangi mereka.

“Lepasin tas dia.”

Kedua preman itu menengok kearah riko, mereka berdecih. Dan langsung melawan riko. Riko yang belum menyiapkan ancang-ancang langsung terkena pukulan disudut bibirnya.

“Segitu doang kemampuan lo bocah.” Ledek salah satu preman itu, riko yang merasa tak senang diremehkan seperti itu langsung menendang perutnya dan menonjok pipi hingga terdengar ringisan dari mereka.

Jangan salah riko juara Taekwondo nomer 1, Sekarang saja sabuknya sudah hitam. Namun sekarang ia malas untuk latihan karena menguras tenaga. Setelah menghabisi semuanya preman itu lari terbirit-birit.
Riko memegangi sudut bibirnya yang berdarah.

SHEILA 🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang