Elfarga | Thirty Five

23.1K 1.3K 215
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Mencoba menjalani harinya seperti biasa, mengabaikan orang-orang sekitarnya yang makin menjadi-jadi saja menatap sinis, menggunjing, menggosipkan hal tidak-tidak tentang dirinya---Felli membuang napas berat. Rini dan Nisa sudah tahu mengenai kabar kalau Felli sedang menjadi topik hangat dikalangan siswa siswi SMA Pancasila. Beberapa kali telinganya mendengar langsung kata-kata pedas keluar dari mulut mereka.

Rini tadi sempat terlibat percekcokan lagi kala mencoba membela Felli. Namun, cepat-cepat Felli melerai sebelum semuanya semakin parah.

Felli membuang napas panjang ketika bel istirahat berbunyi nyaring, menandakan bahwa ia harus berhenti menulis dan mengisi perutnya yang keroncongan. Ia sedang badmood gara-gara dinyinyiri hampir seluruh siswi SMA Pancasila.

Alasannya sudah jelas, yaitu karena Farga, kakak kelas dingin, populer, tampan dan punya segalanya. Entah siapa lagi yang menjadi pelaku penyebar gosip itu.

"Fel, mau ke kantin?" Tanya Rini ragu. Mengingat banyak sekali orang yang mungkin sekarang membenci Felli, Rini tidak ingin memaksa temannya itu keluar dari kelas.

Felli mengangguk, kemudian menggeleng. "Gue nitip aja deh," ucapnya. Ia mengeluarkan selembar uang lalu menyerahkannya pada Rini. "Nitip air minum sama nasi goreng, ya?" Lanjutnya kemudian, ketika Rini menerima uangnya.

"Oke deh. Tungguin, ya?"

"Oke."

Nisa yang baru selesai mengambil uangnya dari dalam dompet kini beralih menatap Felli dengan tatapan iba. Pasti berat rasanya ketika dijadikan bahan gunjingan satu sekolah.

"Fel, lo nggak papa 'kan?" Tanya Nisa dengan nada tak enak.

Felli tersenyum, senyuman yang dapat meyakinkan kedua temannya bahwa ia baik-baik saja. Felli mengangguk pelan.

"Nggak papa ih. Sana ke kantin," kata Felli.

"Ayo, Nis, keburu masuk nanti."

Dua cewek itu akhirnya beranjak pergi, meninggalkan Felli yang kini sendirian di tempat duduknya. Ia menopang dagunya, melihat keluar jendela, dimana ia hanya bisa melihat taman belakang sekolah yang ditumbuhi beberapa pohon sedang dan bunga-bunga. Tidak ada siapapun disana, karena taman itu tidak boleh didatangi untuk menjaga kelestariannya. Bisa rusak kalau para siswa dibiarkan kesana. Jadi, hanya siswa beruntung, yang memiliki kelas di bagian taman itu, sehingga bisa melihatnya.

"Felli!"

Gadis itu menoleh ke kanannya, dimana teman sekelasnya, Tri, sedang berdiri di samping mejanya sambil menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

ELFARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang