Chapter 4

116K 6.2K 102
                                    

"Percaya gak percaya sih, hal yang kebetulan itu bisa merubah takdirmu"

Azzahra Pov.


Aku beristighfar dalam hati berkali-kali, aku terkejut karena ternyata atasanku adalah orang yang kemarin aku temui. Orang yang kemarin aku tertawakan. Jika bisa mengulangi waktu, aku memilih langsung pergi.

"Bengong di hari pertama kerja itu tak baik nona" Ucapnya. Nona?! Dikira aku ini Nona Belanda apa?

"Maaf pak" ucapku.

Tentang perusahaan, aku sekarang bekerja di perusahaan yang bergerak di ekspor/ import yang sudah diakui dunia. Import dan ekspor barang ataupun data kedalam atau keluar negeri. Aku senang dan bangga dalam hati karena aku orang yang beruntung dari sekian banyak orang-orang diluar sana.

"Baik, saya tak akan menyangkut pautkan kejadian kemarin di jam kerja. Sekarang perkenalkan dirimu" Ucap CEO muda itu padaku. Dengan mantap aku memperkenalkan diri.

"Nama saya Azzahra Salsabila umur 22 tahun, lulus kuliah bulan Maret jurusan Managemen di Universitas Indonesia" Jelasku penuh penekanan.

"22 tahun? Beda 3 tahun dengan saya, tapi saya sudah meraih gelar magister di usia saya" Sombong sekali kau pak, by the way umurnya terpaut 3 tahun diatasku. Jadi usianya 25 tahun? Wow, muda sekali untuk jabatan ini.

"Alhamdulillah pak kalau begitu" ucapku menanggapi.

"Alhamdulillah apa?" Tanyanya membuatku menarik napas.

"Bapak harusnya bersyukur bukan malah menyombongkannya!" Nasihatku. Muka tak enak terpampang di wajah atasanku ini. Aku jadi teringat materi saat kuliah tentang etika dengan atasan. Salahsatunya adalah 'tidak menggurui atasan',  kurasa sekarang aku melebihi batasan meski aku hanya mengingatkan kebaikan.

"Saya bisa mulai bekerja kan pak?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Kamu mau segera bekerja?" Tanya CEO yang belum aku tahu namanya. Aku mengangguk polos.

"Kamu memang tak sabaran ya! Yaudah tugas pertama kamu, buatkan saya kopi dibawah" Aku melongo.

"Buat kopi pak?" Tanyaku ragu.

"Mini bar ada di lantai 3. Buatkan saya Arabbican Coffie dengan gula satu sendok, airnya harus hangat tidak boleh terlalu panas atau dingin. 5 menit harus sudah ada kopi di meja ini" titahnya panjang lebar. Aku mengangguk pasrah, aku menghormatinya karena dia atasan ku.

Aku beringsut mundur lalu keluar ruangan sambil menghentakkan kaki kesal. Bisa-bisanya ia menyuruhku membuat kopi, tak adakah OB disini. Atau dia memang ingin mengerjaiku? Haish.

Aku turun dari lantai 8 menuju lantai 3. Disini ramai dan penuh dengan karyawan yang hilir mudik dengan kertas-kertasnya. Aku melihat salahsatu tulisan yang tertulis 'Divisi Marketing' pantas saja.

Aku melangkahkan kakiku menuju tempat di pojok ruangan yang terlihat sepi, hanya beberapa karyawan saja yang menyeduh teh ataupun kopi.

Aku mengambil bubuk kopi acak bertuliskan Nano Coffie dan menyeduhnya.

"Mbak pegawai baru ya?" Aku menoleh dan melihat wanita seusiaku bicara padaku.

"Iya mbak" ucapku sambil tersenyum.

"Pantas saja asing mbak, dari divisi mana?" Tanyanya sambil menyeruput teh.

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang