Bab 2 - Raelyn Harrison dan Westcoustine Tea Party

1.6K 140 8
                                    

Rae tahu dia punya banyak musuh.

Banyak yang diam-diam ingin membunuhnya hanya karena ia sangat dekat dengan Seth. Rae tahu dari cara cewek-cewek itu memandangnya tiap kali ia berjalan bersama Seth dan yang lainnya di lorong, duduk satu meja di kantin, berangkat kuliah dengan satu mobil, atau saat Seth rela berkelahi hanya untuk membela Rae. Untung mereka tidak tahu kalau Rae sering ketiduran di kamar Seth siang harinya saat ia main ke sana. Kalau mereka tahu, Rae pasti sudah benar-benar mati.

Seharusnya mereka tidak usah cemburu, karena Seth tak pernah sekalipun melihatnya sebagai seorang cewek. Rae sudah seperti adik laki-laki bagi Seth. Dan Seth tidak akan pernah menyentuh, mencium, atau melakukan hal-hal romantis lain pada 'adik laki-lakinya'. Yang Seth lakukan setiap hari adalah mengejeknya, mengacak-acak rambutnya, dan memukul kepalanya dengan majalah. Hal paling lembut yang pernah Seth lakukan hanyalah menarik pipi Rae, itu juga karena pipinya terlihat lucu—bengkak setelah tak sengaja dihantam pintu.

Tapi hanya sedikit orang yang tahu di kampus itu bahwa hubungan Rae dan Seth tidak berawal dengan baik-baik saja.

Oh, Rae sudah mengenal Seth sebelum Seth mengenal Rae. Nama Seth sudah tersohor di Westcoustine Club—sebuah klub basa-basi yang berisi keluarga-keluarga terkaya di negara itu. Seth terkenal tampan, pintar, jago anggar, sehingga semua para ibu di klub itu bermimpi menjadikannya menantu mereka di kemudian hari—kecuali ibu Rae, karena ibu Rae sudah bermusuhan dengan ibu Seth dari SMA. Sepertinya kebencian ibunya menular pada Rae karena dari pertama bertemu, Rae sangat ingin menonjok wajah tampan Seth saking muaknya dengan kesombongan remaja tanggung itu.

Satu hari, 5 tahun yang lalu di Westcoustine Tea Party, Rae berniat memberinya pelajaran.

"Kau terlihat lebih kecil dari yang terakhir kuingat, Billy. Sudah siap?" si laki-laki mempersiapkan Rae untuk pertandingan eksibisinya melawan Seth. Tentu saja Billy yang asli sudah Rae amankan—di ruang penyimpanan wine dengan tangan terikat dan bibir tersumbat.

Dari balik pelindung wajahnya, Rae melemparkan tatapan jijik pada tingkah Seth yang balas memandangnya remeh. Rasa jijik itu membuat Rae tak segan-segan mempecundangi laki-laki itu. Sampai foil itu terlepas dari tangan Seth, barulah Rae merasa cukup puas. Tanpa melepas pelindung wajahnya, Rae berbalik pergi. Ya, dia tak sudi menghargai laki-laki itu sedikitpun.

"Hey! Kau Billy kan? Tunggu!"

Rae mendengus tertawa saat mendengar Seth hampir frustasi mencoba memanggilnya tapi yang Rae lakukan hanya terus melangkah menghilang di sudut ruangan itu.

Yang Rae tak tahu adalah tindakannya itu telah menempatkannya di bawah radar Seth, bahkan setelah setahun berlalu semenjak kejadian itu. Kesialan Rae semakin bertambah saat ia masuk SMA dan mendapati cowok itu berdiri di hadapannya dan semua murid baru sebagai senior mereka.

Penyesalan Rae yang terbesar adalah mengiyakan perintah guru olah raganya sebagai pasangan siswa ketiga yang mencoba mempraktekkan dasar-dasar anggar yang baru saja diajarkan pada mereka. Dia bisa saja pura-pura sakit haid atau apapun, dan dia menyesal tidak melakukannya. Pertarungan berakhir dengan Lenny—yang tentu saja baru pertama kali memegang foil—yang gemetar ketakutan setelah terkena serangan refleks dari Rae.

Refleks. Benar-benar refleks.

"Lenny, maafkan aku. Aku nggak bermaksud melukaimu," Rae meminta maaf yang kesekian kalinya setelah pelajaran usai.

Senyuman Lenny yang membuat wajah oriental gadis itu persis seperti karakter kartun 'Puca' benar-benar membuat Rae lega. Rae sudah takut cewek itu memanggil pengacaranya untuk menggugat Rae secara hukum, walaupun Rae tak yakin cewek itu punya pengacara keluarga. Atau mungkin mengundangnya ke restoran chinese food milik keluarganya dan meracuni Rae di sana.

En Garde!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang