Chapter 15

101K 4.9K 84
                                    

Bismillah semoga apa yang saya tulis bermanfaat untuk pembaca saya. Aamiin


"Bapak kalau niat hijrah jangan karena saya dong! Hijrah itu karena Allah. Cinta pada Allah itu abadi, sedangkan saya cuma manusia biasa yang kelak akan pergi"

Author Pov.

Setelah kejadian dimana Azzahra memintanya berhenti, justru Refan semakin gencar mendekatinya. Terdengar geli, namun memang itu yang terjadi.

"Azzahra, nanti saya tunggu di ruangan setelah sholat dzuhur!" Ucapnya begitu saja di depan pintu ruangannya dan berlalu pergi begitu saja.

Zahra melongo sebentar mendengar perintah Bossnya dan mencermati kata-katanya.

"Itu tandanya tak ada makan siang?" Batin Zahra melemas.

Ia lalu berlalu menuju masjid di tengah kantor megah perusahaan. Disana ia dapat berbaur dan banyak aktivitas karena ia sudah mengenal beberapa pegawai dari berbagai macam divisi, semua membuka tangannya dan menganggapnya sebagai teman. Ini semua karena Putri yang mengenalkannya, gadis itu memang baik.

Zahra memasuki ruang wudhu perempuan dan kemudian ia berwudhu. Selepas itu, ia memasuki masjid yang sudah ramai serta sang imam tengah membaca Surat Alfatihah. Dengan buru-buru ia mengenakan mukenahnya dan sholat dengan khidmat.

"Eh Ra, nanti makan siang di kantin kan?" Tanya seorang cewek dengan tampilan tomboy setelah ibadahnya selesai. Rambutnya dikuncir kuda dan gayanya mirip laki-laki. Nafis Munawaroh namanya-- ia satu divisi dengan Si Putri.

"Kayaknya enggak deh Fis" Ujar Zahra dengan bibir manyun. 3 perempuan yang sudah ia anggap bestienya dengan kompak bertanya mengapa.

"Gak tau. Disuruh Pak Refan habis sholat langsung ke ruangannya"  Ucap Zahra jujur dan nampak lemas.

"Weeh. Jadi kamu gak makan siang? Ini pelanggaran namanya" Ujar Azizah, cewek imut berhijab dari divisi marketing-- salahsatu teman Putri berkata dengan sedikit kekesalan.

"Iya tuh, makan siang dulu lah Ra!" Bujuk Nafis mewakili Azzahra.

"Gimana ya, maunya juga ngulur waktu untuk makan siang. Tapi Si Boss kan orangnya harus selalu on time" Jawab Zahra dengan senyuman yang luntur.

"Afwan ya. Aku langsung cabut nih" Ucap Zahra merasa tak enak. Pasalnya, mereka baru akrab satu minggu belakangan ini, awalnya mereka sungkan karena jabatannya sebagai Sekretraris, tetapi Azzahra meyakinkan mereka jika jabatan bukan hal penting untuk berteman.

"Santai aja mbak, gak papa kok" Ucap Putri pada Azzahra.

"Yaudah gih kesana, ditungguin Pak Boss nanti!" Ucap Azizah Fatmala. Zahra mengangguk, kemudian beringsut pergi menuju ruangannya.

Dengan langkah cepat ia membuka pintu ruangan bertuliskan CEO ROOM itu dan masuk kedalamnya.

"Assalamualaikum pak. Selamat siang" Ucap Zahra kepada Bossnya yang tengah duduk santai di kursinya. Walaupun mereka bisa dibilang calon pasangan, tetapi mereka sepakat untuk tetap formal di jam kerja. 

"Waalaikumsalam. Siang juga" Jawab Refan singkat. Seperti biasa.

"Ada apa ya pak?" Tanya Zahra to the point.

"Kamu belum makan siang kan?" Tanya Refan kepada perempuan di depannya.

"Belom lah pak, kan tadi disuruh langsung kesini" Batin Zahra menggerutu.

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang