Bab 18 - Penyelesaian

879 104 11
                                    

Saat Seth sedang putus asa tadi pagi setelah mendengar ultimatum dari Sawyer untuk tidak muncul lagi di hadapannya dan Rae, untung saja Walden, Perry, dan Deion memanjat dan mengetuk jendela kamarnya. Mereka sudah berpakaian rapi untuk menghadiri undangan dari Rae dan memaksa Seth mati-matian untuk datang bersama mereka.

"Tapi Sawyer bilang—"

"Sudahlah! Kapan sih kau pernah patuh apa kata Sawyer?" tanya Perry sambil mengambil kemeja dan jas dari lemari Seth lalu melemparkannya ke wajah laki-laki itu. "Tahun lalu Sawyer bilang jangan biarin Rae minum alkohol di pesta penyambutan mahasiswa baru kan? Kau ingat apa yang terjadi akhirnya?"

Bagaimana Seth bisa lupa malam itu? Rae mabuk dan menghajar habis-habisan Dereck Finnegan, senior dan ketua asrama Alpha Gamma, yang mencoba menciumnya sampai hidung laki-laki itu berdarah tanpa henti. Seth sebenarnya ingin mewanti-wanti Dereck kalau Rae pernah belajar berbagai bela diri dari karate hingga Krav Maga, tapi entah kenapa ia mengurungkan niatnya. Diam-diam Seth juga ingin memberi pelajaran pada laki-laki congkak itu karena sudah meniduri Dannisa, pacarnya saat itu.

"Mungkin waktu itu Sawyer nggak tahu—"

"Nggak mungkin." Perry dan Walden mengibaskan tangan mereka bersamaan. "Rae nggak bangun-bangun sampai jam 2 siang, kau pikir Sawyer bisa nggak curiga? Naif sekali. Sawyer tahu, tapi ia membiarkannya. Dia sangat percaya padamu, kau tahu?"

Tahu. Seth ingin mengatakan hal itu pada Walden karena hari ini ia baru saja menghancurkan kepercayaan Sawyer yang selama ini ternyata ia miliki.

"Sawyer beruntung sekali. Dijodohkan dan menikah dengan gadis yang ia sukai." Walden duduk di atas tempat tidur Seth sambil terus menerus mengecek lini masa untuk mengetahui kabar terbaru dari acara itu.

"Dengar-dengar pria itu membeli sebuah helikopter untuk mas kawinnya," Perry menambahkan.

"HAH?!" mata Seth membelalak. Kalau Sawyer saja memberikan sebuah helikopter untuk istrinya, ia tak habis pikir apa yang pria itu harapkan darinya kalau nanti ia benar-benar menikahi Rae. Pesawat ulang-alik?

Tapi tak ada waktu untuk mengkhawatirkan hal itu. Yang penting sekarang adalah bagaimana bisa keluar dari acara itu dengan hidup-hidup. Lebih syukur lagi kalau bisa membawa Rae bersamanya.

Tidak.

Mereka harus berhasil membawa Rae kabur dengan sukses. Ia memacu kecepatan mobilnya gila-gilaan dan hampir menyetor nyawa mereka bertiga ke neraka bukanlah untuk hal yang sia-sia. Tekadnya itulah yang membawanya saat ini berhadapan dengan kakaknya dan Sawyer.

"Sawyer, aku tahu aku sudah mengecewakanmu—"

"Diam dan ikut aku. Acara akan segera mulai." Sawyer tidak menegaskan apakah ia memaafkan Seth atau tidak, yang jelas pria itu sekarang menuntun mereka semua masuk ke sebuah lorong tersembunyi di belakang tangga utama. Seth mengira Sawyer sudah mengetahui jalan rahasia yang luput dari penjagaan, tapi ternyata ia salah. Tak ada yang celah sekecil apapun yang tanpa penjagaan di tempat itu.

"Mereka bersamaku," ujar Sawyer pada seorang penjaga dengan kepala botak. Awalnya pria itu mengangguk dan hendak membiarkan mereka masuk, tapi kemudian baik pria itu maupun Seth menyadari sesuatu.

Seth pernah menghajar wajahnya hingga bengkak saat mereka menyerang kampusnya beberapa bulan yang lalu.

Segera saja pria itu mengambil alat komunikasinya dan memberi peringatan pada rekan-rekannya. Sebelum pria itu sempat bicara banyak, Sawyer langsung merampas alat itu dan menghajarnya sampai pingsan. "Ayo cepat! Mereka sudah bergerak!" Sawyer mengajak mereka berlari menyusuri lorong, namun langkah mereka langsung berhenti saat mereka sampai di bibir tangga. Ada sekitar tujuh orang penjaga yang sudah menyambut mereka dengan senang hati.

En Garde!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang