Ch. 1

26.7K 1.5K 270
                                    

"Daddy." Haowen merengek dengan lengan yang tak henti-hentinya memeluk leher Sehun. Membuat yang tua mengerjapkan matanya saat merasa udara panas pada lehernya dan lembab-lembab dari air.

"Haowen." Panggil Sehun. Melepas pelukannya dan menatap putra kecilnya yang penuh peluh. Sehun yakin bahwa pendingin ruangan ia nyalakan sepanjang malam. "Ada apa hmm?" Sehun bertanya dan membawa Haowen masuk dalam gendongannya. Mengecek suhu tubuh putra kecilnya dan yang ia dapati adalah rasa panas menyengat pada telapak tangannya.

"Daddy panas." Adu Haowen.

"Ok ok, daddy tau. Kita kerumah sakit sekarang." Ujar Sehun. Meraih kunci mobil serta menjangkau jaket Haowen yang tergeletak di lantai kamar.

Ceklek.

"Dad, ada apa dengan Haowen?" Putra Sehun yang lain bertanya dengan rambut acak-acakan. Jelas sekali bahwa ia baru bangun tidur.

"Demam. Katakan pada hyungmu daddy kerumah sakit. Kalian bisa berangkat sendiri-sendiri hari ini? Atau kalian bisa membawa mobil." Ujar Sehun. Mengusak surai madu anak nomor duanya dan berlalu menuju tangga.

"Dad." Panggilan dengan suara bariton yang tak jauh beda dengan milik Sehun membuat gerakannya terhenti untuk menoleh ke belakang.

"Jesper, kau bisa berangkat sendiri?" Tanya Sehun menatap mata elang anak pertamanya.

Jesper mengeryit heran menatap Haowen dalam gendongan ayahnya. "Aku bisa. Ada apa dengan Haowen?" Tanya Jesper.

"Demam. Bisa antar Jinyoung kesekolah?" Tanya Sehun.

"Tentu. Aku akan menyusul kerumah sakit nanti." Jesper mengangkat tangannya dan mengusak sayang kepala Haowen.

**

Sehun duduk diam memandangi Haowen yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Semenjak tiga tahun lalu, saat kematian Suzy. Sehun sudah tidak mau lagi datang kerumah sakit. Bilang saja ia trauma. Kenapa? Kematian Suzy dan kematian mamanya berada Di Rumah sakit yang sama. Ditambah Haowen yang saat ini terbaring disana.

Ceklek.

"Dad?"

"Kau tidak kuliah Jesper?" Tanya Sehun saat melihat anaknya masuk kedalam kamar Haowen dengan beberapa kantong.

"Tidak dad, dosenku tidak datang hari ini." Jesper memberikan kantong yang ia bawa pada Sehun. "Ini untuk pakaian dan ini untuk makananmu dad."

"Terima kasih son."

"Okey dad."

Hening menguasai ruangan untuk beberapa saat. Tidak, mereka tidak canggung. Hanya terlalu terbuai dengan pikiran mereka masing-masing.

"Dad, kapan kita akan mengunjungi mom?" Tanya Jesper menatap mata Sehun.

"Segera setelah Haowen sembuh." Sehun menjawab. Jujur ia juga merindukan Suzy, hanya saja ia juga masih terlalu khawatir bahwa ia akan menangis saat tiba disana nanti. Kenapa? Tentu saja karena hatinya masih tidak terima.

"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Sehun. Memutar tubuh menghadap Jesper yang sedang duduk di sofa tak jauh dari ranjang Haowen.

"Datar seperti biasa dad. Tak ada yang spesial." Ujar Jesper. Tentu saja datar, ia tak tertarik pada wanita sedikit pun. Bukan berarti dia gay, dia hanya tidak tertarik dengan tipe wanita di kampusnya. Murahan!

My Teacher My Husband : Perfect DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang