Chapter 17

95K 4.6K 125
                                    

Yang mau ikut Refanza Families dm aja yak! Aku tunggu kalian join ~~

"Aku menunggumu sudah sangat lama, hingga aku berfikir tanpamu aku baik-baik saja. Namun nyatanya aku masih sama, aku masih terus memikirkanmu"

-Refangga-

Azzahra Pov.

Dua minggu sudah berlalu dengan begitu cepat, rutinitasku di tempat kerja tergolong singkat akhir-akhir ini karena Pak Refan selalu menyuruhku untuk pulang lebih awal.

"Azz nanti ada Mama kesini! Katanya mau ketemu calon menantunya" Aku yang saat itu sedang memberikan flashdisk berisi proposal pun terhenti.

"Mama Arum nanti kesini?" Tanyaku mengulang.

"Iya. Gak tau mau ngapain"

Pintu berkaca hitam itu terbuka dan nampaklah seorang wanita paruh baya dengan tatanan elegan memasuki ruangan. Ya, itu calon mama mertua.

"Halo sayangkuu~" Sapa Mama Arum sembari mengangkat kedua tangannya, memberiku pelukan dan juga cipika-cipiki.

"Lain kali ucapkan salam lebih dulu ma!" Ujarku setelah melepaskan pelukan. Bukannya aku menasehati, tetapi aku mengingatkannya. Toh ini kebaikan kecil juga kan?

"Eh iya, maaf ya sayang. Terlalu semangat" Mama Arum meringis.

"Yang disambut menantunya aja ma? Anaknya enggak?" Nampak si Boss jealous dengan mamanya.

"Enggak usah. Lagian mama bosen sama kamu" Aku tertawa mendengar ucapan Mama dan melihat wajah merengut dari Pak Refan.

"Oh iya sayang, kok kamu masih kerja?" Tanya Mama padaku.

"Iya ma, kan nikahnya masih dua minggu lagi!" Ujarku. Mama bedecak.

"Nanti kamu capek sebelum hari H nya, nanti kalau kamu sudah menikah kamu dirumah aja ya!" Aku menatap mama mertuaku. Setelah menikah dirumah saja? Aku bahkan belum memikirkan itu sekarang.

"Kok ngelamun sih sayang? Oh iya, mama mau ngajak kamu pergi fitting baju. Kamu lagi senggangkan?" Pertanyaan dari Mama Arum membuatku menoleh ke arah Pak Refan.

"Pergi aja" Ucap Si Boss mengerti tatapanku.

"Iya ma"

"Mama bawa calon istrimu ya Faan" Kata terakhir mama membuat Pak Refan terkekeh pelan sebelum akhirnya pintu itu tertutup.

***

Aku dan Mama Arum sudah sampai di butik milik umiku. Tadinya kukira kita akan pergi ke butik terkenal dengan perancang busana yang wah, tetapi benar bahwa ekspetasi tak seindah realita, bukannya aku matre ya! Tetapi wanita mana sih yang menolak untuk diajak ke butik mahal.

Aku berjalan-jalan sesampainya di dalam butik, sambil melihat-lihat model baju yang kebanyakan berhijab, umi datang membawa gaun cantik.

"Nak, cobain deh gaun ini. Ini rancangannya Mba Yesi loh!" Ucap umiku dengan menyodorkan gaun putih bersih padaku.

"Sana cobain di ruang ganti, kalau cocok nanti pakai itu ya!" Aku hanya mengangguk sambil pergi menuju ruang ganti.

Setelah agak kesusahan memakainya, akhirnya aku keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju Umi dan Mama Arum yang sedang berbincang.

"Mi, udah aku pakai nih" Ucapku sambil menampilkan gaun tadi. Kedua wanita itu melihatku dengan tatapan sumringah.

"Geulis pisan neng, ini menantuku bukan sih?" Ucapan Mama Arum dengan penuh senyuman membuatku tersipu.

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang