Bab 6 - Nolan Bradford

937 102 1
                                    

Rae dan Seth duduk berhadapan di ruang keluarga rumah keluarga Bradford. Rumah itu sudah seperti rumahnya. Rae biasa keluar masuk sesukanya, bahkan masuk ke kamar Seth hanya untuk menyiram kepalanya kalau ia tak kunjung bangun untuk latihan pagi. Tadinya ada Perry dan Walden juga, tapi seperti biasa, Rae menjadi orang terakhir yang pulang dari rumah Seth. Entah kenapa selalu ada kerjaan tambahan yang Seth berikan untuk Rae dan sering kali hal itu membuat Rae kesal.

"Jadi kau perlu apa saja untuk kebutuhan klub anggar tahun ini?" tanya Rae sembari menarik selimut di kakinya hingga menutupi tubuhnya. Hujan dari pagi tadi membuat udara malam itu menjadi sangat dingin. Kalau saja tidak harus menyusun anggaran klub, Rae sebenarnya memilih untuk tidur-tiduran di kamarnya sambil menonton film-film Netflix dengan biskuit dan cokelat panas.

"Hmmm..." Seth berpikir sampai bibirnya mengerucut. "Aku mau tambahan bandwidth internet di ruang klub, speaker, kartu grafis, kulkas, mesin popcorn—"

"Printer, peralatan anggar baru, dan biaya pelatih professional kalau begitu," Rae menyerah dan langsung memutuskan sendiri apa saja kebutuhan klub mereka untuk tahun ini. Memang hanya Walden yang bisa ia ajak bicara serius soal hal-hal seperti ini. Percuma diskusi dengan Seth. Walaupun dia ketuanya, tapi Seth lebih tertarik mengubah ruang sekretariat klub jadi arena game online.

"Seth!"

Muka Seth langsung pucat mendengar suara perempuan yang dikenalnya menggema di ruangan itu. Benar saja, saat mereka menoleh, Melanie sudah ada di sana dengan tank top hitam dan rok pendek ketat motif macan. Rae langsung kembali menatap laptopnya karena ia tahu ia tak bisa menahan tawanya lebih lama lagi kalau terus melihat cewek itu.

"Oh hai, Rae," sapa Melanie dengan senyuman palsunya.

Rae adalah satu-satunya cewek yang tidak akan membuat Melanie cemburu apabila ada di dekat Seth. Mungkin karena Melanie melihat Rae sebagai cowok atau bisa jadi karena Rae terlalu buruk rupa untuk dijadikan saingan. Melanie memang 'artis' di kampus mereka. Tubuhnya seksi, gaya berpakaiannya selalu mengikuti tren, suaranya serak tapi merdu, dan wajahnya selalu full make-up. Sangat berbeda dengan Rae yang senang memakai dress ringan dan longgar, sepatu lari, make-up tipis seadanya, dengan rambut yang sering digulung-gulung sembarangan.

"Aku urus yang ini dulu," bisik Seth dengan nada sebal pada Rae. Rae tak merespon. Paling-paling mereka akan berakhir di atas ranjang seperti biasanya.

Pintu ruang keluarga ditutup dan Rae langsung meluruskan kakinya sambil melakukan sedikit gerakan peregangan pada tangan dan lehernya. Enam jam mengetik cepat ternyata melelahkan juga. Ia melihat ke sekelilingnya untuk mencari bahan bacaan selagi Seth tidak ada di sana dan menemukan sebuah majalah The Bachelor dengan wajah tampan Nolan menghiasi sampulnya.

Wajah Nolan sebelumnya selalu ada di majalah itu, walaupun hanya sepetak kecil artikel, tapi kemudian sempat tidak muncul lagi di majalah tersebut sejak pertunangannya. Kini The Bachelor sepertinya sangat senang figur kesayangan mereka kembali lagi setelah pembatalan pertunangan sepihaknya yang membuat gempar seluruh dunia. Belum ada orang yang berani membatalkan pertunangan antara keluarga konglomerat seperti itu, tapi Nolan berhasil membuat nilai sahamnya justru meroket setelah pembatalan pertunangan itu. Hanya 'seorang Nolan Bradford' yang mampu melakukannya.

"Aku lapar. Pesan sesuatu dong," ucap Rae sambil membalik-balik majalah itu saat terdengar suara pintu terbuka.

"Mau makan malam apa?"

Rae langsung tersentak sadar kalau bukan Seth yang menyahut. Ia sampai menjatuhkan majalah di tangannya saat melihat sosok di sampul majalah tadi berdiri bersandar di ambang pintu. "Kenapa, Rae?" tanya Nolan tersenyum geli melihat ekspresi terkejut Rae. Perlu waktu yang cukup lama untuk Rae meyakinkan dirinya kalau dia tak sedang bermimpi.

En Garde!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang